SENIN 16:30
Aku tak pernah berpikir P'Ohm adalah laki-laki yang pernah kutolong enam bulan yang lalu. Laki-laki yang sudah tampak keren di mataku bahkan sebelum tubuhnya menjadi lebih kekar dan lebih tinggi dari sekarang. Enam bulan tidak cukup lama, tapi dia berubah seperti dua tahun tak bertemu.
Dan kenyataan bahwa aku adalah sosok penting di hidupnya, menjawab semua pertanyaan-pertanyaan tentang hak istimewa yang berkaitan dengan akses kepemilikannya kemarin. Tapi aku tak perlu mengatakannya pada yang lain. Biarkan mereka mendengar dari versiku sendiri.
"Jadi dia mengembalikan tasmu begitu saja?" Tanya P'Sing saat menerima dua kotak ganja miliknya kembali di dalam tasku.
"Tidak begitu saja lah, Phi. Dia sempat mengunci tanganku hingga sebelah pipiku mencium tembok, bahkan sebelum aku mulai bicara apapun. Dia langsung menyerang tanpa aba-aba begitu aku datang." Aku menggulung pergelangan tanganku seperti kesakitan, meskipun tak ada tanda apapun yang tersisa di sana.
"Shiaaa, serius?! Lalu dia menanyakan apa saja?" Celetuk Chimon membelalakkan matanya.
"Dia bertanya siapa yang membawaku ke pesta ulang tahunnya. Berapa banyak ganja yang kubawa. Bersama siapa saja dan di mana kita menghisapnya."
"Lalu kau bilang apa? Kau tidak menyebutkan nama-nama kami, kan?" Chimon sungguh-sungguh khawatir.
"Apakah dia sangat marah?" P'Sing yang sudah memasukkan tas selempang hijauku ke dalam tas ransel hitamnya tak kalah khawatir.
"Aku tidak menyebutkan nama kalian satu pun. Dan... Ya. Dia sangat marah. Mungkin menyesal karena telah menolongku dari pemeriksaan Polisi malam itu."
"Tapi apakah dia memukulmu?"
"Tidak. Hanya mengunci tanganku dan membuat ini sakit sedikit." Aku membuka mulutku seperti melafalkan huruf A dan memencet pelan satu sisi rahangku.
"Kau tidak membalasnya sama sekali?"
"Oh, ayolah P'Sing. Kita semua tahu tubuh siapa yang paling besar. Saat dia menyerangmu dengan sekuat tenaga tanpa aba-aba, percayalah, kau tidak akan sempat memikirkan perlawanan apa yang bisa kau lakukan selain mengajaknya bicara dengan baik."
"Dan kalian berakhir dengan bicara baik-baik?" Chimon menaikkan kedua alisnya.
"Ya. Kami akhirnya bisa bicara baik-baik. Aku meminta maaf karena telah lancang menyelinap ke kamarnya, bahkan kamar mandinya. Aku bilang kita membawa barang ini hanya untuk bersenang-senang, bukan untuk mengedarkannya."
"Dan dia percaya padamu?" Kali ini P'Sing yang menaikkan kedua alisnya.
"Ya, dia percaya kurasa."
Pertemuanku dengan Chimon dan P'Sing tidak berlangsung lama. Chimon harus menjemput pacarnya, Love, pulang les piano. P'Sing harus bekerja paruh waktu di bar. Sementara P'Jimmy tidak bisa ikut menemuiku karena ada jadwal latihan fisik di Gym. Lalu aku, tidak memiliki janji apapun lagi di luar, aku akan kembali ke kondominiumku.
* * *
SENIN 17:15
Aku merebahkan tubuhku di atas tempat tidur dengan kedua tangan terlipat di bawah kepala. Hal terakhir yang kuingat sebelum tidur tadi malam adalah lembut bibirnya, juga dekap hangat tubuhnya yang memelukku sampai pagi. Kami terbangun dengan senyum dan kecupan selamat pagi layaknya sepasang kekasih. Tapi tepat pukul delapan kami harus berpisah karena jam sembilan aku ada kelas.
Tidak ada ungkapan cinta, tidak ada peresmian hubungan. Aku dan dia hanya menghabiskan malam bersama dengan berciuman dan berpelukan. Kurasa kedua hal itu sudah mewakili segala ungkapan cinta yang kami miliki.
KAMU SEDANG MEMBACA
🍓🥞 STRAWBERRY PANCAKE (OhmNon)
FanficNanon tak pernah menyangka rasanya berciuman dengan laki-laki bisa begitu dahsyat bagi detak jantungnya. Ciuman pura-pura yang dilakukan Ohm untuk menyelamatkannya dari kejaran Polisi, justru merubah caranya memandang lawan jenis setelah itu. Jika d...