HUJAN

14 4 0
                                    

"aku ingin menjadi salah satu orang yang kamu tau,meski hanya cukup tau"
-ACAPELLA



-(CHAPTER 1)-

--••••--

Jutaan rintik hujan sedang membasahi daerah ibu kota.Suara hujan bergretak mulai menghipnotis bagi siapapun orang yang menyukainya. Hujan yang jatuh dari langit tanpa kita bisa lihat satu persatu asal mulanya. Menatap awan hitam yang mulai memudar namun hujan yang enggan berhenti membuat sebagian orang di bumi ikut terus menatapnya.

Capella sedang meneduh di sebuah halte yang sedang terguyur hujan,ntah sampai kapan hujannya akan berhenti. Rintik hujan yang semakin deras membuatnya semakin lama berada disana. Semerbak angin mulai menerpa Capella yang membuatnya meniup kedua tangannya karena kedinginan.

"Kalo deres kaya gini mana bisa pulang, mana gaada bus lagi " ucap Capella yang masih menatap kearah jalan yang di basahi guyuran hujan. Tak lama ada seorang pria yang masih menggunakan seragam sekolah sudah basah kuyup menuju kearahnya.

"Gue ikut neduh yah, sebentar " ucap pria itu pada Capella yang masih menatapnya.Jujur Capella tidak bisa bohong,suara cowok itu sangat deep dan cool menurutnya.Capella masih menatapnya dan enggan membuka suara. Pikirannya sekarang teralihkan oleh sebuah suara yang di lontarkan pria itu padanya. Pria itu mulai mengalihkan pandangannya dari Capella,mungkin ia merasa karena sudah diabaikan.

"Iya boleh " ucap Capella meski jawabannya sudah telat karna terlalu lama menatapnya

"Ngomong² kamu sekolah di SMA Pratama? " tanya Capella

"Iya " jawab pria itu singkat sambil melipat kedua tangannya karena kedinginan,baju pria itu sedang meneteskan butiran hujan yang masih membasahinya. Sekarang hanya tinggal mereka berdua yang berada disana,suara hujan, hembusan angin, serta kesunyian yang ada saat ini. Capella mulai menurunkan tasnya kemudian ia membuka jaket yang ia kenakan. Pria itu hanya bisa melihat gerak gerik Capella sekilas karena takut ketahuan menatapnya.

"nih,pake " ucap Capella yang membuatnya kebingungan. Jaket hitam Capella ya cukup lumayan besar, tapi masa ia harus memakainya. Apakah dirinya terlihat lemah karena kedinginan? pria itu menolaknya dengan halus dan nada suara yang sama.Deep dan cool

"Gapapa makasih, udah tanggung basah semuanya " ucap pria itu dengan ditambah sedikit senyuman. Jujur ini membuat jantung Capella tidak aman. Apakah ini yang dinamakan cinta pada pandang pertama? Capella mulai menepis pikirannya. Mungkin ia hanya kagum karena cowo itu memiliki suara yang deep,ya meski muka nya lumayan tampan. Capella ingin sekali menutup mulutnya agar tidak banyak bertanya tapi ntah kenapa otak nya malah semakin gencar mempersiapkan beribu pertanyaan untuk pria itu. Capella mulai menalikan jaket itu pada pinggangnya.Disaat ingin bertanya,ada sebuah motor yang melintas dengan cepat melewati sebuah genangan didepan Capella.Lantas hal itu membuat pria di sampingnya refleks memeluk Capella agar tidak terkena cipratan air.Posisi pria itu memeluk tubuh Capella dengan mata yang sempat bertemu seperkian detik hingga ia melepaskannya.

"maaf " ucap pria itu tanpa sengaja memeluk Capella. Ia tidak mau di sangka mengambil kesempatan di balik kesempitan

"ii-iya gapapa, baju kamu kotor " Capella langsung mengalihkan pembicaraannya karna bersemu malu. Detak jantungnya mulai bergerak sangat cepat,ia berusaha agar tidak terlihat salah tingkah atas kejadian barusan

"gapapa,ini bisa di cuci " balas pria itu.Capella langsung buru² melepas jaket yang mengait di pinggangnya dan langsung memberikan pada pria itu

"Ini " tawarnya, "kamu pake atau aku akan ngerasa bersalah "

Pria itu melihat Capella lalu turun menatap jaket yang di berikan Capella padanya. "cowok juga bisa sakit "

Ucapan Capella membuat cowok itu segera mengambilnya. Bukan berarti ia mengambilnya karena takut sakit, tapi ia hanya ingin menghargai wanita saja. Pria itu langsung memakai jaket Capella yang pas di badannya. Entah mengapa Capella ingin sekali tertawa tapi ia tahan karena gambar jaket miliknya adalah hello kitty.

"Kalo mau ketawa ya ketawa aja,jangan di tahan " pria itu lantas memberikan ucapan yang membuat Capella yang tadinya ingin ketawa malah membuat detak jantungnya berdegup kencang.Suaranya mampu menyihir telinga Capella untuk tidak bosan mendengarnya.Capella berusaha menenangkan dirinya agar tidak terlihat sedang gugup,ia kembali mengatur nafasnya dan mengalihkan pembicaraan

"Aku Capella " ucapnya sambil mengulurkan tangan,ntah lah dirinya sedang tak tahu malu. Baru pertama kali Capella mengajak cowok untuk berkenalan,biasanya sih ia yang sering di ajak kenalan,wajar karena Capella cantik serta friendly dan siapapun pasti ingin dekat dengannya.

"Jonathan " balasnya membuat Capella mengagguk serta melepas kaitan tangan mereka berdua.

"Nanti gue anter jaket ini, itu sekolah lo kan? " tunjuk Jonathan pada sekolah yang berada tak jauh dari halte itu.

"iya, tapi kenapa kamu bisa kesini? bukannya sekolah Pratama itu lumayan jauh? " ucapan Capella dibalas singkat oleh Jonathan. "iya ada perlu sama temen gue disini "

Capella sedikit kesal karena Jonathan berbicara mengunakan Lo-Gue. Sedangkan dirinya Aku-Kamu. Iya sih wajar karena mereka baru pertama kenalan,tapi ntah mengapa Capella sedikit merasa kesal,aneh.
Rintik hujan juga belum mau berhenti dan malah membiarkan mereka berdua terjebak disana. Mungkin inilah cara alam untuk bisa mengenalnya, dengan hujan menjadi sebuah kisah awal dari pertemuan mereka berdua. ❤❤

~~••••~~


FIRST STORY GUYS, MENURUT KALIAN GIMANA CERITANYA? KIRA KIRA SUARA JONATHAN GIMANA YA? HUHU JADI PENASARAN!

JANGAN LUPA SELALU SUPPORT CERITA INI KARENA AKAN ADA BANYAK KEJUTAN DARI CAPELLA DAN MASIH BANYAK LAGI.❤

THANKS🙌
























Hello Mr Deep VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang