Sekolah Nusa Persada terlihat heboh dengan kehadiran seorang gadis cantik. Gadis langka tersebut menjadi incaran cowok-cowok SMA Nusa Persada sejak kemunculannya di majalah-majalah model dan stasiun TV. Sulit memang mengalihkan tatapan dari gadis tersebut, seakan-akan ia memiliki daya tarik tersendiri yang membuat semua orang yang berpapasan dengannya sulit untuk mengalihkan tatapannya.
"Dea! Wait wait... tungguin.."
"what?"
"kamu ada baca pengumuman gak?"
"gak.. emang kenapa?"
"itu lohh... ada liburan akhir tahun sekolah kita. Rencananya ke pulau gitu."
"pulau? Kemah ya? Uhh.. ga tertarik."
"villa kok. Kabarnya pulau itu milik keluarganya Rethan... siswa teladan sekaligus cowok berotak jenius itu lohh.."
"aihh.. dia punya villa? Ga disangka orang culun kayak gitu punya villa."
"kok gitu sihh ngomongnya? Dia ganteng tau, pinter lagi, apa coba yang kurang? Kok segitu antipatinya kamu sama dia?"
"sok ganteng, sok baik, sok care, dan sekarang sok dermawan. Sok-sokan mau pinjemin villa, biar dikira murah hati kali ya.."
Milla hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar gerutuan temannya.
Dealina dan Milla sudah bersahabat sejak lama. Meski Milla tidak sepopuler Dea, tapi tidak terbersit sekalipun perasaan iri pada temannya itu, begitu juga dengan Dea, ia tetap bersahabat dengan Milla sekalipun saat ini karirnya tengah menanjak di dunia modelling.
Sementara itu, di bagian utara gedung Nusa Persada, orang yang tengah mereka bicarakan sedang serius memperhatikan sesuatu. Kamar yang sunyi semakin menambah konsentrasi pemuda itu dalam meneliti suatu zat.
Rethan, murid paling jenius sepanjang sejarah SMA Nusa Persada, predikat yang disandangnya membuat ia menjadi cowok populer di sekolah, apalagi kenyataan bahwa ia merupakan anak tunggal dari pemilik Gabriello Grup semakin menambah nilai plus sebagai cowok paling diminati seluruh cewek SMA Nusa Persada, kecuali Dea tentunya. Hal inilah yang membuat Dea membenci Rethan setengah mati. Dea menganggap Rethan sebagai ancaman terhadap popularitasnya. Ia berambisi untuk mengalahkan Rethan dalam segala hal. Berbanding terbalik dengan Rethan, ia membenci Dea karena cewek satu ini terlihat selalu mencari masalah dengannya, baik itu dengan menghancurkan hasil penelitiannya, ataupun dengan membuatnya jengkel setengah mati karena mencuri alat-alat penelitiannya. Dan yang membuatnya tambah kesal adalah tujuan dari itu semua hanya ingin mengganggunya saja.
Hari ini, Rethan kembali menekuni penelitiannya, ia terpaksa melakkan penelitiannya di kamar asramanya karena hanya ini satu-satunya cara agar alat-alatnya tetap aman tanpa gangguan nenek sihir itu.
***
Sementara itu, tidak jauh dari tempat Dea, sedang diadakan kompetisi olahraga antar kelas. Suasana yang ramai sama sekali tidak mempengaruhi Jann yang sedang sibuk dengan pikirannya sendiri.
Jannica Willbraith, gadis berusia 17 itu selalu dianggap aneh oleh teman-teman sekelasnya. Semua orang memperlakukannya seperti virus yang perlu dihindari. Entah apa penyebabnya, tapi sifat Jannica yang misterius membuat setiap orang menjadi takut dan segan untuk berdekatan dengannya. Jannica sendiri juga sepertinya tidak terlalu memusingkan sikap teman-teman padanya, ia seakan sudah mengetahui bahwa hal seperti ini akan terjadi padanya. Jika diperhatikan, Jannica mempunyai sifat yang istimewa, ia selalu menampilkan sikap yang tenang bahkan jika terjadi insiden heboh sekalipun, selain itu entah bagaimana caranya, ia selalu berada di tempat dan waktu yang tepat, sehingga tak jarang orang menjulukinya sebagai 'peramal'. Ia seakan mengetahui apa yang akan terjadi dan selalu menempatkan dirinya sebagai penolong. Meski begitu, ia tidak pernah sekalipun menuntut balasan. Biasanya setelah memastikan orang yang ditolongnya baik-baik saja, ia akan melenggang pergi meninggalkan orang yang ditolongnya, seakan merasa telah menyelesaikan tanggung jawabnya. Keesokan harinya setelah kejadian, ia akan bersikap seolah-olah tidak ada yang terjadi dan kembali seperti sedia kala, Jannica yang cuek dan misterius.
Tanpa disadarinya, seseorang tengah memperhatikannya dari jauh. Seorang lelaki duduk tidak jauh darinya terlihat sedang diam-diam memperhatikannya. Gadis yang selama ini dijauhi teman-temannya justru menarik perhatiannya, kecantikan yang dipancarkan gadis ini berbeda dengan kecantikan gadis-gadis yang selalu mengelilinginya. Sikap misterius gadis ini semakin menarik perhatiannya dan ia merasa perlu untuk mencari tau informasi seputar gadis ini. Namun, sejauh ini informasi yang didapatnya sangatlah sedikit. Sulit mencari tau lebih banyak karena memang gadis ini terkenal dengan sikap dingin dan tertutupnya. Lelaki ini tidak lain dan tidak bukan adalah Chris, lelaki yang senang berpetualang ini menjadi favorit gadis-gadis di sekolah. Selain ketampanannya, ia juga dikenal sebagai lelaki hati beku. Dari luar ia terlihat sangat ramah terhadap setiap orang, namun tidak seorangpun bisa menjangkau hatinya. Entah bagaimana caranya, sikap tenang Jannica dalam menghadapi teman-teman yang mencemoohnya, telah menyentuh hati terdalamnya. Secara tidak langsung Jannica sudah mengukir nama cinta di dalam hatinya. Sejauh ini, yang dapat dilakukan Chris hanyalah memandang dari kejauhan, sambil mencari tau informasi melalui kegiatan yang Jannica lakukan selama ini. Dengan kata lain, di mana ada Jannica, di situlah ada Chris. Sudah beberapa kali terlintas dibenak Chris untuk berkenalan langsung dengan Jannica, kemudian mendekatinya selayak pada umumnya lelaki melakukan pendekatan kepada gadis yang disukainya. Namun intuisi Chris selalu mengatakan yang sebaliknya yang membuatnya sampai sekarang hanya bisa bertahan di posisi seperti ini. Intuisinya selalu mengatakan 'ada saatnya'. Chris selalu melakukan segala sesuatu berdasarkan intuisinya, dan intuisinya selalu terbukti kebenarannya.
Di tengah lapangan, terlihat Javina sedang bergulat melawan seorang anak laki-laki yang mempunyai badan lebih besar dari dirinya. Meski begitu, kendali pertandingan karate itu tetap di pegang baik oleh Javina. Karateka yang dibanggakan itu akhirnya dapat mengalahkan lawannya dengan pukulan telak di bagian perut, seketika itu juga, terdengar suara tepuk tangan yang meriah dari arah tribun penonton. Javina, sang karateka sekaligus ketua OSIS Nusa Persada selalu memenangkan perlombaan karate tingkat nasional, hal ini pula lah yang membuat ia di pilih menjadi salah satu peserta perlombaan karate internasional yang akan diadakan tahun depan. Selain ahli dalam bidang karate, Javina dikenal sebagai sosok pemimpin yang baik oleh teman-temannya, itulah mengapa ia terpilih menjadi pemimpin OSIS dengan suara paling banyak saat itu. Sekalipun ia seorang perempuan, ia bisa bertindak tegas selayaknya laki-laki, hal ini memberikan ia poin plus sebagai seseorang yang pantas menduduki pangkat Ketua OSIS Nusa Persada.
***Hai.. ini novel prtamaku.. msh novel abal" sih.. rencana awalnya si mau di jadiin skenario drama.. tapi keknya ga cocok dehh.. kepanjangan.. yahh dipikir" post di wattpad oke jg kali yahh..
Selamat membaca..
Jangan lupa tinggalin jejaknya yahh..
Makasihh..Btw jgn di copas yahh.. cerita ini murni ide sendiri..
KAMU SEDANG MEMBACA
The Power of Friendship
AdventureLima remaja dengan keahlian berbeda terdampar di sebuah pulau saat akan mengikuti outbond yang diadakan sekolah. Pulau indah dengan hutan-hutan yang mengelilingi serta portal-portal terkutuk di dalamnya. Tidak ketinggalan cerita dibalik semua kejadi...