JUM'AT 19:45
Bagi sebagian orang, melewatkan hari ulang tahun sebaiknya dengan merayakannya bersama keluarga. Namun bagi sebagian orang lain, lebih baik merayakannya bersama teman dekat dan kerabat. Sisanya, lebih memilih untuk melewatinya sendiri, atau bahkan tidak dirayakan sama sekali. Dan kurasa, aku termasuk golongan yang kedua.
Malam ini rumahku dipadati kerumunan manusia. Mereka semua teman-teman kuliahku. Sebagian berasal dari Fakultas yang sama denganku, tapi sebagian lain adalah teman dari temanku, atau sekedar kenalan dari kenalanku. Itu seperti mereka yang datang sekedar untuk bersenang-senang, jenis orang yang selalu maju paling depan saat ada pesta. Jika begitu silsilahnya, aku bahkan tak bisa menyebut mereka kerabat, apalagi teman dekat. Jadi, sepertinya aku bukan termasuk golongan yang kedua.
Happy Birtday To You
Happy Birthday To You
Happy Birthday,
Happy Birthday,
Happy Birthday To YouTiup lilinnya
Tiup lilinnya sekarang juga
Sekarang juga...Semua orang bertepuk tangan setelah aku meniup lilin angka 22 di atas cheese cake berbalut buah favoritku, strawberry. Tidak ada orang spesial, aku belum punya. Sebagai gantinya, sahabatku Drake lah yang kutunjuk untuk menerima potongan kue pertamaku. Oh, bukan. Bukan yang pertama, karena tidak ada potongan kedua atau ketiga setelahnya dari tanganku. Drake adalah satu-satunya yang menerima sepotong kue ulang tahunku. Sisanya kutinggalkan di atas meja begitu saja, kuperbolehkan bagi siapa pun yang ingin memakannya.
Meski awalnya kupikir aku adalah golongan orang yang merayakan hari ulang tahun bersama teman dekat dan kerabat, tapi faktanya aku seperti golongan orang yang merayakan hari ulang tahunku sendirian. Daddy sedang dalam perjalanan dinas ke Singapore, dan Mom tentu saja ikut menemani sekaligus liburan. Dad adalah seorang pengusaha yang terbilang sukses. Berkat kegigihan dan keberuntungannya, keluarga kami memiliki resort di empat titik; Phuket, Surat Thani, Bintan, juga Singapore.
Phi-ku yang sudah satu tahun lulus kuliah, diberi tugas untuk mengelola resort di Phuket. Itulah mengapa aku sendirian di rumah pada hari ulang tahunku yang ke 22 ini. Keluargaku semua sibuk.
Sebenarnya kami sudah melakukan panggilan video tadi pagi secara konferensi untuk mendo'akan dan mengucapkan selamat ulang tahunku. Mom bahkan memberiku uang saku lebih untuk menunjang terselenggaranya pesta malam ini.
"Ai'Ohm, maaf aku harus pergi." Drake menepuk pundakku sebagai ganti dari kata 'semangat' karena dia harus pergi lebih awal dari pesta ulang tahunku.
"Umm." Aku mengangguk dan mengatupkan bibirku membentuk senyum miring tipis.
"Kau bersenang-senanglah. Pilih gadis mana pun yang kau suka, bawa ke kamar. Mumpung tidak ada orang tuamu." Bisik Drake menggodaku.
"Tidak perlu Ai'Sat!" Seruku menepis tangannya dari pundakku.
"Laew cex kan na."
"Umm. Cex kan na, pheuan."
*Laew cex kan na = Sampai jumpa lagi.
*Cex kan na = Sampai jumpa.
*Pheuan = Teman (bro).Aku tidak mau menjadi teman sialan yang menahan Drake tetap ada di pestaku sementara ia punya janji makan malam bersama orang tua pacarnya. Sebagai seorang teman baik, menemaniku sampai selesai tiup lilin dan potong kue rasanya sudah lebih dari cukup. Toh inti acara ulang tahun memang hanya itu, kan?
Penyerahan kado sudah dilakukan sejak pertama kali tamu undangan datang. Selanjutnya adalah acara bebas menikmati hidangan atau berdisko ria. Sepeninggalan Drake, aku hanya berlalu lalang melihati orang-orang menikmati pesta.
KAMU SEDANG MEMBACA
🍓🥞 STRAWBERRY PANCAKE (OhmNon)
FanfictionNanon tak pernah menyangka rasanya berciuman dengan laki-laki bisa begitu dahsyat bagi detak jantungnya. Ciuman pura-pura yang dilakukan Ohm untuk menyelamatkannya dari kejaran Polisi, justru merubah caranya memandang lawan jenis setelah itu. Jika d...