KAMIS 16:00
Ini aneh. Sing dikabarkan menyerahkan diri? Selama dua tahun kami berusaha menangkap basah aksi pengedaran dan penyelundupannya, tapi dia selalu lolos dengan mengumpankan orang lain sebagai gantinya. Tapi setelah dia gagal menjadikan Non target kambing hitamnya, dengan begitu mudahnya dia menyerahkan diri. Rasanya ada yang janggal.
Dari informasi yang didapatkan pihak kepolisian, Sing menyerahkan diri karena akan mengungkap satu nama yang menjadi dalang dari semua bisnis gelap yang ia tekuni selama dua tahun ini. Tapi jika dalang itu adalah Ayah kandungnya sendiri, mungkinkah ia tega melakukannya? Rasanya ini lebih tidak masuk akal.
Apa mungkin Khun Siva bukan Ayah kandung Sing? Atau... Apakah Khun Siva tidak pernah memperlakukan Sing selayaknya anak kandung sendiri sehingga dia marah dan melakukan semua ini pada Ayahnya? Atau itu sama sekali bukan permasalahannya? Lalu apa?
Begitu banyak pertanyaan-pertanyaan tentang kasus penyerahan diri Sing yang terus berputar di kepalaku. Aku memikirkannya dalam perjalanan pulang ke Bangkok. Nong Non yang duduk si sampingku dan Chimon yang duduk di samping kursi kemudi sedang terlelap dalam tidurnya.
"Apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya Drake dari bangku kemudi setelah berulang kali melirikku dari kaca spion tengah.
"Sing menyerahkan diri begitu saja. Tidakkah menurutmu ini aneh?"
"Apa yang ada di kepalamu?"
"Entahlah. Begitu banyak pertanyaan dalam kepalaku sampai aku sendiri bingung yang mana yang harus kukatakan lebih dulu. Hanya saja, aku merasa ada yang janggal."
"Menurutmu apakah kita harus menemuinya di kantor polisi?"
"Tidak perlu. Kurasa memperhatikan gerak geriknya di dalam sel lewat informan kita di kepolisian sudah cukup. Tapi... Aku punya tugas untukmu nanti sampai di Bangkok."
Drake tidak mengatakan apa-apa lagi. Fokusnya berada pada jalanan di depan sampai kami tiba di kondominium Chimon. Nong Non bilang dia ingin menginap di tempat Chimon malam ini. Setelah aksi salah tangkap tempo hari, Nong Non merasa tidak aman untuk kembali ke tempatnya sendiri. Aku mengerti. Dia hanya butuh waktu. Aku juga mengerti ketika dia menolak tawaran tinggal bersama di rumahku untuk sementara waktu. Lagi-lagi, dia hanya butuh waktu. Aku benar-benar mengerti.
* * *
KAMIS 21:00Tiga malam tidur di kasur yang sama dengan Nong Non membuatku merasakan atmosfer yang berbeda meski telah berada di kamarku sendiri. Aku merindukan baunya. Merindukan tubuh besarnya yang tampak kecil saat meringkuk di pelukanku kala tidur. Merindukan lesung pipinya yang selalu muncul ketika dia tersenyum atau mengucapkan selamat pagi saat melihatku di sampingnya. Aku merindukan semua yang ada padanya. Aku benci berpisah darinya. Aku ingin terus dekat dengannya.
Ohm : Nong Non..
Nanon : Khrub Phi..
Ohm : Kit teung..
Nanon : Khrub ☺️Bahkan dengan membaca balasan pesan darinya, aku justru semakin merindukannya. Perasaan ini benar-benar membuatku gila. Aku tidak pernah merasa sebegini terikatnya dengan orang lain. Tidak pernah sekali pun.
Ting. Nung.
Nanon : P'Ohm khrub
Ohm : Khrub Nong
Nanon : Besok Non mau Pancake Hits
Nanon : Kangen sarapan di sana
Ohm : Oke, mau Phi jemput?
Nanon : Tidak usah
Nanon : Ketemu di sana jam 7:30, oke?
Ohm : Khrub ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
🍓🥞 STRAWBERRY PANCAKE (OhmNon)
FanfictionNanon tak pernah menyangka rasanya berciuman dengan laki-laki bisa begitu dahsyat bagi detak jantungnya. Ciuman pura-pura yang dilakukan Ohm untuk menyelamatkannya dari kejaran Polisi, justru merubah caranya memandang lawan jenis setelah itu. Jika d...