DI LUAR sedang hujan. Suara rintikan air yang berciuman dengan aspal terdengar. Udara malam kian menusuk pori-pori kedua hawa yang sedang berpelukan sambil menonton sebuah acara televisi.
"Bagaimana harimu?"
Rembulan semakin menenggelamkan dirinya pada Embun yang selalu terasa hangat. "Baik. Tapi tadi ada anak baru yang sangat menyebalkan!"
Embun memainkan tulang tengkuk Rembulan yang menonjol. Dia sangat gemas dengan itu. Bahkan itu adalah bagian favoritnya dari tubuh kekasihnya. "Menyebalkan bagaimana?"
"Dia selalu mengikutiku. Sepertinya dia jatuh cinta padaku!"
Embun tertawa. "Bagaimana bisa aku punya kekasih se pede ini?"
"Kau harus bersyukur. Meski begini aku banyak yang ngicar!"
"Betulkah?"
"Tentu saja!"
"Lantas mengapa tidak dengan mereka, yang setidaknya lelaki?"
Rembulan merengek dalam pelukan gadis itu. Sedangkan Embun hanya tersenyum gemas merasakan kemanjaan pacarnya. "Salahin aja dirimu sendiri."
"Lah kok gitu?"
Rembulan melepaskan pelukannya. Kini mereka bertatapan. Ia mengamit lengan Embun dan membawanya ke dada miliknya.
"Kau rasakan itu? Dia berdetak lebih cepat ketika kamu ada di sekitarku." []
KAMU SEDANG MEMBACA
Space
Fanfic"𝘒𝘪𝘵𝘢 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘵𝘪𝘢𝘱 𝘴𝘢𝘢𝘵, 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬𝘬𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘰𝘴𝘢𝘯? 𝘔𝘢𝘳𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘴𝘦𝘮𝘦𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶." *** Mengapa Embun meminta berpisah setelah hubungan yang mereka jalani secara rah...