Seri cerita 2

462 63 4
                                    


" ဪ§ရ∅၏φς#δሥጭ "

"Lihat! Adikmu saja setuju denganku."

"Eh, kau jangan mengada-ngada!"

Kalian cekcok terus. Apa tak capek?

·
·
·
·
·
·

Dua orang yang dari tadi bersuara di dekatnya, Dokja perkirakan itu adalah saudaranya.

"Heewon, Sooyoung, kalian berdua ternyata sangat akrab~"
Ucap seorang anak perempuan berambut cokelat muda yang beraura cerah.

"Uh, kenapa kau kemari?"

Apa telingaku tak salah dengar?
Kenapa nama-nama yang aku ketahui ada disini?

"Melihat adikmu, Dokja Kim, tidakkah dia sangat menggemaskan?"
Seorang anak perempuan berambut cokelat muda sebahu yang Dokja perkirakan umurnya sekitar 4 tahun, berdiri tepat di depan matanya.

"Heh, itu sudah jelas.
Karena aku adalah kakak satu-satunya. Jadi secara naluriah Dokja akan memiliki beberapa unsur menggemaskan dari ku."

Apa yang sedang kau bicarakan?
Diamlah. Semakin kau berbicara, semakin linglunglah kau.

Decakan tidak setuju terdengar dari samping.
"Kau terlalu sombong.
Itu tak bagus jika Dokja menjadikanmu sebagai contoh."

?!
Wajah itu kan..!!!!

"Bukan sombong. Inilah yang dinamakan narsisisme."

Jung Heewon, Han Sooyoung, dan Yoo Sangah. Kalian sangat mirip dengan kenalanku di kehidupanku yang sebelumnya.

Anak perempuan yang mirip dengan Han Sooyoung itu terlihat memutar bola matanya mendengar nada suara yang penuh keyakinan dan tak tau malu.

"Bulan depan anak pertama dari tuan Sung Jin Woo akan lahir.
Kalian sudah mempersiapkan hadiah?"
Tatapan lembut khas Yoo Sangah tak ada bedanya dengan tatapan anak perempuan berambut cokelat muda ini.

Siapa pula itu?
Namanya tidak asing di telinga.

"Masih sebulan lagi kok.
Buat apa cepat-cepat mempersiapkannya?
Toh, ratu kita sudah memberikan semua kebutuhan tuan Sung Jin Woo."
Anak perempuan yang diketahui namanya Sooyoung, nampaknya apatis meskipun orang yang dibicarakan sepertinya merupakan orang yang penting bagi ratu.

"Ada apa denganmu?
Kau sungguh aneh, Sooyoung.
Tuan Sung Jin Woo itu ayahmu."
Senyum manis hadir di wajah Heewon yang saat ini menatap langsung pada Dokja.

"Berhenti. Kau tak perlu mengatakannya dengan jelas."

Ayahnya Sooyoung?
Bagaimana rupa nya?

"Kalian berdua sangat akrab sehingga serasa seperti dunia cuma milik berdua. Tinggal aku dan Dokja yang kesepian."

Sooyoung menatap tajam Sangah yang pura-pura mengusap sudut matanya sendiri dengan wajah serius yang tak sesuai dengan suara setengah sendunya.

"Belum lama kita tidak bertemu,
kau semakin-"
Omongan Sooyoung terputus ketika pintu terbuka menampilkan seorang pria tampan yang sekilas matanya memancarkan cahaya biru
masuk dengan wajah tanpa ekspresi.

"Kenapa tuan kesini berjalan kaki?"
Pertanyaan yang tersirat nada khawatir kontan keluar dari mulut Heewon dan Sangah secara bersamaan.

"Jaraknya tidak lebih dari 1 kilometer kok."

Di area sekitar perutnya terdapat sekumpulan dua warna cahaya yang mengelilingi sebuah cahaya dengan warna hasil dari penyatuan dari dua cahaya tersebut.
Biru muda dan... kuning...?

Beberapa teori bermunculan di kepala Dokja sembari matanya fokus mengamati pergerakan cahaya-cahaya tersebut tanpa berkedip.

♦27 April 2022♦
♦(27-04-2022)♦

i don't wanna be a villainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang