DISBAND

5 0 0
                                    


Ade menghembuskan napasnya sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaketnya. Perhatiannya menyusuri setiap sudut taman di belakang sekolah. Kemudian ia menengadah ke langit.

Allexa mengikuti ke mana Ade memandang. Hamparan langit biru cerah membentang di atas sana. Dihiasi awan cirrus tipis berwarna putih. Sinar matahari menambah kemilau awan di atas sana. Langit siang ini sangat indah. Ciptaan Sang Kuasa tak ada tandingannya.

"Lima menit lagi, kita akan melihat pesawat melintas di atas sana." Katanya datar. Ade menoleh dengan ekspresi wajah datar.

"Kau mengajakku ke sini hanya untuk melihat pesawat yang akan melintas di atas sana?" Allexa bertanya dengan nada menyindir.

"Sementara ini lupakan pesawatnya." Ucap Ade mendadak serius. "Lima menit sebelum pesawat melintas akan aku jelaskan semuanya padamu."

Allexa menoleh. "Apa yang ingin kau jelaskan?" tanya Allexa mencoba mengikuti ke mana arah pembicaraan ini.

"Waktu itu, kau melewatkan pembicaraan bersama Pak Menejer?" Sebelah alis Ade terangkat menuntut jawaban.

Allexa mengangguk. "Kau benar. Lalu apa? Kau akan menjelaskan sesuatu yang

perlu aku ketahui? Benar begitu?" celoteh Allexa tak sabaran.

Kali ini Ade menghadapkan tubuhnya ke arah lawan bicaranya. "Janji ini rahasia?!"

Kedua mata Allexa membulat. Sebuah angin sepoi menyapu wajahnya. Aroma

rerumputan begitu kuat di sini. Pemuda ini mengajaknya bicara serius. "Aku janji." Ucapnya.

Pemuda ini tampak menghirup nafas dalam-dalam. Memejamkan matanya. Menengadahkan kepalanya ke atas. Lalu menundukkannya ke bawah. Ia mengangkat kepalanya lagi. Membuka matanya kemudian siap mengatakan sesuatu dari mulutnya yang terbuka.

"Hal yang perlu kau ketahui adalah..." Ade menarik napas dalam-dalam. Pandangan matanya tepat ke wajah Allexa. "Band kami sudah berakhir. Lollipop sudah disband."

Sebuah kalimat yang cukup mengejutkan. Tidak dipungkiri ia merasa sangat terkejut begitu mendengar apa yang baru saja Ade katakan padanya. "Disband? Kau bercanda!"

"Apa aku kelihatan sedang bercanda?" tanyanya dengan nada serius. Ia menggeleng membuat gadis di hadapannya mendengus kesal.

"Tapi kenapa? Bukankah Lollipop baru saja mengikuti tour di Tokyo?" protesnya. Alih-alih dalam benaknya ia bertanya-tanya. Mengapa dia menjadi serius begini. Bukankah sejak awal ia tak pernah tertarik dengan hal-hal semacam ini.

Ade masih diam. Ia melihat ekspresi kekecewaan di wajah Allexa.

"Sebenarnya itu tour perpisahan. Tour itu adalah ucapan terima kasih atas kerjasama selama ini sekaligus hasil kesepakatan kami semua."

Allexa buru-buru berpaling ke arah lain. "Jadi, maksudmu kalian benar-benar disband? Kenapa bisa begitu?" Allexa berusaha menuntut jawaban.

Ade mengangguk-angguk. Ia melangkah menuju pinggiran gedung di belakang mereka. Dari sini ia mampu memantau keadaan di depan ruang studio band di depan sana. sebuah rombongan kembali mendatangi ruangan itu. Dua orang yang sangat ia kenali baru saja masuk ke dalam ruang musik. Terra dan Indra. Keduanya tidak datang sendiria. Masih ada lagi rombongan di belakang mereka. Dari penampilannya, dia sangat hafal. Rombongan cewek, memakai atribut, foto, spanduk, semuanya berkaitan dengan Lollipop. Tidak salah lagi, mereka adalah sekelompok fans dan diboncengi para wartawan sekolah.

Ade menyandarkan sebelah bahunya di dinding. Tatapannya masih tertuju pada ruang studio band di depan sana. "Rupanya Davine tidak datang sendiri." Gumamnya. Ia kembali beralih pada Allexa. Wajah gadis itu nampak bingung. Menatap ke arahnya dengan sejuta tanda tanya. "Ya. Kami benar-benar sudah disband." Ia diam sejenak. "Kak Indra dan Kak Terra sama-sama melanjutkan studi mereka ke Universitas. Begitu juga dengan Davine."

FLOW in YOU (Just Play the Song...!)Where stories live. Discover now