Delapan

24 3 0
                                    

Hari ini tepat pukul empat sore pengajian di rumah Iqbal, bisa dibilang ini semacam tradisi orang muslim ketika seorang wanita sedang mengandung usia kandungan menginjak angka tujuh bulan, akan diadakan pengajian selamatan. Memanjatkan do'a kepada Tuhan agar diberikan kesehatan bagi bayi yang sedang dikandung dengan mengharap segala kebaikan yang akan dikaruniakan kepada sang bayi serta keselamatan dan kelancaran kelahiran sang bayi dan ibu yang mengandung.

Dalam islam, tradisi ini tidak diwajibkan adanya namun tidak ada larangan untuk mengadakannya. Yang wajib dilakukan sebagai ibadah adalah hal-hal yang memang jelas telah disyariatkan dalam agama Islam. Sedangkan untuk pengerjaan adat istiadat yang telah terjaga dalam suatu masyarakat hukumnya boleh-boleh saja selama itu tidak melanggar syariat yang ditetapkan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Biasanya, ada juga yang mengadakan tradisi ini mulai dari kehamilan empat bulan namun tidak dengan keluarga Iqbal dan Saga.

Singkat cerita, Ranti – ibu kandung Saga – tidak mengetahui jika dirinya sedang hamil saat itu. Pada usia kandungan 5 bulan barulah Ranti sadar jika dirinya merasa semakin gemuk, karena pada dasarnya ia memiliki perawakan yang berisi dan juga siklus haid yang memang tidak normal dari wanita biasanya.

Jika wanita pada umumnya memiliki siklus haid 28 hari sekali, Ranti bisa tidak haid selama berbulan-bulan lamanya. Menurut pemeriksaan, itu terjadi karena hormon yang tidak stabil namun tidak ada efek samping yang membahayakan.

Ranti bahkan tidak merasakan mual atau keluhan lain yang biasa dirasakan ibu hamil lainnya pada trimester pertama. Hanya saja memang nafsu makannya yang semakin bertambah.

Merasa berat badannya semakin bertambah tidak wajar, akhirnya Ranti dan suami memeriksakan kesehatannya ke dokter umum dan ternyata hasilnya diluar dugaan, keduanya dikaruniai keturunan setelah usia tiga tahun pernikahan meskipun tidak diketahui keberadaannya.

Tidak terlalu banyak orang yang datang, karena hanya mengundang beberapa tetangga dan kerabat dekat saja. Tidak terkecuali dengan Lunar dan teman-teman Saga lainnya juga turut hadir mengikuti acara pengajian tersebut.

"Bu, kenalin ini teman-teman Iqbal. Chika sama Lunar." Iqbal mengenalkan kedua temannya yang baru saja datang kepada orangtuanya.

Ranti yang sedang berdiri menyambut para tamu di teras depan rumah langsung memperhatikan kedua teman anaknya. Terlihat Lunar yang cantik memakai hijab. Begitupun Chika yang juga mengenakan dress panjang menyesuaikan acara yang sudah diberitahukan Iqbal. Meskipun seorang non muslim, Chika merasa harus tetap menutup auratnya agar lebih terlihat sopan.

"Assalamualaikum, Tante," sapa Lunar terlebih dahulu sambil mengulurkan tangannya untuk mencium tangan Rianti. Diikuti oleh Chika juga.

"Wa'alaikumsalam, eh, ini yang namanya Lunar, ya?" balas Rianti sambil tersenyum melihat teman-teman Iqbal.

"Mari, silahkan masuk," lanjutnya lagi mempersilahkan keduanya untuk masuk. "Makasih tante," balas keduanya.

Namun sebelum masuk Lunar sempat mendekati Iqbal dan menanyakan sesuatu. "Eh, nyokap lo tau gue?"

"Jelas aja ibu tau, bang Saga tiap hari cerita soal kamu ke ibu," jawab Iqbal sedikit berbisik di samping Lunar. "Hah? serius? Saga cerita apa aja?"

Iqbal menggelengkan kepalanya. "Nanti aja ceritanya kalo acaranya udah selesai," jawab Iqbal sembari melihat ke sekelilingnya. "Udah mulai banyak orang, Iqbal mau temenin bang Saga sapa tamu yang dateng di depan."

Lunar hanya menghela napas pasrah. "Ya udah, kalo gitu gue sama Chika masuk dulu." Kemudian dibalas anggukkan oleh Iqbal.

"Lunar, kita duduknya di pojokan aja, ya? Chika gak enak masa ke pengajian gak pake hijab, kan?" Ajak Chika kepada Lunar saat melihat tempat di penjuru ruangan masih belum ada yang mengisi.

LUNAR [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang