Dari arah gubuk tampak seorang lelaki berdiri di ambang pintu melambaikan tangannya ke arah kelima remaja yang terlihat sedang berlarian menghindari sesuatu di belakang mereka.
"ayo masuk ke dalam sini!!" seru seorang lelaki dari ambang pintu gubuk
Setelah memastikan keadaan aman, kelima anak remaja tadi menghela nafas lega.
"Dengan kecepatan 20 km/jam kita yang luar biasa tadi, zombie-zombie itu tidak akan bisa kita dengan mudah" ujar Rethan sambil membetulkan kacamatanya yang sudah hampir melorot menyentuh hidungnya
"Benar, dan zombie-zombie itu sudah tidak akan mengejar kita lagi, aku bisa merasakannya" sambung Chris membenarkan
"Tentu, kan, aku sudah menyemprotkan parfum 'Baygon' kepada zombie-zombie itu, hehehehe" ujar Dea terkekeh pelan
"Baygon?? Itu mah bukan untuk zombie!!" tukas Rethan sambil bangkit berdiri dari duduknya
"Sudahlah, teman-teman, yang penting, kan, sekarang kita semua sudah selamat" ujar Javina dengan bijak
"Oh, iya, ya..."
Percakapan berakhir, seolah tersadar bahwa tidak hanya mereka berlima di ruangan itu, kelima anak remaja tersebut menolehkan kepala secara bersamaan dan memandang orang asing tersebut dengan tatapan bertanya. Merasa diperhatikan, orang tersebut tersadar dan mulai membuka percakapan.
"Ehemmm, jadi, anak-anak muda, silahkan duduk di pondok kecilku yang sungguh sangat sederhana ini" ujar lelaki tadi
"Aku rasa kalian sekarang ini sangat kebingungan dengan apa yang terjadi dan di mana kalian, tapi, sebelum kujelaskan lebih lanjut, perkenalkan, namaku Carlos, aku sudah tinggal di hutan ini cukup lama" sambungnya sambil menuangkan teh pada cangkir-cangkir yang berada di hadapannya
"aku Christian Carlo, panggil saja Chris"
"Namaku Rethan Gabriello, aku juara olimpiade fisika, kimia, biologi, matematika, geografi, ekonomi, dan—-"
"Udah deh, stop-stop, ini bukan ajang pamer-pameran. Salam kenal, namaku Dealina Karlista, kalian bisa memanggilku Dea"
"Namaku Javina Alexandra"
"Jannica Willbraith, panggil saja Jann"
"Baiklah, harus kumulai dari mana ya? Begini, kalian benar, kalian berada di suatu tempat entah berantah yang bahkan aku sendiri tidak mengetahuinya, tapi, bertahun-tahun yang lalu, aku dan teman-temanku pun mendapatkan nasib yang sama seperti kalian, terperangkap di hutan belantara ini, namun, kami tidak pernah bisa bersatu dan saling menolong satu sama lain, diantara kami semua, hanya aku sendiri yang bisa selamat dari segala rintangan yang ada di hutan ini, dan, aku tidak akan membiarkan hal yang sama terjadi pada kalian juga"
"Tapi, bagaimana kita bisa keluar dari hutan ini?"
"Begini, untuk keluar, kalian harus melewati beberapa rintangan, rintangan itu adalah untuk melewati berbagai macam portal-portal yang menuju ke dimensi lain"
"wah, seru dong!" ujar Dea tiba-tiba menyeletuk yang kemudian mendapat sambutan wajah kesal dari Rethan yang merasa terganggu
"Sssst, diem ah, lagi serius ngedengerin nih"
"Selain itu, kalian juga mempunyai misi di setiap portal, di dalam setiap portal, terdapat kisah yang berakhir sedih, dan tugas kalian adalah membuat akhir kisah mereka menjadi bahagia" ujar Carlos melanjutkan penjelassannya
"tapi bagaimana?"
"bukankah kalian sudah mengetahuinya? Tentu saja dengan kekuatan kalian masing-masing!"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Power of Friendship
AdventureLima remaja dengan keahlian berbeda terdampar di sebuah pulau saat akan mengikuti outbond yang diadakan sekolah. Pulau indah dengan hutan-hutan yang mengelilingi serta portal-portal terkutuk di dalamnya. Tidak ketinggalan cerita dibalik semua kejadi...