SECTION #6 : Ansel Vulcan

644 84 7
                                    

Sejujurnya, gue cukup kaget, untuk seukuran keturunan Athene, gue akui kekuatan Mazu sampai sekarang ga pernah hilang. Tapi satu hal yang pasti, gue rasa dia belum sepenuhnya tau kekuatan yang dia punya. Tentang Kai, kalian harus tau kalau Haides udah kasih peringatan ke gue, hati-hati karena ada kemungkinan Kai Oshean belum tau jati diri dia sendiri yang sebenarnya dan juga kekuatannya, dan ya, benar saja, satu ruangan itu basah kuyup. Haides sekali lagi, dalam keadaan kacau, melakukan telepati.

"Vulcan. Help me, erase their memory about Oshean as Poseidon's descendant. Mazu dan Brio belum boleh tau secepat ini."

"Haides, firasat gue doang apa or his power and their power setingkat lebih tinggi dari dulu?"

"Oh, lo ngerasain itu juga, Ra?"

"Iya, Dion sama Odite makin susah gue baca. Untuk Mazu, gue masih kudu liat berapa banyak yang udah dia tau."

"Sebentar, dari tadi lo berdua di belakang belum bisa baca Odite sama Dion?"

"No, makanya Helios waktu dipanggil gelagapan. Soalnya lagi coba break their barrier, dipanggil jadi buyar."

"But, since both of them protect Kai, is it a good thing or not? Tell me, Lord."

"I don't know. Tapi dari apa yang Odite lakuin ke Hunter, untuk sekarang dia aman. But Ra, try to read all of them. For now, only three of us can know the truth. Erase all of them, Vulcan."

What Haides want, that's what Haides got. Hahaha, kalimat gue doang kok itu. Okay, Ansel back to work.

ANSEL VULCAN's POV : END

"A—are you a descendant of Poseidon? " Pertanyaan itu sukses membuat Haides, Ansel, Helios bergerak cepat. Do the telephaty, Ansel secara cepat menghapus semua ingatan beberapa menit lalu sebelum Raiden menyentuh Kai, dan Helios yang sekarang kehabisan nafas membersihkan semua dorm secara cepat dari kondisi yang hancur berantakan. Haides masih memeluk Kai dengan erat, menghangatkannya. Bersenandung pelan tepat di telinganya. Ansel yang tidak mau mereka sadar bahwa sesuatu telah terjadi, membuka percakapan, dengan Helios yang sudah menarik Raiden mundur kembali ketempatnya.

"Well, udah kan kenalannya? I think we should go to our room. Right?" Helios tersenyum lebar, melihat yang lainnya seperti kebingungan.

Side effect, mereka ngerasain waktunya seakan lompat.

"Well, i think so." Ujar Brio bangkit, disusul Hunter dan Raiden yang meregangkan seluruh badannya.

"Hun, badan gue kok sakit ya."

"Gue bilang ikut gue olahraga kaga mau sih lu, udah buruan gue ngantuk."

"Dasar, Nokturnal." Herma menarik Jerold untuk mengikutinya, karena ia sadar Jerold sedari tadi hanya diam memperhatikan Haides dan Kai. Namun, langkah berhenti.

"Are you guys a couple?"

"Not your problem, Jerold." Haides? Bukan, Dion. Ia masih duduk disana. Menunggu semua pergi.

"Easy, I'm just asking. Athene, Herma, Let's go." Sepeninggal mereka, Helios menatap Ashane dan Dion yang tidak bergerak. Malah menatapnya balik.

PHENOMENONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang