𝐒𝐏𝐀𝐂𝐄 : Bagian Lima

270 34 0
                                    

Satu minggu telah berlalu dan kini Rembulan mulai meragu.

Apakah hanya dirinya yang merasa uring-uringan tidak bertemu kekasih hatinya meski hanya 7 hari?

Apakah Embun merasakan hal yang sama?

Selama itu mereka hanya berbicara lewat whatsapp dan itu pun tak sesering dulu. Mereka hanya mengucapkan kalimat "Selamat pagi; selamat beristirahat; semoga harimu berjalan baik."

Namun lihat apa yang dilakukan Rembulan dari tadi pagi?

"Kenapa kau, Bulan?"

Rembulan hanya menangkup wajahnya pada meja. Dadanya terasa teramat sesak. Dahlia--senior Rembulan--hanya menatap heran rekan kerjanya yang belakangan terlihat kurang fokus.

"Kak, aku ingin meminta pendapat,"

Dahlia menatap sebentar Rembulan, lalu kembali meletakan kertas laporan klien yang sedang diperiksanya. "Silahkan,"

"Dalam hubungan apakah akan ada perasaan bosan?"

Alis tebal milik Dahlia terangkat, kemudian ia tersenyum jahil. "Aww, kau punya kekasih?"

Rembulan mengusap tengkuknya pelan. Kemudian mengangguk malu dan melihat ke bawah.

"Kau sangat lucu. Perihal pertanyaanmu; tentu saja fase bosan itu selalu ada. Yang bisa kamu lakukan adalah terus membangun kenyamanan dan kehangatan. Selalu berkomunikasi 2 arah."

"Bagaimana jika aku telah melakukan semuanya, namun ia tetap meminta berpisah untuk sementara?"

"Jinja! Kalian sudah tinggal bersama? Omo, siapa lelaki beruntung itu?"

"Yak! Kenapa jadi menginterogasiku. Aku sedang meminta pendapat...."

Dahlia terkekeh. "Haha maaf. Aku hanya terkejut. Pantas saja selama ini kau tidak pernah menerima tawaran kencan lelaki-lelaki itu." Rembulan mengangguk. "Jika memang begitu, coba kau bicarakan lagi. Apa maunya; mau dibawa kemana hubungan itu. Perjuangkan sewajar mungkin, jika memang dia sudah tidak mau lagi denganmu, jangan dipaksakan. Jika cinta sudah memudar, itu akan menjadi boomerang."

Rembulan terpaku. Berpisah dengannya, sanggupkah? []

SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang