Suara gema yang berasal dari sepatu kantor milik Embun bergema di sepanjang lorong apartemen. Ia membuka pintu dan langsung terheran merasakan ruangan yang gelap.
Dia pun langsung masuk dan berjalan menuju tempat saklar.
Cekrek!
Dirinya terkejut saat merasakan sebuah flash yang bersamaan dengan ruangan yang cerah.
"Happy anniversary yang ke tiga, Sayang!"
Tak kuasa Embun menahan senyum agar tak terbit di bibir tipisnya. Ia berjalan cepat menuju Rembulan yang di patri dan memegang sebuah buket bunga.
Pluk!
Untung saja badan Rembulan lebih besar. Jika tidak, mereka sudah pasti terhuyung.
"Terima kasih selalu bertahan untuk berada di sisiku. Kau tau, aku sangat mencintaimu..."
Embun melepaskan pelukannya. Lalu tanpa permisi ia langsung menarik kerah kemeja Rembulan.
Kedua bibir itu kini bertemu. Saling menyapa seakan sudah lama tidak berjumpa. "Terima kasih, Rembulan ...."
Wanita yang lebih pendek tersenyum ketika melihat pipi sang kekasih memerah. "Kenapa kamu selalu tersipu setiap aku menyebut namamu, hum?"
"Kau tau, itu rasanya sangat berbeda. Jantungku lebih aman jika kau menyebutnya dengan kata sayang."
Embun tertawa. "Kau sangat aneh, Changi-ya,"
"Dan kau sangat cantik!"
"Yak! Jangan menggodaku!"
"Aku tidak menggodamu, huh,"
"Lantas?"
"Aku mengemukakan fakta yang valid!"
Embun tersenyum lembut. "Kenapa sisi lawyer mu selalu dibawa?"
"Jika pengacara adalah pekerjaanku. Kamu adalah kasus yang ingin selalu kumenangkan," ucap Rembulan dengan sangat lembut dan menatap mata Embun dengan pandangan yang hangat. "mau membuat kue bersama, Nona?"
"Of course, let's baby!" []
KAMU SEDANG MEMBACA
Space
Hayran Kurgu"𝘒𝘪𝘵𝘢 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘵𝘪𝘢𝘱 𝘴𝘢𝘢𝘵, 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬𝘬𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘰𝘴𝘢𝘯? 𝘔𝘢𝘳𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘴𝘦𝘮𝘦𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶." *** Mengapa Embun meminta berpisah setelah hubungan yang mereka jalani secara rah...