Sepertinya sudah jelas penggambaran manusia di dalam cerita ini seperti apa bukan? Setiap dari manusia yang ada di dalam kampus ini bukan sepenuhnya manusia dan hal ini hanya golongan dari kami saja yang mengetahuinya. Teruntuk Phoinixdios, we are descendants of God, maybe? Gue juga belum terlalu yakin, karena beberapa dari mereka belum memperlihatkan wujud aslinya atau bahkan memakai nama belakang dari keturunan masing-masing.
Gue, Mazu Athene. Keturunan dewi Athena. Hal ini baru kami sadari beberapa bulan ke belakang, walaupun jelas kami sosok yang berbeda, namun rasanya ada yang hilang, berbeda, atau mungkin bergeser. Semua memori yang ada saat ini seakan dipaksakan. Jerold Wu dan Javin Herma pun baru kembali lagi mengetahui latar belakang mereka dan kekuatan mereka perlahan.
That's why, one day i got a glimpse of something that is going to happen in this university, or camp? Or hell?! Because what the fuck is happening in front of my eyes right now?
"Mazu. I hate you for real."
"Vin, gue kira 'battle strategy' itu theory."
"Lo tau sebenci apa gue megang senjata! Ini arenanya Jerold!"
"Shut up, Javin. Let's win this. We got Athene as our weapon."
Ugh! See you next time guys.
MAZU ATHENE's POV : END
Kejadian malam kemarin tentunya sudah dilupakan oleh beberapa orang, namun enam orang yang masih mengingat itu, saat ini was-was dengan keadaan Kai Oshean. Sejak kemarin malam ia hanya diam dan tidak melepas dekapannya dari Haides, sampai Ashane pun dibuat bingung bagaimana cara memisahkannya. Pagi ini pun, ia terburu-buru bersiap dan langsung menuju kamar Haides serta kedua teman sekamarnya—Helios dan Hansel. Alhasil, di sepanjang tempat perjalanan menuju tempat pertemuan kelas pertama mereka pagi ini, Oshean masih mendekap erat salah satu lengan Haides. Kondisi ini pun menjadi perhatian ketika mereka sampai di tujuan, yang mereka abaikan tentunya.
Di satu sisi lapangan itu Mazu, Javin dan Jerold terlihat bedebat. Iya, kalian tidak salah membaca. Mereka berada di lapangan terbuka. Bukan di ruang kelas. Pagi ini tertulis terdapat kelas 'battle strategy' yang mereka anggap bahwa itu adalah kelas teori. Namun salah besar. Di tengah lapangan tergambar batas yang membentuk sebuah arena pertandingan dengan berbagai macam jenis senjata di sampingnya.
"Welcome,new student! As you can see! Battle strategy class! Hahaha! Yang mengira ini teori salah besar! Kalian harus merasakan langsung bagaimana harus bertindak. Benar?!" Pembukaan dari lelaki cukup tua dengan badan yang tinggi dan besar dilengkapi brewok yang cukup tebal itu, mendapatkan banyak protes. Ini hari pertama dan harus dihadapkan dengan pertempuran kecil? Tidak masuk akal.
"Let's see. Who want to do this first? Battle ini 3 lawan 3. Permainan tidak akan berhenti sebelum ada salah satu dari kalian yang mengibarkan bendera putih."
"Peraturan macam apa itu." Brio Dorian, merasa aturan itu terlalu bebas.
"Ada yang ingin kau sampaikan, Brio Dorian?"
"Kau mengenalku?"
"Aku dapat menghafal nama kalian semua dalam sekali lihat. Apa yang ingin kau sampaikan jadinya?"
"Aturanmu terlalu luas Sir. Tidak akan berhenti sebelum salah seorang menyerah? Kau berharap mereka bertaruh nyawa?" Semua mulai berbisik panik. Namun yang ia dapatkan hanya kekehan kecil.
"Entahlah. Kalian yang menentukan. Bukankah setiap pertempuran selalu seperti itu? Mana ada istirahat di tengah pertempuran? Benar?"
"Gue rasa kampus ini udah gila. Bri, kenapa harus masuk sini sih?" Raiden berbisik tidak nyaman pada Brio yang di respon santai oleh Hunter.
KAMU SEDANG MEMBACA
PHENOMENON
FanficDo you wanna know something Haides? From the start, you and i, just a 'happening'.