"Mereka ingin membicarakan sesuatu.
Sebaiknya kau dan aku bermain ke taman."
Dengan tenang dan tanpa keraguan,
Joonghyuk mengajak Dokja.·
·
·
·
·
·Tak sampai dua detik,
Dokja berjalan menuju Joonghyuk.Begitu hampir tiba di hadapan Joonghyuk, Dokja mengubah arah langkah kakinya menjadi ke samping Joonghyuk.
Yang tak disangka,
Dokja menarik pergelangan tangan kiri Joonghyuk ketika jarak dirinya dengan Joonghyuk cukup dekat.Dan dengan demikian Joonghyuk ikut berjalan bersama Dokja dengan salah satu tangannya yang dipegang/ditarik Dokja.
Kejadian yang terbilang cukup aneh itu membuat Heewon, Sooyoung, dan Sangah terperangah.
·
·
·
·
·
·Aku sangat ingin memakai skill sesuka hatiku, tapi sayangnya di usiaku saat ini hanya mendukung untuk empat kali, jika lebih dari itu maka seluruh energiku terkuras hingga sangat sedikit dan berakibat tertidur selama hampir setengah hari.
Tceuh, aku harap pertumbuhanku enam kali lebih cepat daripada pertumbuhanku di dunia sebelumnya.Joonghyuk meraih tangan yang masih memegang pergelangan tangan kirinya itu demi menghentikan langkah kaki mereka karena tujuan mereka akan terlewati.
"Apa?"
"Kita sudah sampai di taman."
Jawab Joonghyuk sekadarnya,
sembari menunjuk ke samping [taman yang dituju] dengan ibu jari tangan kanannya sesudah Dokja melihat ke arahnya."Kau rekomendasikan tempat yang sesuai."
Dokja menatap Joonghyuk dengan tatapan tenang, santai, dan tiada unsur yang membuat siapapun yang menatapnya tak akan merasa curiga.
Lebih bagus mengikuti anak ini daripada berjalan kesana-kemari tak tentu arah. Dan alasan lainnya karena aku tak mau tersesat dan hanya mau bertindak sesuai yang ada di misi.Joonghyuk balas menatap.
"Jangan komplain."Sudut kiri bibir Dokja naik ke atas diiringi tatapan mata yang dengan lambat mengarah ke depan,
tepatnya ke beberapa media permainan seperti ayunan, jungkat-jungkit, perosotan, dan lain sebagainya.
"Ayo bermain. Di sana ada tiga orang yang sepertinya akan memainkan sesuatu."Joonghyuk ikut menatap ke depan.
Mengapa mendadak dia menunjukkan minatnya?
Apa yang sedang dia pikirkan?Dokja melepaskan pegangannya dari pergelangan tangan kiri Joonghyuk.
Berikutnya Dokja langsung menghampiri tiga orang itu dengan jalan cepat.Perangainya yang total berbeda,
ini sungguh seperti bukan dirinya.
Joonghyuk menyusul Dokja sesudah lamunan nya selesai."Ygret, Kasia, dan Ian!
Selamat siang!"
Kata Dokja sesudah tiba di dekat tiga anak yang tingginya setara dengan Dokja dan Joonghyuk."Selamat siang."
Balas ketiganya bersamaan."Kalian akan main apa?"
Anak yang memiliki rambut warna pirang gelap dan mata biru menggeleng-gelengkan kepalanya dengan lambat.
"Kami belum menentukannya."
Jawab anak berambut cokelat gelap dan mata hijau dengan wajah yang menyiratkan kepasrahan tingkat awal."Dokja dan Joonghyuk, kalian ada ide mau main apa?"
Tanya anak yang memiliki mata kuning dan rambut perak yang mendekati warna putih."Bermain peran. Kalian tau cara mainnya bagaimana?"
Dokja menatap ketiganya secara bergantian dan tak lupa dengan Joonghyuk di sampingnya yang menatap ke bawah dengan serius.
Sehingga membuat Dokja tertawa dalam hati.
Lihatlah anak yang sangat mirip dengan teman akrabku di dunia sebelumnya. Ekspresi mukanya sangat lucu. Sangat kontras dengan umurnya. Hm tidak, lebih tepatnya karena sudah sangat lama aku tidak melihat Joonghyuk versi anak kecil."Aku tak tau, dan yang lain juga tak ada yang tau."
Kata Ian setelah Ygret, Kasia, dan Joonghyuk menggelengkan kepala.♦24 Mei 2022♦
♦(24-05-2022)♦
KAMU SEDANG MEMBACA
i don't wanna be a villain
FanfictionKim Dokja bereinkarnasi di dimensi yang berbeda. "Apakah ini bukan mimpi?"