Pertarungan itu bergeser meninggalkan desa. Dari kedua belah pihak belum ada yang tumbang sedikit pun. Namun, pihak Scarlett akan segera memenangkan pertarungan setelah gadis itu men-summon salah satu roh kontraknya.
Payung Jiwa Gelap seketika mengepulkan asap tipis hitam keunguan. Scarlett mengangkat tinggi-tinggi payungnya, lingkaran sihir terbentuk beberapa langkah di depannya. Lingkaran ungu itu berputar makin kencang saat roh yang dipanggil mulai memunculkan diri.
"Matilah hari ini, makhluk-makhluk sampah!" Ryompe berteriak dengan nada garang dan penuh semangat untuk membunuh.
Ryompe, roh wanita setengah ular yang memiliki tinggi hampir dua meter—Scarlett hanya sebatas ketiaknya. Bagian atas tubuhnya mirip manusia, tetapi memiliki sayap yang membentang lebar—agak koyak—dengan tubuh tertutupi jirah hitam keemasan berpermukaan keras yang menyatu dengan kulit. Ia memegang dua pedang yang merupakan senjata andalannya.
"Ah, sahabatku, mereka mengganggu kita." Ular hitam yang melilit tangan kiri Ryompe berbicara dengan nada muak.
"Aku tidak sabar ingin menelan tubuh mereka!" imbuh ular yang meliliti tangan kanan Ryompe.
"Sabarlah, sayang-sayangku! Aku yang akan memusnahkan mereka semua dengan pedang-pedang cantikku!" Ryompe menyabetkan pedang tepat ke leher musuh dan kepalanya seketika buntung.
"Oh! Biarkan aku menelan kepalanya, sepertinya itu enak."
"Benda itu hanya sebatas sampah, isi otaknya pasti seperti kotoran!" Ryompe terus menimpali ucapan kedua ularnya sambil mengayunkan pedang dengan membabi buta.
Menyadari posisi terancam, ketua pasukan itu segera mengeluarkan kedua pedangnya. Namun, hanya kesia-siaan karena seluruh perhatian Ryompe telah terpusat padanya. Lidah ular makhluk itu meliuk-liuk, ujungnya yang bercagak hampir mengenai pipi si pria.
"Pria memang makhluk yang menjijikan dan tidak menjanjikan!"
Keduanya mengayunkan pedang, tetapi dengan segera keadaan tidak berimbang. Ryompe terus melancarkan serangan, tidak membiarkan musuh memiliki celah sedikit pun, dan akhirnya pedang di tangan kanannya berhasil menancap tepat di dada si pria malang sampai menembus tubuhnya dan menancap di batang pohon.
"YAK! KAU MEMANGGILKU HANYA UNTUK TERLIBAT PERTARUNGAN MEMBOSANKAN SEPERTI INI?" Ryompe berteriak murka pada Scarlett yang berdiri diam dengan payung menaungi kepalanya.
Scarlett berjalan mendekat, Vendard hendak menahannya, tetapi gadis itu mengangguk pelan dengan ekspresi menenangkan.
***
Pagi-pagi sekali mereka meninggalkan penginapan dan bergerak menuju stasiun kereta. Setelah mendapatkan tiket, sekarang mereka duduk berhadapan di salah satu kursi. Kereta mulai berjalan, awalnya pelan, kemudian memelesat dan meninggalkan uap hitam dari pembakaran batu bara.
"Aku lebih senang naik naga daripada kendaraan seperti ini," keluh Jace.
"Aku lebih senang dalam wujud asliku dan berlari bersama Scarlett," timpal Vendard yang kemudian menatap Scarlett dengan lekat. Gadis berambut merah itu hanya memasang senyum tipis. Duplikat The Prof duduk diam di depannya.
"Kita tidak mungkin diserang begitu saja, pasti ada sesuatu." Tiba-tiba Scarlett berujar. Sejak tadi ia jengkel karena Rhyebs terus mengocehkan masalah penyerangan sore kemarin di hutan. Apesnya, meski sebagai pemilik, ia tidak bisa memutus komunikasi karena Rhyebs seolah menguasai kepalanya.
"Buntu. Tidak ada petunjuk apa pun yang bisa memberikan jawaban, selain dugaan bahwa mereka hanya perampok." Jace menatap gadis berambut merah itu. "Lagian rohmu itu, bertarung ngabisin jatah orang."
![](https://img.wattpad.com/cover/305086214-288-k673398.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Diving Under Waterfall
FantasíaDibebankan misi menemukan benih plum blossom di Xia Kingdom, Valerie Scarlett harus bisa bekerja sama dengan Jace, Adniel, dan Vendard. Sebagai cewek sendiri, dia benar-benar takut menjadi beban tim. Apalagi kelebihan-sekaligus kutukan-nya mulai ber...