Penjelasan (Mutia dan Askara)

3.1K 549 27
                                    

Fullpart bisa kalian baca di playbook ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fullpart bisa kalian baca di playbook ya

Mampir juga on going kisahnya Tara-Ara-Barat juga ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mampir juga on going kisahnya Tara-Ara-Barat juga ya.

"Kamu mencari Rindu?"

Mata tajam Askara menyipit saat melihat istri dari sahabatnya yang tengah hamil tersebut, sembab dan matanya yang merah menunjukkan jika wanita yang di cintai Reyhan setengah mati tersebut baru saja selesai menangis. Terang saja keadaan Mutia tersebut membuat Askara urung mencecar kenapa wanita hamil tersebut memintanya untuk bertemu.

Sungguh hari ini adalah hari yang melelahkan untuk Askara, banyak hal mengejutkan yang membuatnya nyaris mati berdiri, dan seolah kejutan tidak berhenti sampai pada fakta jika dosanya di masalalu membuatnya memiliki seorang anak bernama Gavin, kini istri Reyhan melemparkan tanya tentang Rindu.

Ya, seharusnya Askara sekarang sedang dalam perjalanan menuju rumah Rindu, Askara tidak bisa membiarkan Gavin tidak mengenal dirinya, namun Askara justru terdampar di sini, di sebuah resto dengan wanita hamil bermata sembab dan suara yang sesenggukan.

Mengabaikan rasa heran Askara kenapa Mutia justru menanyakan tentang Rindu, alih-alih tentang suaminya mengingat Mutia tidak pernah menghubunginya kecuali menanyakan dimana Reyhan, Askara berujar tidak sabar.

"Aku sudah menemukannya Mutia, karena itu aku tadi menghubungi suamimu biar dia nggak bantuin nyari Rindu lagi, maaf sudah merepotkan kalian selama ini. Jadi apa yang mau katakan sampai memintaku untuk menemui, ayolah, aku ingin menemui putraku!"

Tawa sumbang yang terdengar dari Mutia membuat Askara mengernyit, entah apa yang lucu dari ucapan Askara hingga wanita mungil ini menertawakannya, mungkin menurut Mutia kenyataan seorang Askara yang brengsek tiba-tiba mendapatkan seorang Putra adalah hal yang menggelikan.

Tapi apapun dugaan Askara mengenai Mutia salah total, sebuah dokumen yang kini di sorongkannya pada Askara membuat Askara merasa justru di sini dia yang pantas di sebut lelucon.

Sebuah fotokopi dokumen akta cerai dan akta kelahiran, pandangan Askara mendadak menjadi nanar tidak percaya dengan apa yang di lihatnya. Reyhan, seorang yang di percaya Askara layaknya seorang saudara begitu tega mempermainkan Askara sedalam ini. Bagi Askara, dia tidak peduli dengan semua orang yang mendekatinya hanya untuk memanfaatkan koneksi Papanya dan juga Ibunya yang merupakan seorang Anggota dewan, tapi jangan Reyhan. Reyhan lebih sahabat untuk seorang Askara.

Namun nyatanya. Nama Reyhan yang bersanding dengan nama seorang wanita yang di carinya selama enam tahun ini membuktikan jika seorang yang begitu di percaya bisa menusuk.

Astaga, Askara ingin sekali menertawakan dirinya yang begitu bodoh, enam tahun Askara menjaga cintanya untuk Rindu, berusaha membereskan segala hal yang membuatnya tidak bisa memenuhi janjinya pada Rindu untuk menjadikan wanita tersebut sebagai Ibu Persitnya, namun apa yang Askara dapatkan?

Reyhan, tempatnya berkeluh kesah tentang Rindu selama ini, sahabat yang di percaya Askara bahkan yang di mintai tolong Askara untuk terus mencari Rindu justru yang menyembunyikan wanita yang di cintainya.

Bukan hanya menyembunyikan, tapi Reyhan juga menikahinya dan sekarang sudah menceraikan Rindu. Pantas saja enam tahun yang lalu Reyhan membatalkan dan putus begitu saja dengan Mutia, ternyata Reyhan memutuskan Mutia di saat mereka hampir menikah karena Rindu.

Entah bagaimana perasaan Askara sekarang, sungguh campur aduk tidak bisa di jelaskan dengan kata-kata, di satu sisi Askara bahagia bisa menemukan Rindu kembali, di tambah dengan kehadiran Gavin, anak kecil yang di yakini Askara sebagai putranya, tapi fakta tentang pernikahan dan perceraian juga dengan nama Reyhan sebagai Ayah dari Gavin di akta kelahiran putranya membuat Askara ingin menangis.

Ya, seorang Askara yang bisa mengamuk menentang ide gila Ibunya untuk menikahi seorang Amelia Sutrisno, kini begitu terpukul dengan semua yang ada di hadapannya.

Kenapa Rindu tidak mencarinya saat hamil?
Kenapa harus Reyhan yang menikahinya?
Dan kenapa Rindu harus menghilang dengan Reyhan yang turut menyembunyikan semuanya.
Kenapa tidak ada yang jujur dengan Askara.
Semua hal tersebut membuat Askara merasa terkhianati

"Kamu sudah salah percaya sama orang, Askara!" Ucapan pilu dari Mutia membuat Askara tersentak dari perasannya yang kacau balau, pantas saja Mutia berantakan seperti sekarang, Askara yakin jika dirinya sama buruknya dengan Mutia sekarang.

Bibir Askara bergerak, tapi nyatanya tidak ada yang keluar, lidahnya terasa kelat, tenggorokannya begitu kering, Askara Utama, putra Iwan Utama yang namanya bersanding sama kuatnya seperti Naraka Winarta kini mendadak menjadi tidak berdaya karena rasa terkhianati.

"Reyhan, dia meninggalkanku dulu karena Rindu hamil! Reyhan buang aku demi pacarmu dan juga anakmu." Nafas Askara seperti tercekik, campuran antara kesedihan dan juga kemarahan, sedih karena Askara bahkan tidak tahu wanita yang di cintainya mengandung, dan marah karena Reyhan yang mengambil alih posisi yang seharusnya di miliki Askara.

Menurut Askara, Reyhan terlalu bersalah, seharusnya Sahabatnya tersebut tidak menyembunyikan apapun darinya.

"Bisa kamu bayangin sakitnya jadi aku, Askara! Tinggal menghitung bulan pernikahan kami dan Reyhan batalin semuanya, aku di tinggalin pacarku karena dia lebih milih nikahin pacar temannya. Kamu tahu gimana kecewanya aku di suruh terus menerus mengerti  tentang Rindu dan Gavin? Pacar dan anakmu itu seperti mimpi buruk dalam hidupku!"

Suara isakan tangis Mutia yang terisak lirih mencerminkan betapa tertekannya Mutia, selama dua tahun pernikahannya dengan Reyhan, Rindu dan Gavin seperti bayang-bayang yang tidak bisa membuat Mutia bisa bahagia dengan bebas. Selalu ada nama Rindu dan Gavin yang terselip di setiap perbincangan mereka dan Mutia benci tersebut.

Apalagi jika mendapati Reyhan mencuri waktu untuk menemui Gavin, sungguh Mutia benci. Tidak peduli sebaik apapun Rindu kepadanya, tidak peduli bagaimana Rindu meminta maaf kepada Mutia karena Reyhan yang pernah menikahinya demi menyelamatkan harga diri dan status Gavin, Mutia tidak akan pernah memaafkan Rindu.

Karena itulah Mutia nekad menemui Askara tanpa seizin Reyhan yang pasti tidak akan mengizinkannya berbicara lebih dahulu. Toh menurut Mutia Askara sudah mengetahui keberadaan Gavin, pria dengan kekuasaan seperti Askara akan dengan mudah menemukan apa yang di inginkan. Selama ini Askara tidak bisa menemukan Rindu karena Askara terlalu percaya dengan Reyhan, Mutia hanya berusaha menyelamatkan rumah tangganya, Mutia hanya ingin bahagia dengan Reyhan dan calon buah hati mereka tanpa ada lagi Rindu dan Gavin di antara dirinya dan suami.

Sudah cukup selama ini Mutia mengerti perhatian Reyhan yang terbagi tanpa Reyhan sadari, dengan cara Reyhan melindungi Rindu, bahkan memberikan rumah, memberikan Rindu pekerjaan yang layak, juga membayar sekolah Gavin di sekolah Internasional, semua perhatian Reyhan tersebut di Mutia anggap terlalu berlebihan.

Reyhan mungkin mengatakan jika dia tidak ada perasaan sama sekali terhadap Rindu, tapi soal hati, dan saat Reyhan bertandang ke rumah jandanya tersebut siapa yang tahu?

Tidak peduli yang di lakukannya di sebut salah atau benar, Mutia membeberkan semua kekhawatirannya kepada Askara, dan juga segala hal yang di bencinya dari Rindu dan Gavin.

"Aku mohon Askara, bawa pergi Rindu dan Gavin dari hidup Reyhan. Aku lelah dengan perhatian Reyhan yang terbagi, Rindu hamil karena kesalahanmu, jadi bertanggungjawablah, pungut benalu itu dari hidupku dan Reyhan. Aku mohon, aku ingin bahagia, Askara."

".............. "

"Kalian yang berbuat kesalahan, kenapa aku yang harus terkena imbasnya!"

Rindu AskaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang