Seri cerita 3

346 53 0
                                    

Biru muda dan... kuning...?

Beberapa teori bermunculan di kepala Dokja sembari matanya fokus mengamati pergerakan cahaya-cahaya tersebut tanpa berkedip.

·
·
·
·
·
·

Tadi mereka bilang bahwa anak pertama pria ini yang namanya Sung Jin Woo, akan lahir bulan depan.
Sebelumnya aku berpikir bahwa yang melahirkan adalah ratu.
Ternyata bukan seperti itu.

"Sooyoung. Apakah kau mau ikut pulang bersamaku?"

Anak perempuan berambut hitam pendek seatas bahu itu menolehkan kepalanya untuk menatap Sung Jin Woo.

Mata anak ini langsung berkaca-kaca.
Aku harap air mata tidak keluar dari matanya, karena bagaimanapun juga aku masih bayi sehingga mustahil aku bisa berlari dari anak ini kalau-kalau anak ini menangis dengan begitu berisik.

"Sudah. Jangan sampai kau menangis. Ayahmu akan sangat cemas jika sampai melihatmu meneteskan air mata."
Bisik Heewon dengan mata agak melotot di samping Sooyoung.

Sangah melirik kedua temannya yang diam-diam saling berbisik,
tak lama kemudian berdebat dengan mata yang saling melemparkan pelototan sengit.

Di lain sisi, ayahnya Sooyoung terlihat menggelengkan kepalanya samar ketika anaknya dengan anak tirinya beradu mulut dengan suara berupa bisikan serta selalu mengabaikan sekitar begitu topik yang memancing perdebatan timbul.

Kepribadian dan karakteristik mereka berbeda. Juga aku barusan memahami bahwasanya aku dapat melihat cahaya-cahaya di area perut Sung Jin Woo, sedangkan mereka bertiga tidak bisa. Apa alasannya ya?

Dokja mengerutkan alisnya saat mendadak rasa gelisah hadir di kepalanya begitu dirinya mencoba mengingat sesuatu secara paksa.

" Λါδံုေ့ုူး္ိ်‌θಗъꗾꖛ "

Ruangan spontan menjadi senyap.

Sementara di posisi Dokja sendiri sedang mengalami kesulitan dengan ingatan-ingatan yang akhirnya bermunculan setelah berhasil mengingat secara paksa.

"Dokja!"
Serentak mereka memanggil nama bayi laki-laki yang tengah memejamkan mata dengan erat disertai kernyitan alis dan beberapa butir keringat yang muncul di pelipis dan juga dahinya.

"Tuan Sung Jin Woo, tolong...."
Heewon menarik-narik pelan pakaian yang dikenakan Sung Jin Woo dengan mata yang penuh kepanikan.

"Heewon. Lakukan seperti apa yang sudah aku ajarkan padamu."
Kata Sung Jin Woo dengan serius dan setelahnya Heewon menguatkan hatinya untuk meyakinkan dirinya sendiri.

"Baiklah. Aku akan mencobanya."
Dari telapak tangannya bersinar lembut selagi mengusap secara hati-hati kepala dan dahi Dokja.

Sempat aku berpikir untuk mundur dari tugas. Tetapi, anak ini dan juga orang-orang di sekitar sungguh peduli denganku.

Dokja merasakan rasa dingin yang menyejukkan, ditambah dengan berkurangnya rasa gelisah yang menggila di kepalanya setiap setengah detiknya sebelum akhirnya total menghilang.

"Maafkan kakakmu yang belum sepenuhnya menguasai jurus ini.
Kalau saja kakakmu ini sudah menguasai jurus ini, kau pastinya akan hidup tanpa tidak merasa nyaman dan tumbuh sehat."
Ucap Heewon dengan suara agak bergetar.

Tak usah sedih begitu.
Kemampuanmu itu sudah cukup baik.

Tepukan pelan mendarat beberapa kali di atas kepala Heewon.

"Kerja bagus, Heewon."
Senyum tipis yang tulus akan kasih sayang di wajah Sung Jin Woo sedikit banyak membuat Heewon merasa lebih baik dari sebelumnya.

29 April 2022♦
♦(29-04-2022)♦

i don't wanna be a villainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang