Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Kini Aran dan Chika berjalan menyusuri lorong rumah sakit dengan tangan yang bertautan. Senyum manis terlihat di bibir Chika ataupun Aran.
Aran tidak tau mengapa dirinya sangat bahagia karena kini sudah berhasil membuat salah satu muridnya menjadi miliknya. Begitupun juga Chika, ia bahagia karena usahanya tidak sia-sia.
"Maaf ya sayang harus diem-diem dulu" ucap Aran mengusap pipi Chika
"G-gak papa kok sayang" balas Chika tersenyum simpul
Mereka berdua masuk ke dalam kamar inap secara bersamaan. Terlihat semua orang kini melihat Chika dan Aran.
"Loh barengan?" Tanya Sisca
"Iya sama-sama dari kantin beli minum" jawab Aran menunjukkan minuman kaleng yang Chika belikan
"Loh Dimas mana?" Tanya Chika
"Dia pamit pulang katanya lagi ada urusan" jawab Ibu
"Dimas itu laki-laki yang pernah kamu ceritain ga peka?" Tanya Sisca
"Eh b-bukan Kak" jawab Chika
"Halah gak usah malu-malu. Kayanya Dimas juga udah mulai suka sama kamu. Udah sih gas aja" ucap Sisca
"Ekhem..Arka gimana udah bangun?" Tanya Aran yang sedikit panas mendengar ucapan kakaknya
"Belum masih tidur dia" jawab Ibu
Aran berjalan mendekati bangsal anaknya. Disana masih ada mantan istrinya yang setia duduk dikursi dekat bangsal Arka.
"Kamu boleh pulang" ucap Aran pada Fiony
Fiony menatap Aran, "Aku ibunya loh, aku berhak nemenin Arka, bahkan aku berhak jagain dia" ucap Fiony
"Oh ya? Dulu saat saya minta kamu untuk jagain dan ngurus Arka kamu kenapa lebih pilih dunia kamu? Dan setelah apa yang kamu lakukan pada saya dan Arka semudah itu kamu ingin kembali pada Arka? Maaf saya sebagai Ayah dan orangtua tunggal Arka sangat tidak mengizinkan kamu untuk bersama Arka" ucap Aran mampu membuat Fiony sakit hati
"K-kamu kenapa jadi gini mas?" Tanya Fiony
"Kamu yang buat saya seperti ini, jadi saya mohon silahkan pergi dari sini dan lupakan Arka. Ingat kamu dulu memiliki kami tapi kamu menyia-nyiakannya" ucap Aran
