1.

7 2 0
                                    

   Saat Tania tiba di kelasnya, dia langsung berjalan menghampiri bangkunya karena disana sudah ada sahabat tercintanya siapa lagi kalo bukan Raina Maheswari.

"Wiihh udah dateng aja lo Rain",

"Lo pikir gue itu elo yg hobby nya telat, tumben lo berangkat on time ada misi apa kali ini?", tanya Raina yg sudah hafal dengan tabiat sahabatnya.

"Astaga tuh kan gue lupa mau kasih bekal buat Nichole", sambil menepuk jidat nya.

"Lo yakin mau kasih bekal ke dia Lagi", kata Raina sambil menatap Tania ragu.

"Ya yakinlah Rain gak mungkin kalo gak yakin gue bela belain bangun pagi buatin bekal ayang bebeb Nichole", sambil tersenyum malu malu sambil membayangkan wajah Nichole Antares Gilbert.

"Maksud gue lo yakin tuh bekal gak bakal berakhir di tempat sampah kayak sebelumnya, lo sendiri tau gimana sikap kasar dia ke elo emang gak capek apa, napa gak mundur aja sih dari pada tiap ketemu dia ujung ujungnya lo nangis sakit hati",

"Huft.. Gimana ya Rain kalo bilang capek jujur gue emang capek, hubungan gue ama dia gak ada kemajuan dia gak pernah ngehargain gue, tapi gue gak bisa nyerah gitu aja lo tau sendiri kan dia itu sumber semangat gue", sambil menghela nafas panjang guna menghilangkan sesak di dada.

"Lo yg sabar Tan gue ngerti gimana perasaan lo, kalo emang cuma dia yg bisa bikin lo semangat gue bakal support lo, tapi ingat cinta boleh bego jangan",
Sebenarnya Raina berkata seperti itu ada rasa tidak rela di hatinya, bukan karena Raina menyukai Nichole namun dia tidak mau sahabatnya terluka hanya karena cowok yg tidak bisa menghargai perasaannya.
Menurut Raina apa yg menjadi kebahagiaan Tania itu juga kebahagiaannya apalagi Tania sudah banyak mengalami suka duka dalam hidupnya semenjak ibunya meninggal waktu Tania menginjak kelas 6 SD.

"Thanks Rain gue seneng banget punya sahabat pengertian kayak elo", sambil memeluk Raina.

"Terus sekarang apa yg mau lo lakuin?" tanya Raina setelah mereka melepaskan pelukannya.

"Gue bakal tetep berjuang buat luluhin hatinya Nichole, dia itu sebenarnya cowok baik tapi ya karena jarang berinteraksi sama cewek jadinya kaku gitu",

"Gue bakal dukung apapun yg buat lo seneng Tan, moga aja tuh cowok kulkas cepet mencair hatinya", ucap Raina sambil memandang sendu ke arah Tania, semoga kali ini sahabatnya bisa menemukan kebahagiaannya yg sempat hilang.


***


Tett tett

"Baiklah anak anak pelajaran hari ini ibu akhiri sampai disini jangan lupa PR nya di kerjakan dari halaman 30 sampai dengan 32 pilihan ganda jangan lupa di tulis beserta caranya minggu depan di kumpulkan wassalamualaikum wr. wb.", kata guru Matematika yg mengajar di kelas XII IPA 2 kelasnya Tania.

"Baik bu, waalaikum salam wr. wb.", jawab murid serempak.

Setelah itu para murid bergegas keluar kelas menuju kantin untuk mengisi perutnya yg kosong.

"Rain kantin kuy",

"Bukannya lo mau nganterin bekal buat Nichole ya", kata Raina mengingatkan.

"Oh iya hampir aja lupa yaudah lo ke kantin dulu ntar gue nyusul", ujar Tania yg langsung melesat menuju kelas Nichole XII IPA 1.

"Dasar Tania giliran Nichole aja gue di tinggalin", berjalan keluar kelas sambil mendumel kesal karena di tinggal oleh sahabatnya.

Setelah sampai di depan kelas XII IPA 1 Tania mengatur nafasnya dan menghilangkan gugupnya supaya nanti pas di hadapan Nichole dia tidak grogi. Dan beruntungnya saat ini di dalam kelas itu hanya tinggal Nichole dan para sahabatnya yg sedang berkumpul membentuk lingkaran.

"Nichole yuhuu Tania cantik datang", teriak Tania dengan wajah ceria dan senyum yg senantiasa merekah di bibirnya.

"Ehh ada neng Tania, mau ngapelin si Bos ya neng", tanya aldy sahabat Nichole yg humoris dan suka makan.

"Tau aja kak Aldy mah", segera mengalihkan pandangannya menatap Nichole.
"Oh ya Nic ini aku bawain bekal buat kamu pasti belum sarapan kan, aku harap kali ini kamu mau menerimanya", sambil menyodorkan bekal ke hadapan Nichole.

"Yaelah terima aja kali Nic sok sibuk lu", sahut Raka jengah melihat tidak ada respon dari Nichole yg sedari tadi sibuk dengan ponselnya, seolah olah ponselnya lebih menarik dari pada di sekitarnya.

"Bener Bos kalo lo gamau buat gue sabi lah", ujar Aldy cengengesan.

"Enak di elu dugong dasar perut karet makan mulu otak lu", sambil menoyor kepala Aldy dan langsung di balas olehnya.

"Ya kan lumayan Rak dari pada mubazir lagian si Bos juga gamau, lo ikhlas kan Tan kalo bekal itu buat gue", mengalihkan pandangannya dari Raka ke Tania.
Tania yg di tanya seperti itu gelagapan, saat ingin menjawabnya ada suara yg menyela membuat semua bungkam.

"Setidaknya lo hargai apa yg orang lain kasih walaupun lo gak suka", tutur Reyhan tenang.
Reyhan Bagaskara si cowok pendiem yg kalo udah bicara bakal mematikan lawan bicaranya. Sikapnya yg selalu tenang dalam menghadapi apapun menjadikannya pribadi yg bijaksana dan dewasa di banding para sahabatnya, Reyhan juga merupakan salah satu idola SMA Merah Putih setelah Nichole.

"Udah gue terima, mau apa lagi lo disini", ujar Nichole dingin setelah meraih bekal yg di sodorkan Tania, pasalnya Tania masih belum beranjak pergi dari tempatnya.

"Eumm bo_boleh gak kalo pulang nanti aku nebeng kamu?", tanya Tania takut takut sambil menunduk menatap ujung Sepatunya, siapa yg tidak takut jika di beri tatapan tajam bak elang seolah menyiratkan ketidak sukaannya mendengar kalimat barusan.

"Gak usah ngelunjak bisa? Udah untung gue mau nerima bekal lo", bukannya menanggapi pertanyaan dari Tania malah balik bertanya, dia sudah jengah setiap hari terus di ganggu dengan banyaknya siswi siswi yg mendekatinya ya walaupun tdk ada yg seberani Tania.

"Ma_maaf Nic aku cuma nanya kalo Nichole gamau juga gapapa aku ngerti kok",

"Bagus deh lo ngerti, gue minta besok besok lo gak usah repot bawain gue bekal gak sudi gue makan bekal dari cewek kayak elo",

"Maksud Nichole cewek kayak aku gimana?", tanya Tania yg sedari tadi menahan sesak di dadanya.

"Punya otak kan mikir sendiri", sambil menunjuk pelipisnya sendiri.

"Ta_tapi aku gak ngerti", kata Tania dengan mata berkaca kaca.

"Udah udah Tania mending lo sekarang pergi dulu dari pada nanti Nichole ngamuk sama lo", kata Rendy yg sedari tadi diam.

"Aku gak bakal pergi sebelum liat Nichole makan bekal dari aku, please satu suap aja gapapa", jawab Tania yg berusaha tegar.

"Lo.. Akhh, gue gatau lagi harus dengan cara apa kasih tau supaya ngerti walaupun lo kasih gue satu truk bekal gue gak bakal suka sama lo cewek murahan, ngerti gak lo", tegas Nichole yg menahan amarahnya sambil menunjuk Tania.

Saat itu juga air mata yg sedari tadi Tania tahan meluncur deras membasahi pipinya, dengan segera dia berlari kencang keluar kelas XII IPA 1 menuju toilet guna menenangkan hatinya.

"Akhh.. Brengsek", sambil memukul meja di hadapannya, dengan perasaan yg berkecamuk antara kesal dan menyesal setelah berucap seperti itu apalagi saat dia melihat air mata yg mengalir di pipi Tania membuatnya ikut merasakan sakit hati. Namun sebisa mungkin Nichole menepis semua itu dan bersikap biasa saja.

Luka di Balik SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang