Slave doll? (18+)

492 41 3
                                    

Continuation of the story of surprise!
Mohon bijak dalam memilih cerita.
Warn! Mature.

.

.

.

Sore menjelang malam. Hyunjin bersama teman-temannya datang. Lebih tepatnya teman Hyunjin di kantor. Mereka kenal akrab sejak Hyunjin menjadi pimpinan di kantor nya. Seungmin, sekretarisnya yang memulai perkenalan itu. Kantor tak seburuk apa yang Hyunjin pikirkan. Banyak anak muda seusianya yang bekerja disana.

Sudah bisa di tebak, pegawainya menyukai Hyunjin. Itu karena Hyunjin benar-benar menjadi pimpinan yang baik. 

Hari ini untuk pertama kalinya Hyunjin membawa teman ke apartemennya. Dia mempersilahkan Seungmin, Changbin, dan Han masuk.

"Wow wow jadi ini rumah bos kita" celetuk Han. Ia menatap takjub interior apartemen. "Di luar kantor aku temanmu, Han" balas Hyunjin. Mereka duduk di ruang tengah sambil menonton tv. Hyunjin pergi ke dapur untuk membawakan beberapa camilan juga minuman.

Saat sedang fokus mendengar ocehan Han, Seungmin merasa ada yang mengawasi mereka bertiga. Itu tidak mungkin Hyunjin karena si tuan rumah sedang berada di dapur. Penasaran, Seungmin menoleh ke arah lantai atas. Seungmin melihat seseorang sedang berdiri di antara celah pintu kamar. Sedang menatap mereka dengan diam.

Seungmin menajamkan penglihatannya. Ia tidak salah lihat, ada orang lain disini selain Hyunjin. "Seungmin, kau mau yang mana?" tanya Han tiba-tiba. "Oh? Hmm aku soda" tangannya meraih kaleng soda, ia membukanya kemudian meminumnya sedikit cepat.

Hyunjin yang melihat gelagat Seungmin merasa aneh. "Ada apa Seungmin? Apa ada sesuatu yang tidak membuatmu nyaman?" tanya Hyunjin. Atensi Han dan Changbin teralihkan dari layar tv. Mereka semua menunggu jawaban.

"Hyunjin, apa kamu sendirian tinggal disini?" Seungmin memberanikan diri untuk bertanya. "Iya aku sendirian" Hyunjin menjawabnya dengan cepat. Bukan hanya itu, suasana berubah menjadi lebih serius. "Tapi aku melihatnya, ada adikmu disini" Changbin dan Han terkejut.

"Seungmin, aku anak tunggal"

"Siapa yang kamu lihat?" tanya Changbin. Seungmin melihat ke arah lantai atas. Tidak ada siapa-siapa disana. Ia menggigit bibir bawahnya. "Tapi aku melihatnya disana" lirihnya. Hyunjin melirik ke arah kamarnya. Ia beranjak "Aku akan segera kembali" setelah itu Hyunjin menaiki tangga dan memasuki kamarnya.

"Seungmin, apa yang sebenarnya terjadi?" Han menanyakan kembali. "Aku melihat seseorang berdiri di pintu kamar Hyunjin. Aku melihatnya dengan jelas, dia sedang menatap kita" jelas Seungmin.

"Jangan menakuti kami" Han memeluk dirinya sendiri karena merinding. "Mungkin salah lihat. Hyunjin bilang dia sendirian disini" Changbin mengelak. "Tapi kita tidak tau apa-apa soal Hyunjin. Secara kita baru mengenalnya. Kalian paham maksudku bukan?" mereka saling menatap satu sama lain.

.

.

.

.

.

Hyunjin memasuki kamarnya, ia tidak lupa menguncinya dari dalam. "Ayen" panggilnya. Tak lama yang di panggil namanya muncul dari balik tirai. "Kemari" suara Hyunjin terdengar datar dan dalam.

Ayen datang padanya, kedua manik mereka bertemu. "Aku sudah bilang padamu. Jangan muncul sembarangan" tangannya mengelus pipi Ayen.

Ayen merasa nyaman, dia semakin menggesekkan pipinya ke tangan Hyunjin, ia juga memegang tangan tuannya dan mengelusnya pelan. "Kamu dengar?" tanya Hyunjin.

"Aku hanya kesepian. Aku cemburu dengan mereka. Selama ini aku yang menemanimu. Aku takut kamu membuangku" jelasnya.

Hyunjin menangkup kedua pipi Ayen dan mengecup keningnya. "Aku hanya sebentar. Aku tidak akan membuangmu. Jadi, tunggulah sebentar lagi dan kita akan bermain" Ayen mengangguk patuh.

"Tunggu disini, jangan keluar seperti tadi" Hyunjin mengecup bibir Ayen. Hyunjin kembali ke bawah menemui teman-temannya. Ayen berjalan ke kasur, ia merebahkan dirinya disana menunggu Hyunjin seperti yang pemuda itu katakan.

.

.

.

.

.

19.00

Seungmin, Changbin dan Han berpamitan. Sudah terlalu lama mereka disana. Hyunjin mengantar mereka sampai pintu depan.

"Terima kasih, Hyunjin. Sudah mengijinkan kami untuk berkunjung" kata Changbin. "Terima kasih juga makan malamnya" Han menimpali. Hyunjin mengangguk "bukan masalah, aku yang mengundang kalian"

Setelah mereka keluar dari gerbang Hyunjin kembali ke dalam dan pergi ke kamarnya. Ia melihat Ayen sedang berbaring. "Ayen"

Ayen menarik tangan Hyunjin. Merebahkan tuannya, dan menindihnya. "Hyunjin aku sudah menunggu sangat lama, bisa kita bermain sekarang?" tanya nya polos. Hyunjin teesenyum "Tentu saja".

Ayen bergerak dengan lembut. Memanjakan Hyunjin dengan kecupannya. Melepas satu persatu helai bajunya. "Aku suka Hyunjin" katanya di antara kesibukannya mengulum kejantanan tuannya. Hyunjin mengusap kepala Ayan "Aku suka Ayen". Hyunjin terkejut saat hisapan Ayen menjadi lebih kuat. "Ayen, lepaskan!" Hyunjin menarik rambut Ayen dengan kasar, cairan putih mengenai wajah Ayen.

"Maaf aku menarikmu kasar. Aku tidak mau kamu rusak karna cairanku" Hyunjin membersihkan cairan itu. Ayen mempersiapkan diri, ia memegang bahu Hyunjin. Memasukkan perlahan benda tumpul itu ke dalam dirinya. "Apapun itu yang ada pada Hyunjin. Aku suka" Ayen bergerak, dari lambat menjadi cepat. Sesekali dia bergerak brutal.

"Perlahan, energimu akan habis" Hyunjin memegang pinggang Ayen, berusaha menahan pergerakan Ayen. Kejantanan Ayen sangat tegang tapi itu tidak akan mengeluarkan apa pun. Karena dia sebenarnya hanya boneka.

Hyunjin menidurkan Ayen. Bergerak bergantian. Hyunjin sedang berada di puncaknya. Ayen terus memekik dan berteriak. "Hyunjin! Aku menyukaimu"

Hyunjin bergerak mundur, ia menggeram tidak karuan. Badan putih polos Ayen kotor dengan cairannya. Ayen tersenyum, jarinya bermain dengan cairan Hyunjin.

"Aku menyukai apapun yang ada pada Hyunjin"

Hyunjin mengecup dahi Ayen, merebahkan diri di sebelahnya. Menatap detail wajah Ayen. Dia benar-benar seperti manusia sekarang. Tapi di lain waktu ia akan berubah menjadi boneka.

Hyunjin terus berpikir, ada dua kemungkinan hal yang akan terjadi pada Ayen nantinya. Yang pertama, dia bisa menjadi manusia selamanya, atau yang kedua dia kembali menjadi bentuk awal yaitu boneka.

Tapi berpikir seperti itu tidak akan memberinya petunjuk. Bahkan Hyunjin tidak mengetahui kenapa Ayen bisa merubah wujudnya.

"Aku akan memanfaatkan waktu yang ada"























"Aku akan memanfaatkan waktu yang ada"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sorry absurd.
Silahkan kalian berimajinasi sendiri.

ONESHUUUTTT - HYUNJEONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang