● Penyiksaan

171 141 73
                                    

Jangan lupa follow, vote, and coment tenang nggak maksa kok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa follow, vote, and coment
tenang nggak maksa kok.....


Cusss simak ceritanya

»»————>                            <————««

"Kertas siapa ya??". Rani penasaran jadi ia memutuskan untuk membuka secarik kertas tersebut.

Saat melihat kertas itu Rani sangat terkejut. Dan jantungnya berdetak tidak normal nafasnya memburu.

Ternyata tulisan di dalam secarik kertas tersebut adalah seperti ini " Kirania Deslina Permata, Hidup lo nggak akan pernah tenang sebelum lo menghilang dari bumi. Temui kita di rooftop sepulang sekolah oya satu lagi lo harus datang sendiri inget sendiri, jika lo tidak datang kita akan pastikan para sahabat lo yang menanggung akibatnya".

Entah siapa yang melempar kertas tersebut kepada Rani.

Mino melihat Rani yang sepertinya ia sedang panik.
"Ni lo kenapa?? kok kek panik gitu??". Tanyanya

"A -aku gapapa kok No". Rani berusaha menggenggam erat kertas tersebut dan kemudian memasukkannya ke dalam ransel dengan sangat hati-hati agar Mino tidak melihatnya.

Dan benar Mino tidak melihat Rani saat memasukkan kertas itu.

Seseorang bergumam seperti ini
"Hidup lo akan penuh dengan penyesalan dan penderitaan Rani"

Kringggg.....
Bel sekolah berbunyi

"Kuyyy Ni pulang bareng gw, sekalian gw main ke rumah lo". Ajak Mino sambil menggandeng tangan Rani

Rani menepis tangan Mino.
"E -em aku mau ke pulang bareng b- bareng temen-temen aku". Rani sangat gugup

"Owalah oke nanti kalo udah sampe rumah chat gw ya". Mino tersenyum manis

"Siap Nono". Rani juga tersenyum manis kepada Mino.

"Maaf No aku nggak bermaksud buat bohongin kamu dan semuanya". Gumam Rani saat Mino sudah berjalan menjauh darinya.

Ia sudah memberitahu kepada para sahabatnya untuk pulang terlebih dahulu karena Rani akan pulang bersama Mino.

"Oke Ran sekarang tinggal temui orang yang ngirim kertas itu tadi". Rani berbicara pada dirinya sendiri dan berjalan perlahan menuju rooftop.

Sesampainya di rooftop Rani sudah menunggu di sana selama kurang lebih 10 menit tapi orang yang menyuruhnya ke sini belum juga datang.

"Mana sih orang yang nyuruh aku ke sini?? udah lama banget ku nunggu di sini tapi kok belum datang-datang ya??". Eluh Rani

Tiba-tiba dari arah belakang ada yang membungkam mulut Rani. Dan ia pun pingsan karena, mulutnya di bungkam dengan kain yang terdapat obat biusnya.

Saat pingsan Rani di seret oleh dua orang masuk ke dalam sebuah gudang terbengkalai. Dan mengikatnya dengan sebuah kursi di sana.

"Kita siksa dia di sini saja". Ucap salah satu orang yang menyeret Rani

Sudah hampir 30 menit Rani belum sadar juga. Dan dua orang tersebut memutuskan untuk mengguyur Rani menggunakan air yang sangat dingin agar dia siuman.

Byurrr....
Satu ember air yang sangat dingin berhasil mengguyur tubuh mungil Rani.
Saat air tersebut mengenai wajah Rani, Rani tiba-tiba siuman dan langsung kedinginan.

"Kalian berdua siapa??". Rani membuka matanya perlahan dan merasa suhu tubuhnya menjadi sangat dingin.

"Gw Silva Marseille". Silva membuka masker dan tudung hoodienya.

"Dan gw adalah Gevan Alexander". Gevan membuka maskernya dan berjalan mengambil kayu yang berada di sisi lain gudang itu.

"Kalian kenapa ngelakuin ini ke aku?? aku ada salah sama kalian??". Rani bertanya kepada Silva dan Gevan

"Lo udah buat Mino berubah. Dia jadi berani sama gw". Gevan mendekati Rani dengan membawa kayu tadi.

"Dan lo udah buat banyak salah ke gw, gara-gara lo gw sangat menderita Rani". Silva ternyata membawa sebuah besi yang lumayan panjang, ia sembunyikan di belakang punggungnya.

Dan.....

"AKHHHH". Teriak Rani saat besi tersebut menghantam perutnya.

"Sakit ya?? mau gw obatin??". Tanya Silva, Silva malah menendang kursi yang di duduki Rani hingga menghantam tembok di belakangnya.

Gevan yang melihat itu sangat puas karena orang yang sudah membuat sahabatnya berubah kini menderita di tangannya dan tangan kekasihnya.

Silva tersenyum puas, dan ia agak menjauh dari Rani agar Gevan bisa giliran menyiksa Rani.

Gevan mendekati Rani dan melepaskan ikatan Rani, lalu setelah ia melepaskan ikatannya. Ia menarik dagu Rani hingga Rani berjinjit. Seperdetik kemudian Gevan membanting tubuhnya, lalu memukulinya dengan kayu tadi.

"AKHHHH SAKIT GEVAN". Teriak Rani, ia sudah meneteskan air mata yang sangat deras.

"Pengen gw buka identitas gw tapi kata mama sama papa". Rani berbicara dalam hati.

"B*COT LO INI BARU PERMULAAN CEWEK J*LANG". Teriak Silva mengebu-gebu

Gevan menampar pipi Rani bolak-balik hingga sudut bibirnya mengeluarkan darah yang cukup banyak.

Tubuh Rani sakit sangat sakit tak sedikit terdapat memar dan adapula yang mengeluarkan darah.

"Kalian jahat jahat banget". Rintih Rani

"ZAMAN SEKARANG MANA ADA ORANG BAIK?? NGGAK NGGAK ADA RANI". Balas Silva

"Lo itu cewek yang culun, cupu, sok baik lagi". Gevan mengambil pisau di dalam saku hoodie nya untuk menyayat tangan, pipi, dan kaki Rani.

"SAKITTTT GEVAN!!!". Teriak Rani saat pisau tersebut berhasil menyayat  beberapa bagian tubuhnya dan mengeluarkan banyak darah.

"G sengaja". Jawab Gevan santai

Lalu Silva menendang Rani yang sudah duduk lemas sambil menyenderkan dirinya di tembok.

"Suatu saat kalian akan menyesal". Rani terbaring lemas di gudang terbengkalai itu.

"B*cot anj*ng". Gevan lalu menggandeng tangan Silva dan mereka berdua pergi meninggalkan Rani yang terbaring lemas dengan tubuh yang mengeluarkan banyak darah.

"S -siapapun tolong a- aku". Rani berteriak tidak begitu keras karena tubuhnya sudah sangat lemas.

Malam hari tiba
Mama Rani sudah sangat cemas sejak tadi lantaran Rani tidak kunjung pulang. Ia menyuruh anak sulungnya yaitu Raffa untuk mencari adeknya.

"Raffa coba kamu cari adek kamu, mama sudah khawatir banget". Perintah Lya

"Iya ma, Raffa bakal berusaha cari dedek Rani sampai ketemu". Raffa kemudian menjabat tangan mamanya serta mencium keningnya.

Raffa sudah bertanya pada sahabat-sahabat Rani tapi semua tidak tau saat ditanya apa tau Rani, ia juga memberitahu jika Rani sejak tadi belum pulang dan ia juga bertanya apakah mereka tadi pulang bersama Rani. Mereka semua menjawab pertanyaan itu dengan jawaban yang hampir mirip, yaitu "tadi Rani pulang sama Mino".

Raffa dengan cepat bergegas kerumah Mino sepupunya.
"Kalo sampe adek gw kenapa-kenapa gw nggak akan maafin Mino walau faktanya dia adalah sepupu gw". Raffa saat sudah hampir sampai di rumah Mino.

Kira-kira apa yang terjadi selanjutnya ya??

Apakah Raffa akan marah kepada Mino??

Tunggu part selanjutnya ya....

See you epribadehhh di part selajutnya ♡

Kirania D.P [ Belum Revisi ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang