Admiring Him(End)

12

Setelah rapat, sandrinna dan rey pergi untuk makan siang di luar

"Pak biasakan makan sayur yang banyak, bapak terlihat kering

"Kering? Maksudnya?

"Yahh kering, seperti gurun pasir

"Wahh kamu berani mengatai saya?

"Yah saya kan seperti ini demi kebaikan bapak

"Hmm

"Memang nya di rumah bapak tidak di perhatikan kesehatan nya?

"Tidak, saya jarang makan di rumah, jika ingin makan di rumah itu harus tunggu mama saya pulang

"Memang nya bapak tidak tinggal dengan orang tua?

"Mama dan papa tinggal di Jogja, jadi aku tinggal di sini sendiri

"Ohhh begitu, pasti rasanya tidak enak

"Tidak juga

"Tapi menurut saya, tinggal dengan orang tua akan jauh lebih menyenangkan bukan

"Yahh mungkin itu terdengar baik tapi menurut ku tidak" ucap Rey sambil mengunyah makanan nya

"Oh iya pak, untuk tiket pesawat sudah saya urus dan begitu juga untuk hotel di Jogja

"Berapa hari kita di sana?

"Sepertinya sampai Kamis pak ,karena pak Harto ingin kita melihat pembangunan resort di Bali bersama sama

"Jadi kita juga ke Bali?

"Iya pak

"Melelahkan

"Jangan bicara seperti itu, kerjaan bapak cuma melihat para tukang bekerja, bukan membuatnya, bersyukur lah, karena banyak orang di luar sana yang bahkan tidak punya pekerjaan untuk membuat perut mereka kenyang

"Hmmm pikiran yang mulia

"Saya juga tau susahnya nyari uang pak, makanya saya tidak suka melihat orang orang yang sudah hidup senang mengeluh

"Tapi jujur saya juga capek

"Bapak capek? Lakukan hal yang bermanfaat agar bapak merasa pekerjaan bapak ada manfaatnya

"Pekerjaan apa? "Tanya Rey

"Apa bapak suka bersedekah?

"Mungkin

"Hmm bagaimana jika kita melakukan santunan??

"Santunan?

"Yahh itu sangat bagus

"Hmm boleh juga, urus saja semuanya, aku akan menunggu hasilnya

"Jangan bicara seperti itu, tak selamanya hidup akan selalu di layani, jangan manja

"Kamu memarahi aku?

"Tentu saja, walau bapak itu boss saya, tapi bapak tetap Manusia biasa, jadi saya tidak takut

"Hmmm gadis yang baik

"Tentu saja