RUMAH TRANSIT. Itu julukan yang kuberikan pada rumahku sendiri. Bukan apa-apa. Orangtuaku, terutama Papa memang membiarkan rumah yang cukup luas ini menjadi tempat penampungan sementara keluarga atau kerabat baik dekat maupun jauh yang hendak mengadu nasib di Jakarta. Lalu menurutmu aku tidak suka? Ah.. jangan salah sangka. Aku sendiri tidak pernah keberatan. Orangtuaku tidak mendidik aku supaya menjadi orang yang congkak. Senang rasanya jika ada teman di sini walau cuma sementara waktu karena aku terbiasa sendiri sebagai anak tunggal. Kadang-kadang kalau aku sempat, aku pasti akan mengajak jalan-jalan saudara jauhku yang biasanya datang ke sini dalam rangka transit itu keliling kota dengan motorku.
"Ingat ya, Doni... Kita harus bantu mereka. Dulu bapak dibantu orang saat baru merintis usaha di sini. Kalau kamu tolong mereka, enggak harus dari mereka, pertolongan akan datang buat kamu kelak jika kesusahan. Paham?" kata papa.
Tentu saja aku paham maksud papa. Jika kita berbuat baik, tentu kita juga akan mendapatkan pertolongan jika kesulitan. Seperti minggu lalu, aku kedatangan sepupu perempuan jauh dari desa. Dia menumpang sementara beberapa hari sampai dapat tempat kosan di dekat kampusnya karena memang sekarang sedang liburan akhir tahun ajaran sekolah dan kampus. Senang rasanya ada dia. Aku mengajaknya jalan-jalan dengan motorku dan kini dia sudah pindah ke tempat kost barunya. Tapi masa liburanku masih panjang. Saatnya aku menikmati 'me-time' ku di rumah. Papa dan mama akan pergi keluar kota selama seminggu, dan aku ditinggal di rumah hanya dengan Bi Suti, asisten rumah tangga kami.
Asyik! Itu artinya aku bebas mengurung diri seharian di kamar, nonton koleksi bokepku sampai masa liburanku berakhir dan aku kembali ke kampus untuk semester 3. Kupikir rencanaku akan terlaksana, namun rupanya Papa membawa berita baru. Ada yang akan menginap di sini selama orangtuaku pergi.
"Ada lagi, pah?" tanyaku.
"Iya. Itu anaknya temen Papa dulu di desa. Katanya ada panggilan dari perusahaan penyalur petugas keamanan alias pelatihan untuk jadi satpam. Sampai dia masuk masa training, papa suruh dia tinggal di sini dulu. Kamu enggak keberatan kan, Don?" tanya Papa.
"Enggak sih.. tapi Doni enggak janji mau antar ya kalau dia mau jalan-jalan, soalnya Doni mau di rumah aja," kataku.
"Ya udah kalau begitu. Kayaknya nanti malam dia datangnya," kata Papa.
Aku mengangguk lalu masuk kembali ke kamar.
Malamnya aku begadang main game online hingga jam tiga pagi. Rencananya Papa dan Mama akan pergi nanti sekitar jam delapan atau sembilan. Saat aku hendak tidur, tiba-tiba kudengar suara dari ruang tamu. Aku berjingkat dan mendekati pintu mencoba untuk menguping.
"Maaf Om.. busnya mogok, jadi terpaksa tunggu dan akhirnya nyampainya udah mau subuh gini," kata suara yang tak kukenal.
"Ya gapapa Dir.. Nama kamu Haidir kan?" tanya suara Papa.
"Betul Om.."
"Kalau begitu kamu masuk. Istirahat dulu.. tadinya Om mau kenalin sama si Doni, anak Om. Tapi kayaknya dia udah tidur. Kalian kenalan besok saja ya?" kata Papa.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALON SATPAM
Adventure#8 in Ceritagay 17 Maret 2023 TAYANG PERDANA PERCOBAAN HANYA UNTUK 21++