2. Ada Apa?

4 3 1
                                    

Happy Reading🎊🦋

Malam ini Eliza masih dengan rebahannya di kasur. Memakai earphone dengan volume besar, sebenarnya malam ini semua keluarga besarnya akan kumpul di rumah Oma Juni. Oma Juni mengharuskan Eliza untuk datang, malas sekali harus berkumpul dengan keluarga besarnya, karena pasti malam ini akan membahas kelulusan cucunya yang akan lanjut di mana, bisnis, prestasi, dan kehidupan sehari-hari.

Eva sedari tadi mengetuk pintu kamar Eliza dengan sabar, pasalnya tidak dibuka sedari tadi.

"ELIZAAAA!!!"

"Tok."
"Tok."
"Tok."

"ELIZA!!! MAMA CAPEK INI TERIAK-TERIAK BUKA, EL!!!"

Herles sudah siap dengan kemejanya berjalan menghampiri istrinya yang teriak-teriak.

"Telingaku dengung, mah. Dengar teriakanmu." 
Herles hanya bisa mengucapkan dalam hati.

"Kamu manggil Eliza kaya gitu, enggak bakal dengar dia pasti telinganya lagi disumpel," ucap Herles mengeluarkan ponselnya dan menelpon Eliza.

"Kamu nelpon?"

"Iya."

"Ishh aku gak kepikiran," ucap Eva menyayangkan suaranya tadi.

Begitu mendapat telepon dari Herles, Eliza langsung membuka pintu kamar. Muka Eva sudah merah menahan marah. Eliza hanya menyengir.

"Eliza  kamu itu kalau enggak tidur, jangan kunci kamar, paham!"

"Iya, Mah. Tadi lagi pengin dikunci," ucap Eliza tanpa merasa bersalah.

"Terus kamu belum siap-siap, sana cepetan Mama tunggu!"

"Engga usah, Mah. Aku nanti bareng Bang Davin aja, soalnya Bang Davin belum mandi," ucap Eliza tidak mau dicepet-cepet oleh Eva.

"Iya udah, Mama sama Papa bawa Mila aja," ucap Eva lalu melenggang pergi.

"Eliza kamu siap-siap harus dateng! ini acara keluarga, kasihan oma Juni kalau kamu gak dateng kalian kan suka jahil satu sama lain," ucap Herles menepuk pundak Eliza disertai senyum dan melangkah menyusul Eva.

Eliza akhirnya menurut, bersiap dengan ogah-ogahan. Padahal rencana malam ini Eliza akan menikmati rumah yang sepi malah tidak jadi, dan Eliza yakin akan bosan dengan bahasan keluarganya nanti. Menjahili Oma Juni mungkin lebih asyik.

Eliza berdandan sekedarnya hanya memakai pelembab dan bedak, rambutnya dicepol di belakangnya.

Eliza berdandan sekedarnya hanya memakai pelembab dan bedak, rambutnya dicepol di belakangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bang Davin yuhuuu kita berangkat!" teriak Eliza saat menuruni tangga.

"Engga usah teriak, Dek."
Davin sudah menunggu Eliza dengan istri dan anaknya di ruang tamu.

"Mba Aul, sini Shania biar ku gendong," ucap Eliza menengadahkan tangannya pada Aul minta menggendong.

"Ini, El. Hati-hati Shania kadang suka rewel," ucap Aulia.

"Ututuuu gemesnya kamu Shan." Eliza menciumi wajah Shania gemas.

"Ayo berangkat!"

Eliza duduk dibangku belakang dengan Shania yang terkikik karena dia mengelitikinya.

***

Begitu dibukanya gerbang Rumah Oma Juni, sudah ada mobil yang terparkir rapi, ada mobil Resti, mobil Denis, mobil orang tuanya, dan satu mobil yang tidak dikenalinya.

"Apakah oma mengundang temannya?"

Baru saja Eliza masuk pintu ruang tamu sudah disambut teriakan Omanya, untung Shania sudah masuk ke ruang makan duluan bersama mba Aul dan bang Davin.

"Elizaaa!! Cucuku yang paling nakal akhirnya datang." Oma Juni menghampiri cepat dan memeluk erat.

"Oma aku sesak!"

"Iya, maafin Oma. Tadi Ibumu bilang kamu susah sekali diajak ke sini, dasar cucuku nakal," ucap Oma Juni menggerutu.

"Oma Juni yang paling cantik, cucumu ini baik dan tidak sombong bukan nakal!"
Eliza melipat tangannya di depan dada.

"Kamu nakal suka menjahili oma! ayo kita makan bersama-sama," ucap Oma Juni menggandeng tangannya ke ruang makan.

Eliza mengedarkan pandangannya pada orang-orang yang ada di ruang makan.

Deg!

Bagaimana bisa Rendra ada di acara ini bersama orang tuanya?
Dia bukan keluarga Oma Juni. Walaupun Rendra tetangga Oma Juni. Tapi Oma nya tidak pernah membiarkan acara keluarga orang lain masuk, pasti ada maksud lain.

"Harus tanya nanti gue sama Oma."

Eliza duduk dikursi kosong sebelah Oma Juni. Makan malam hanya di isi oleh suara sendok yang beradu dengan garpu dan piring. Di wajibkan diam jika makan, itu aturan Oma Juni.

Setelah selesai makan kita semua digiring ke ruang keluarga, katanya Oma akan membicarakan sesuatu yang penting. Eliza hanya duduk menyimak pembicaraan di sebelah Mila dan Eva.

"Kalian semua sudah besar dan lulus SMA, mau lanjut di mana Ren?" tanya Oma Juni.

Rendra menatap Eliza sebentar, beralih menatap Oma Juni.
"Mau di universitas bina bangsa, Oma."

"Pilihan yang bagus, Ren! kalau Tiara sama Eliza mau ke mana?"

"Tiara di universitas bina bangsa juga, Oma."

"Eliza?"

"Sama kayak Tiara," ucap Eliza singkat dan kembali menatap ke kakinya.

Oma Juni hanya tersenyum melihat perubahan raut wajah pada Eliza. Biasanya anak itu antusias jika ditanyai.

Eliza sebal dengan Rendra, mengapa harus satu sekolah dengan manusia sok cool itu, yang suka kentut dulunya kalau duduk sama Eliza, jamet lagi. Tipe sempurna bagi yang belum mengenalnya dekat.
 
"Semoga kalian semua diterima dijurusan masing-masing," ucap Oma Juni.

"Silahkan mengobrol, saya mau ke kamar sebentar dengan Yeri." Oma Juni meninggalkan ruang tamu bersama Yeri. Membuat jiwa kepo seorang Eliza membuncah.

"Sebenarnya ini ada apa?
kenapa Tante Yeri ikut ke kamar?"

Eliza menatap Tiara dan Rendra di depannya yang mengobrol disertai senyum-senyum kecil. Eliza merasa dongkol sungguh sangat bosan, melirik pada Mila yang sibuk bermain ponsel. Ibunya juga mengobrol dengan Resti---kakaknya Tiara dan Denis.

Kemudian baru beberapa menit Oma Juni datang dengan senyuman manis, orang-orang yang ada di sana beberapa ada yang menampilkan raut bingung dan tidak. Eliza dia bingung ada apa ini?

"Sebenarnya ini juga merupakan acara perjodohan antara cucu-cucu kami dan kamu Rendra," ucap Oma Juni disertai senyum.

Rendra terkejut ketika disebutkan namanya. Benar perkiraannya, Oma Juni tidak mungkin mengundang keluarganya bersama keluarga besarnya Oma yang lain dan mengharuskan semua datang makan malam tanpa ada maksud yang jelas.

Eliza terkejut, dia berpikir jika ini perjodohan pasti yang akan dijodohkan yang belum punya tunangan. Sedangkan Resti dan Denis sudah punya tunangan masing-masing, rencananya mereka akan menikah digabungkan pada hari dan tempat yang sama.

Jadi, Yang mungkin akan dijodohkan antara Tiara dan Eliza.

"Enggaaa jangan sampai gue dijodohin, Oma kamu janganlah menjodohkan aku dengannya, Tiara saja Oma dia pasti bahagia," batin Eliza

Beberapa orang di sana terkejut, penasaran siapa yang akan dijodohkan dengan Rendra?

"Pasti Eliza, dia cucu kesayangan Oma, nasibmu sangat miris Tiara."  Tiara hanya menatap ke bawah.

                   🦋🦋🦋

Jangan lupa vote dan komennya!
Karena itu sangat berarti bagi saya

Next part---

History ElizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang