Disaat bis berhenti, dengan cepat Mazia turun sambil tersenyum-senyum malu. Lalu, tangannya tiba-tiba ditarik .
"Deno udah!" ucap Mazia tanpa melihatnya sedikitpun.
"Neng,bayar dulu.." ujar kenek mobil itu.
Deno hanya tertawa kecil melihat kejadian itu. Mazia cepat-cepat mengeluarkan uangnya karena menahan malu. "Ambil aja kembaliannya!" teriak Mazia sambil berlari menjauh. Kenek mobil itu terheran-heran melihat uang itu. "Atuh neng,uangnya aja pas"
Mazia yang mulanya berlari kini telah berjalan lambat. Saat Mazia mengecek Hp nya, ia mulai menyadari bahwa earphonenya tidak ada disaku. "lah..kok..dimana?!" ucap Mazia bingung. "Mungkin jatuh dijalan pas lari-lari tadi deh keknya" gumam Mazia. Lalu ia mulai mengitari jalan yang telah ia lewati, sambil tertunduk-tunduk. Bahkan ke semak-semak.
"Lo ngapain disana?udah kayak kucing aja"tanya Deno yang tiba-tiba muncul disana. Mata Mazia langsung membulat karena kaget. "Lo ngapain disini?" ucap Mazia malu,lalu beranjak keluar dari semak-semak,dan langsung pergi meninggalkan Deno tanpa menunggu jawabannya. Sesekali Mazia melihat bayangan Deno masih ada dibelakangnya.
"Udah sana pergi" ucap Mazia sambil menatap deno dengan kesal, namun Deno hanya tersenyum (lagi).
Sesampai didepan rumah Mazia, Deno pun masih ada. "Lo ngapain sih?" tanya Mazia. Lalu Deno mengeluarkan earphone milik Mazia. "Gue mau ngasih ini" balasnya. "Kenapa ga dari tadi?" tanya Mazia lalu menyambar earphonenya dengan cepat. "Ya sama-sama" sindir Deno,lalu pergi. Mazia hampir tertawa mendengar itu. "Iyaa makasih" ucap Mazia pelan. "Masama!" teriak Deno. Dan pastinya itu juga membuat mazia tersenyum-senyum malu (lagi).
***
"Zia..." panggil Mamanya dari dapur. Sedangkan kamar Mazia diatas. "Zia,makan malam dulu!" tambah Mamanya. Mendengar itu,Mazia segera turun kebawah. Dilihatnya Mamanya tengah sibuk memasak sedangkan Papa dan Abangnya sibuk menonton TV.
"Film apa sih?" tanya Mazia ikut bergabung disofa. "Kamu tuh bantuin mama masak,bukan ikut nonton" ucap Abangnya sambil mendorong pelan Mazia dari sofa. "Idih, seharusnya lo juga bantuin kali, masak itu bukan kewajiban cewe!" Balas Mazia tak mau kalah.
"Udah jadi nih makanannya" Panggil Mama. "Udah! udah.. makan dulu gih" ajak Papa.
Saat usai makan. "Tadi siapa,Zia?" tanya Marcell. Mazia mengangkat alis sebelah kirinya, "Yang mana?" tanya Mazia. "Cowo,tadi siang" tambah Marcell. Mazia yang langsung teringat akan Deno,pipinya langsung memanas. "Kakak kelas,mulangin earphone Mazia" balas Mazia berusaha menutupi kegugupannya. "Ko bisa sama dia?" tanya Marcell lagi. "Jatuh,dia yang nemuin" ujar Mazia. "Repot banget same kerumah segala, lagian dia bisa tau itu eraphone lo darimana?" cecar Marcell. "Auk dah, nanya mulu lo" balas Mazia kesal.
"Zia keatas ya Ma,Pa" ucap Mazia. "Udah selesai?ngga nambah?" tanya Mama yang sudah menambah satu porsi lagi. "Ngga ma,diet hehe"balas Mazia. Lalu ia pergi kekamarnya.
Sesampai di kamar. Hp Mazia berkedip-kedip. Saat di cek nya, terdapat 5x panggilan tak terjawab dan 7 pesan dalam satu chat dari nomor yang tak dikenali. 'siapa sih? ngespam banget!' batin Mazia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan
Teen FictionSetelah kehilangan sosok itu, Mazia tak berniat untuk membuka hatinya lagi. Ia hanya ingin sosok itu yang kembali. Bahkan setelah 7 tahun berlalu ,dia tetap saja menunggu dan berharap untuk sosok itu kembali. Namun, setelah hujan saat itu.. tanpa i...