#HAPPY READING GUYS
Sekarang perasaan Ebra campur aduk. satu sisi dia bahagia karena Ara gadis kecilnya sudah ketemu, namun Ebra juga merasa sedih, karena cuma dia yang menginginkan kehadiran Ara kembali! sedangkan Ara sama sekali tidak mengingatkannya.
Ara yang sudah selesai merekam melihat kearah Ebra, sangat terlihat jelas dari raut wajahnya bahwa Ebra sedang sedih.
"Kak Ebra," panggi Ara.
Ebra menoleh, tatapannya seakan-akan sedang bertanya "ada apa?".
"Mau peluk?" tawar Ara sambil merentangkan kedua tangannya.
Tanpa pikir panjang Ebra langsung memeluk erat tubuh kecil Ara. dia rindu, bahkan sangat sangat rindu sekali, pada Ara gadis kecilnya.
"Kak Ebra nangis?"
Ebra tidak menjawab. pelukannya semakin erat, nyaman bahkan sangat nyaman berada didalam pelukan gadis kecilnya.
Air mata Ebra semakin tumpah di pundak kecil Ara. tidak ada suara yang keluar dari mulut Ebra, cuma air mata yang keluar tanpa permisi padanya.
Menangis tampa suara bagi sebagian orang itu menyakitkan, tetapi tidak berlaku untuk Ebra saat ini, dia bahagia bahkan sangat bahagia, ingatkan Ebra untuk tidak melupakan hari yang sangat bersejarah ini!.
Sesekali Ara mengusap rambut sampai ke punggung tegap Ebra, Ara melakukan itu supaya Ebra merasa lebih tenang, sebagaimana keluarganya menenangkannya saat dia menangis.
"Ngak lo rekam Dek? kan Ebra lagi nangis"
"Ssstt. Bang Radit diam dulu! kasihan Kak Ebra nya,"
"Kalo dia yang nangis lo kasihan, lah tadi gue nangis bukannya lo peluk malah lo rekam,"
"Bang Radit kalo nangis jelek! jadi Ara takut meluknya,"
"Heh!" kaget Radit, "ngak ada ya! mata lo aja yang rabun Dek, punya Abang ganteng gini bukannya dipuja-puja malah bully."
"Ssstt Bang Radit diam dulu, dari tadi ngomong terus,"
"Terserah Abang lah, mulut juga mulut Abang,"
"Ya tapikan ini kamar Ara. jadi Ara punya hak, Abang keluar saja sana,"
"Lo ngusir?"
"Iya, Ara ngusir Abang,"
"Ok, awas aja lo suruh gue beli strawberry, ngak akan gue beliin,"
BRAK
Suara gebrakan pintu begitu bergema didalam kamar Ara karena ulah Radit! ingin rasanya Ara marah, namun dia takut dosa yang berakhir masuk neraka.
"Kak Ebra kenapa nangis?" tanya Ara lagi sambil melepaskan pelukannya.
"Rindu,"
"Rindu Ara eum?," tanya Ara sambil menghapus air mata Ebra dengan tanyanya.
Bahagia? tentu saja bahkan dia sangat bahagia mendapatkan perlakuan manis dari Aranya.
"Iya!"
Cup, satu ciuman mendarat indah di dahi mulus Ara.
Cup, cup lalu disusul dengan kecupan di kedua pipinya Ara.
"Kak Ebra kenapa cium Ara? kata Daddy Ara ngak boleh cium atau dicium sama orang yang bukan keluarga Ara!"
"Iya ngak boleh! cuma keluarga Ara sama Kak Ebra yang boleh cium Ara, yang lain ngak boleh ya,"
Ara mengangguk saja, dia tidak mengerti apa maksud dari kata Ebra tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MR. J
Romance[JANGAN LUPA FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] * Maaf kalo banyak typo 8 tahun berpisah apa dia akan bertemu dengan gadis kecilnya? ° ° ° ° ° ° ° "om udah pulang?" "hah! om, saya?" "iya om" "kamu panggil saya om?" "iya, kan disini tidak ada orang lain!"...