Aurel membuka pintu rumahnya , terlihat sudah sangat sepi dan bahkan lampu di ruangan utama pun sudah di matikan, Aurel tidak menyalakan lampu dan memilih untuk ke dapur.
Setelah sampai di dapur Aurel mengambil buah apel dan susu untuk dirinya , setelah itu ia menutup pintu kulkas dan memakan buah tersebut di dapur dengan pencahayaan yang remang-remang.
tapi entah mengapa lampu tiba-tiba menyala saat Aurel ingin memakan buah apel yang ia ambil tadi , ahh rasa nya aurel seperti maling saja.
" Kamu habis dari mana? Kok pulang malam? " Suara yang berat dengan suara khas itu tidak asing lagi di telinga Aurel , ia menoleh mendapatkan abangnya yang tengah menyilangkan tangannya dan bersender di tembok dekat dengan tangga. Aurel malah memalingkan wajahnya lagi dan memilih untuk melanjutkan acara makan buah nya.
Tetapi itu membuat Rio geram, setelah itu Rio menghampiri Aurel dan duduk di sebelahnya.
Dengan kejailan yang sudah muncul di otaknya Rio pun mengambil apel yang sedang Aurel makan.
" Ihhh.... Itu punya gue! " Ketus Aurel pada Rio yang hanya tersenyum sambil ingin memakan buah apel yang tinggal setengah.
"Bangg... Punya gue!!! ihh lo apa-apaan si " ujarnya ingin mengambil apel itu kembali tapi tetap saja Rio selalu menjauhkan nya.
" gue tanya Lo dari mana?! , Terus Lo udah sholat? Ehh apa nih? Susu? Hmm... Lo ga boleh minum susu! " Ujar Rio mengambil kotak susu yang ada di samping Aurel dan meninggikan gaya bicaranya satu oktaf.
" Gue abis ke mall , hah? Apa sholat? Buat apaan sholat? Sini balikin minuman guee... Huaaaaa gue bilangin bunda nih " ujar Aurel sudah menunjukkan wajah melasnya dan mengancam Rio.
" Bilang aja Sono ke bundaa!! " Pancing Rio sambil meminum susu kesukaan Aurel , Aurel hanya diam dan mengerucutkan bibirnya menatap abangnya dengan mata yang sudah menampung bendungan yaitu air mata.
" Haha... Nangis Lo? Emm maaf gue ga sengaja ya buat Lo nangis, Lo boleh minum ini susu tapi ada syaratnya Lo harus hapalin satu surah gue kasih waktu 3 hari dan Lo boleh belanja sepuasnyaaa " ujar nya memberi tantangan kepada Aurel yang tengah membendung lautan.
"gimana? " Tanyanya lagi pada Aurel yang memutar bola matanya malas.
Aurel kembali memikirkan tawaran dari kakaknya ini , hm jika di pikir-pikir dirinya bisa mendapatkan keuntungan yang sangat besar karena kakanya memperbolehkan dirinya berbelanja sesuka hati tanpa mengeluarkan uang gadis itu melainkan uang dari Kaka nya yaitu Rio.
"Oke! " Seru gadis itu, Rio pun mengulurkan tangannya dan di Jabat ramah oleh Aurel.
" DEAL! "Ujar keduanya serempak.
Ahh sebenarnya Aurel tidak terlalu membutuhkan uang dari Rio , dirinya masih mempunyai banyak uang yang selalu bunda dan ayahnya beri lewat transfer.
" Surah yang gampang deh , An-Nas?" Ujar abangnya memantapkan ucapannya yang membuat Aurel mengangguk.
"Rel! " Seru Adel memanggil Aurel yang tengah duduk dengan Rio.
" Gue ke kamar dulu "
" Jangan lupa waktu Lo cuma 3 hari!! " Teriak Rio pada Aurel , Aurel hanya menunjukkan jarinya membentuk OK.
" Ngapain Lo sama Abang lo di situ? Seru amat? " Tanya Adel pada Aurel sambil menaiki anak tangga satu-persatu.
" Kepo lu Del "
***
Di bawah sinar bulan yang menyinari dunia, dua orang sejoli yang tengah menaiki motor di keramaian yang cukup menyejukkan hati, entah bintang-bintang hari ini sangat banyak bulan pun bersinar dengan terang menyinari setiap mahluk di muka bumi ini.
Gadis yang tengah di bonceng oleh seorang laki-laki berumur 18 tahun itu tengah melewati alun-alun kota, lampu-lampu yang terpampang para pedagang kaki lima , pembeli dan juga pengunjung dari alun-alun tersebut.
" Berhenti dulu ya " ujar Rafael pada April yang berada di belakang dirinya.
April mengangguk, motor pun di berhentikan di depan warung martabak manis." Lo tunggu di sini , jagain motor gue! Jangan sampe lecet ye "
" Bacot lo! , udah sono lama-lama motornya gue jual juga nih!" Kesal April pada Rafael , sedangkan Rafael tersenyum dan cepat-cepat pergi membeli sesuatu.
Membutuhkan waktu sekitar 15 menit Rafael pergi, April sungguh jenuh menunggu lelaki itu yang tak kunjung menampakkan batang hidungnya.
" Prik sorry lama, tadi ngantri " Ujar Rafael membawa 2 box martabak.
" lama amat, lo beli ginian di Bandung?hah! " Ujar April mengiming-imingi belanjaan yang Rafael bawa.
" Lo udah ngantuk si keknya , ywdah lanjut jalan deh "
" iya , lama Lo lumutan gue nih , mana bedak gue udah luntur!! " Kesal gadis itu sedikit memukul bahu Rafael.
Motor pun di lajukan dengan kecepatan sedang."Prik tipe cowo yang lo suka kaya gimana si? " Ujar Rafael membuka suara di sunyi nya malam ini.
Hening.
Tak ada jawaban dari April, April sama sekali tidak menggubris perkataan dari Rafael, Rafael pun cemas dengan April akhirnya memberhentikan motornya di halte bus.
Rafael melirik April , bahu Rafael tampak berat sekali seperti ada yang tengah bersandar pada dirinya.
Rafael melihat kebelakang ternyata April tengah tidur dengan kedua tangan di lipat di dada dan kepala yang bersender ke bahu Rafael , Rafael tampak menunjukkan bulan sabitnya yaitu tersenyum manis.
Rafael melajukan kembali motornya dengan tangan April yang melingkari pinggang Rafael , Rafael yang menyetir sambil mengelus-elus tangan mungil April yang melingkari di pinggang nya . Rafael hanya tak ingin april terjatuh saat di perjalanan pulang.
Setelah beberapa menit akhirnya mereka pun sampai di rumah April yang berada di kompleks Garuda.
Rafael menepuk-nepuk pelan pipi April agar April bangun , sebenarnya Rafael ragu untuk membangunkan April dan akhirnya Rafael memanggil pak security yang berjaga di rumah April.
" Pak! Pak! Pak Joko! " Teriak Rafael sambil menopang tubuh April.
" Kenapa den? Ehh non April? ayok atuh deh rafel bawa masuk " ujar pak Joko yaitu security di rumah itu.
Rafael membawa tubuh April ke kamar April, ia harus menaiki anak tangga yaitu ke lantai dua karena kamar April berada di lantai 2.
Rafael membuka pintu kamar April dan menidurkan April di kasur dengan sangat hati-hati. Tetapi ia terkejut dengan desain kamar April yang sedikit unik menurut Rafael.
Kamar yang cukup gelap dengan lampu yang remang , serta gambar dan foto-foto anime terpampang jelas di setiap dinding ruangan tersebut. Foto April pun hanya beberapa , lebih banyak foto anime yang di tempel. Ahhh wibuuu
Saat tengah asik menyisir setiap ruangan atau cela yang ada di kamar itu Tiba-tiba " Rafel? Rafael kmu kan nak? " Ujar seorang wanita paruh baya yang mengenakan pakaian gamis berwarna merah maroon dengan kerudung yang senada
"Em..
Lanjuutt? Next part!
KAMU SEDANG MEMBACA
Badgril and Good Boy
Teen FictionHaii gasy, cerita ini terbit karena kegabutan dari author tapi di jamin ceritanya seruu.