7.

0 1 0
                                    

"Kalian kok ada disini?", tanya Tania dengan wajah kaget, entahlah mengapa sedari tadi ada saja orang yg mengagetkannya.

"Bukannya kebalik ya kok lo bisa disini?", Raka membalikkan pertanyaannya untuk Tania.

"Ya karna gue-gue nyanyi disini", jawab Tania gugup, matanya menatap Kenzo dkk dengan tatapan sulit dimengerti.

"Kirain, oh ya bang mana adek lo?" tanya Aldi pada Kenzo, Tania yg mendengar itu melotot kearah Kenzo, "jangan bilang kalo gue adek lo".

"Hah, dia gak jadi kesini katanya ada urusan mendadak", jawaban Kenzo sontak membuat Faroz dkk menoleh kearahnya, mereka bingung mengapa Kenzo tidak mengakui Tania adiknya di hadapan Nichole dkk, namun setelah melihat tatapan Tania mereka mengerti kalo identitas Tania tdk ingin di ketahui oleh banyak orang.

"Yah padahal kan gue pengen kenalan sama dia", kata Aldy lagi.

"Napa gk kenalan sama Tania aja, anggap dia kayak adeknya Kenzo", celetuk Dirga yg mendapat pelototan dari Tania dan Kenzo.

"Mana berani gue deketin Tania bang,  udah punya pak bos itu lagian kita udah kenal kan satu sekolah", jawaban Aldy membuat semua menoleh kearahnya dengan Nichole yg melemparkan tatapan tajam, dan Tania yg meringis malu takut kalau Aldy membocorkan perilakunya di sekolah yg selalu mengejar Nichole beserta sikap kasar Nichole padanya.

"Bentar bentar maksudnya gimana?" tanya Joy memicingkan matanya, gk mungkinkan dia tadi salah dengar kalo Tania ceweknya pak bos yg tak lain adalah Nichole.

"Gak usah dengerin, hoax", sahut Nichole yg risih dijadiin bahan gibahan, lagian memang benerkan dia tdk ada hubungan apapun sama Tania.

"Syukur deh masih ada kesempatan", celetuk Rio.

"Wah wah ternyata lo diem diem mau nikung sohib sendiri", sinis Roy pada kembarannya.

"Ngawur mana mau Tania sama gue, maksud gue buat noh yg di depan", kata Rio sambil menggerakkan dagunya ke depan menunjuk Faroz.

"Udah udah ayo makan, dek lo makan ini gapapa kan soalnya kalo pesen lagi lama", ucap Kenzo sambil melihat pengunjung cafe sangat ramai.

"Hmm",

Dan mereka menikmati makanan dengan hening, setelah mengahabiskan makanannya Kenzo menatap Tania.

"Tadi kesini naik apa?" tanyanya

"Taxi", jawab Tania selesai meneguk minumannya, dia agak canggung berada di tengah tengah anggota Black moon padahal itu sudah biasa dia lakukan semenjak jadi bagian dari keluarga Kenzo. Hanya saja semenjak dia masuk SMA sudah jarang ikut kumpul lagi dan dia juga tdk mau identitasnya terbongkar sebelum rencananya berhasil.

"Sorry gue gk bisa nganterin lo balik",

"Gpp gue udah di jemput temen gue di depan, gue duluan", kata Tania sambil bangkit dari duduknya setelah mendapat notifikasi dari temannya bahwa sudah menunggunya di depan.

"Iya hati hati", jawab mereka serempak.

"Emang gitu ya bang Tania kalo di luar?" tanya Rendy

"Kenapa?",

"Cuek banget beda kalo di sekolah dia ceria apalagi kalo udah liat si bos", jawab Aldy.

"Bad mood mungkin",
Yg lain pun mengangguk mendengar penuturan singkat dari Kenzo.










***









    Pagi ini Tania sudah siap dengan seragamnya, sebelumnya dia sudah memasak nasi goreng untuk bekal ke sekolah sambil beberes apartemennya .

"Baru jam 06:30 mending gue ke halte nunggu bus sekalian jalan pagi", gumamnya sambil berjalan keluar menuju halte yg tdk jauh dari apartemennya.

Dua puluh menit kemudian Tania tiba di depan gerbang SMA Merah Putih yg menjulang tinggi. Saat dia memasuki gerbang dia berpapasan dengan Nichole yg juga sedang menatapnya sambil melajukan motornya pelan kearah parkiran, segera Tania mengalihkan pandangannya ke segala arah hingga melihat sosok Raina yg baru tiba di parkiran.

"Hai Rain ke kelas bareng yuk", Raina menatap Tania cengo, gak biasanya dia absen buat gak nemuin Nichole apalagi mereka sekarang sedang berada di parkiran dekat dengan Nichole dkk yg masih nongkrong di parkiran.

"Tumben gk nyamperin si kulkas", ucap Raina agak keras sehingga Nichole dkk pun mendengarnya.

"Ayo buruan gue belum ngerjain PR", dalihnya sambil menyeret tangan Raina untuk pergi dari parkiran.

"Tania tunggu", kata Rendy menghentikan langkah kedua gadis itu. Mereka berdua balik badan menunggu apa yg ingin Rendy katakan pada Tania.

"Tumben Neng Tania gk nyapa si bos lagi marahan ya neng", itu bukan suara Rendy melainkan Aldy yg berjalan di samping Rendy dan di susul Raka Reyhan dan yg terakhir Nichole.

"Gue sibuk", jawabnya cuek.

"Lo apaan dah Al nyaut aja", Rendy menoleh ke sampingnya lalu, "bisa bicara sebentar", sambung Rendy yg kini menatap dalam kearah Tania. Dan tanpa mereka sadari sedari tadi ada seseorang yg mengamati interaksi keduanya sambil mengepalkan tangannya di dalam saku celananya apalagi saat melihat anggukan dari Tania.

"Ikut gue", Rendy berjalan mendahului Tania yg mengekor di belakang.
"Kalian duluan aja", ucap Rendy menoleh ke belakang dan menarik pelan tangan Tania.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 31, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Luka di Balik SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang