Ditambah dengan senyumannya yang dapat membuat orang melted. Tapi... sangat disayangkan, dia terkenal dengan pelit senyum.
***
Di perjalanan kali ini sangatlah berbeda. Mungkin karena kejadia di danau tadi
"Eh Zia, makan dulu yuk" ajak Deno di motor. "Duh, gabisa" balas Mazia. "Ayolah.." bujuk Deno. Mazia menghelakan nafasnya, lalu mengiyakan ajakan Deno.
Lalu, motor mereka berhenti di warung makan pinggir jalan.
"Lo mau pesen apa?" tanya Deno. Mazia melihat-lihat sekelilingnya lalu, "Gue ngikut lo aja". Lalu Deno memesan 2 porsi mi ayam dan 2 es teh. Dan mereka duduk berhadapan.
"Ini tempat favorit gue makan, karena disini mi ayamnya enak banget" ujar Deno, lalu dibalas anggukan dari Mazia.
Entah mengapa, Deno sangat tertarik dengan Mazia. Seperti ada sesuatu yang terus menarik Deno untuk bisa lebih dekat dengan Mazia.
"Zia, gue mau nanya" ucap Deno tiba-tiba. Mazia sedikit kaget, dan ia mulai menyadari, sejak kapan Deno mulai memanggilnya Zia?. "Nanya apa?"
"Kalo lo dikasih 2 kesempatan buat ngewujudin harapan lo, lo bakal minta apa?" tanya Deno. Mendengar itu, Mazia tertawa lebar, menunjukkan senyumnya yang manis dan matanya yang hilang saat tertawa, menyisakan garis mata "Apaansih.. lo kayak iklan tv aja deh,No".
Melihat tawa itu, Deno terhenyak. 'Cantik' batinnya.
"Eh, gue serius!" balas Deno sambil menatap Mazia dengan serius. "Oke.. oke.. Hmm.. Pertama, gue mau terbang dan kedua, gue mau dia kembali" balas Mazia diiringi ketawa. Mendengar itu, Deno mulai bertanya-tanya.. Dia, Siapa?
"Oke, suatu saat gue bakal ajak lo terbang. Dan gue juga bakal buat dia kembali, asal ntu orang masih ada ya. Yaaa.. walaupun gue juga ga tau dia siapa.. Janji" ucap Deno sungguh. "Jangan buat janji, kalo lo belum tau bakal bisa ngewujudinnya" ledek Mazia. "Wih, nantangin gue nih orang" balas Deno. "Gue janji, bakalan gue kabulin tuh 2 permintaan lo" tambahnya sambil menjulurkan jari kelingkingnya. Mazia pun mengaitkan jari kelingkingnya diiringi tawa.
"Cie.. udah baikkan" ucap ibu pemilik warung makan. Mendengar itu, mereka berdua kompak melepaskan jari mereka. "Ohiya, maaf mas. Mi ayamnya tinggal satu, es nya juga satu. Barusan diborong sama ibu-ibu lain" Jelasnya. Lalu mereka berdua saling bertatapan..
Mazia : "Yang lain aja,bu"
Deno : "Yaudah gapapa,bu"
Ucap mereka berbarengan, membuat Ibu itu kebingungan ingin mendengar yang mana. "Waduh, jadi gimana nih mas,mba?".
"Yaudah bu, gapapa. Satu porsi aja" Ucap Mazia. Ibut itu mengangguk, lalu kembali kedalam. Dan keluar membawakan 1 porsi mi ayam dan 1 es teh, ke meja mereka.
"Makan gih" ucap Mazia. Karena dari tadi, belum ada yang menyentuh makanan itu. "Lo aja, gue udah sering makan disini" balas Deno. "Tadi yang ngajak makan kan lo" ucap Mazia menolak. "Eh, bentar.." ucap Mazia tiba-tiba. "Kenapa? Mau?" ledek Deno.
Panggilan Masuk dari Mamanya Mazia
: "Halo zia"
"Siapa?" tanya Deno sambil berbisik kearah Mazia. "Mama" balas Mazia, tanpa suara.
: "Kamu dimana?"
: "Ini lagi-"
Tiba-tiba Deno merebut Hp Mazia.
: "Halo, Selamat malam tante. Ini Deno, Mazia nya lagi sama Deno te. Kami lagi makan te.."
: "Oh, Ya, Selamat malam Deno. Oh yaudah, Jangan kemaleman ya pulangnya, hati-hati ya Deno"
: "Iya tante. Maaf ya te, lupa ngabarin.."
: "Iya Deno gapapa"
Mata Mazia membulat. "Berani banget lo ya!" ucapnya kesal. Deno mengabaikannya. "bu, ini tolong dibungkus aja ya" ucap Deno sambil mengeluarkan uang 2o ribuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan
Teen FictionSetelah kehilangan sosok itu, Mazia tak berniat untuk membuka hatinya lagi. Ia hanya ingin sosok itu yang kembali. Bahkan setelah 7 tahun berlalu ,dia tetap saja menunggu dan berharap untuk sosok itu kembali. Namun, setelah hujan saat itu.. tanpa i...