Chapter 1

3.7K 343 39
                                    


[Jangan lupa vote ya 😊😊]


Trigger warning : Violence, blood, gore, gun


<<First Meet Up>>


Kelab malam di Tokyo itu dipenuhi dengan cahaya gemerlap. Lampu disko yang remang-remang dan berkelap–kelip berganti warna kian meramaikan. Musik dari sang disc joker terus menghentak. Lantai dansa pun di penuhi dengan lautan manusia yang sedang berjoget ria bergerak sesuai ritme musik.

Sanzu Haruchiyo duduk di kursi bartender dengan santai menyesap segelas wine campuran ganja di genggamannya, sambil menempelkan ponsel di telinganya, ia membiarkan orang di balik ponsel itu mengoceh.

"Sudah kubilang jangan menongkrong di bar atau kelab yang bukan milik Bonten."

Sanzu hanya mengangkat bahunya acuh tak acuh mendengar kata-kata yang di ucapkan oleh rekannya dengan suara penuh nada nasehat itu. "Entahlah," Sahut Sanzu. "Mungkin adrenalin ku yang terpacu membuatku ingin menerjang resiko."

"Hentikan alasan omong kosong mu itu jika kau tak mau mati."

Lagi-lagi Sanzu hanya memutar bola matanya malas mendengar nada serius itu. "Kau sangat membosankan, Kakucho."

"Bukan aku yang membosankan, kau yang harus hati-hati." Sanggah Kakucho dan berusaha menjelaskan, "Organisasi tidak dikenal sedang gencar-gencarnya menghancurkan Bonten. Bonten sudah kehabisan anak buah dimana kita benar-benar kekurangan orang karena anak buah kita banyak yang dihabisi."

"Eksekutif menjadi incaran." Tambah Kakucho lagi. "Bonten sedang krisis."

Sanzu hanya menghela napas kasar mendengar kalimat bernada peringatan milik Kakucho. Tangannya mencengkram ponsel dengan frustasi, matanya memincing marah, lalu ia mengangguk seolah paham. "Siapapun yang menyerang organisasi kita pasti tahu seluk beluk dalam Bonten kah?" gumamnya. "Aku penasaran siapa penghianat kali ini? Jika aku tahu tidak akan aku biarkan mati dulu."

Kakucho tertawa hambar di ujung sana. "Itupun jika kau bisa menangkapnya." Katanya. "Target kita kali ini sepertinya bukan tikus got."

Sanzu menghela napas kasar lagi. "Ya sudahlah, aku tutup telponnya."

Setelah Sanzu memutuskan panggilan dari Kakucho, ia menaruh ponsel di saku celananya, menumpukan kepalanya di meja bartender dengan lelah, melamun dengan tatapan termenung sambil menarik napas dalam-dalam lalu bergumam, "Hah! Aku muak sekali."

Detik berikutnya, pandangan Sanzu beralih kepada seorang wanita berambut hitam panjang yang sudah duduk di samping kirinya, mengenakan gaun mini ketat berwarna hitam yang lekuk tubuhnya langsung menggugah gairah pria berambut pink mullet itu.

Sanzu pun langsung menegakkan kepalanya lagi dan memasang seulas senyum kecil penuh menggoda pada wanita itu. "Hai, cantik." Sapanya. "Mau bersenang-senang denganku?"

Wanita itu menoleh kesamping kepada Sanzu, sambil menyesap whiskey, ia hanya tersenyum tipis merespon Sanzu.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Guilty Pleasure X Sanzu HaruchiyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang