ESOK harinya, aku bangun pagi dan bertemu dengan Bang Haidir yang sedang sarapan.
"Pagi Bang.. Kok semalem cepet balik ke kamar, sih?" Tanyaku.
"Abang ngantuk banget Don." Jawabnya.
"Oh, Ngantuk. Iya sih bang.. Biasanya kalo abis ngocok kita pules tidur," tembakku.
Bang Haidir gelagapan.
"Sori bang, semalem Doni liat abang ngocok. Tapi tenang aja, Doni enggak bakalan bilang siapa-siapa," kataku.
Wajah Bang Haidir memerah. "Eh.. Iya Don..." Katanya.
"Oh, iya Bang. Kalau mau jalan-jalan, Doni boncengin pake motor, yuk?" Tawarku.
"Wah! Beneran Don? Kalau gitu Abang siap-siap dulu..." Kata Bang Haidir antusias.
Lima belas menit kemudian, setelah aku selesai mandi dan berpakaian, aku mengeluarkan motorku dari garasi. Kuserahkan satu helm pada Bang Haidir. Saat dia naik di boncengan, tiba-tiba dia memeluk pinggangku sehingga aku merasa risih tapi sebenarnya tak keberatan.
"Em.. bang? Tangannya..." Kataku.
"Loh? Kenapa?"
"Kalo di sini cowok ama cowok pelukan pas boncengan agak aneh diliat Bang..."
"Masa sih? Kalo Di kampung sudah biasa kayak begini, tapi kalo Doni enggak mau ya.."
Pengen! Aku sebenernya pengen dipeluk Bang Haidir saat naik motor! Tapi aku juga malu kalau dilihat orang.
"Iya Bang. Di sini lain, hehehe.." Tolakku tak ikhlas.
Walau sedikit kesal karena Bang Haidir tak memelukku saat di motor, aku senang bisa jalan-jalan dengannya. Sepulangnya jalan-jalan, Bang Haidir main ke kamarku. Dia tiba-tiba menjelaskan mengapa tak tahan menonton bokep.
"Soalnya abang enggak tahan. Keingetan pacar-pacar abang di desa yang suka abang entot," katanya.
"Wah.. Pacar-pacar? Si Abang playboy juga, ya?" Godaku.
"Yaaah.. Mau gimana lagi. Dua-duanya mau. Hehehe" ujarnya Nakal.
"Emang biasanya abang apain?" Pancingku.
"Ah, kamu kayak enggak pernah aja, Don.." Kelit Haidir.
"Doni belum pernah. Taunya sih kan dari bokep aja, bang!"
"Hm.. Biasanya sih memeknya abang hajar sampe jerit-jerit. Hahaha"
"Digamparin, gitu bang?" Tanyaku polos.
"Kamu ini Don.. Pura-pura apa gimana? Ya disodok pake kontol abang lah.." Gelak Haidir.
"Wow.." Kataku.
"Kenapa?"
"Doni kan liat kontol abang.. Gede, bang... Pasti jerit keenakan dientot abang.." Kataku sambil membayangkan benda sebesar milik Bang Haidir merobek memek-memek pacarnya dan membayangkannya jika masuk dalam anusku.
"Hahaha.. Kamu bisa aja, Don!" Kata Haidir.
"Iya bang. Kalo diisep abang suka?"
"Disepong gitu? Enggak suka Don. Enggak enak. Kayak terpaksa gitu. Mungkin kegedean kali ya? Hahaha" canda Haidir sombong.
"Doni sih enggak tau ya bang. Bisa ngewe ama cewek apa enggak.." Kataku.
"Loh kenapa? Doni ganteng gini kok. Masak enggak ada cewek yang mau?" Tanya Haidir.
"Sayanya yang enggak suka cewek mas.."
Haidir terdiam sesaat. Dia lalu mencoba mencerna kalimat terakhirku.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALON SATPAM
Adventure#8 in Ceritagay 17 Maret 2023 TAYANG PERDANA PERCOBAAN HANYA UNTUK 21++