Lamaran dan Persiapan

172 16 2
                                    

.
.
.
.
.
🤩 Happy Reading 🤩
.
.
.
.
.





















































(◔‿◔)

Sejak kejadian satu minggu yang lalu ketika pulang ke Bogor. Kini Been tengah bersiap untuk pergi ke rumah Indri ditemani Kinan dan juga Jane

Iya. Been memutuskan untuk segera menikah dengan Indri. Meskipun keduanya harus bercekcok atas keputusan sepihak dari Been

Tapi Indri akhirnya menerima keputusan untuk menikah secepatnya meskipun tanpa restu dari kedua orangtua Been

"Ga usah gugup gitu" ujar Kinan

"Gimana ga gugup coba mas" balasnya

"Cie yang mau ngelamar crush nya" ledek caller

"Komuknya biasa aja kali ka" ujar Carren terkekeh

Memang sejak semalam si kembar terus saja meledek Been. Hanya Cia saja yang berada di pihaknya. Alasannya karena Cia mendapatkan oleh oleh yang diinginkannya berbeda dengan si kembar yang mendapat buku matematika

"Nanti Cia mau ketemu Kaka cantik juga ya ka" ujar Cia memeluk Been

"Iya, nanti Kaka ajak Kaka cantiknya nginep disini" balas Been

"Udah yuk berangkat, keburu macet entar" ucap Jane yang baru selesai berdandan

"Padahal dia yang bikin lama" gumam Been

"Udah, harus terbiasa kamu, tar juga Indri pasti gitu, ga akan jauh beda" timpal Kinan

Been mengangguk membenarkan

"Sayang, Been, ayo cepet kalian malah ngobrol" teriak Jane dari luar

"Iya" balas keduanya

Been dan Kinan sedikit berlari agar tidak kena semprot lagi oleh Jane. Sedangkan tripel C tertawa melihat tingkah sang Kaka dan mommy nya itu

"Kak Been kayaknya bakal jadi kaya mommy" ucap caller

"Ko kaya mommy sih ka?" Tanya Cia

"Takut istri" balas Caller lalu tertawa begitupun dengan Cia dan Carren

Kini ketiganya sedang berada di perjalanan. Dan Jane sedari tadi terus menanyakan banyak hal yang bersangkutan dengan lamaran

"Cincin nya udah disiapin kan dek?" Tanya Jane

"Udah mba"

"Seserahan nya udah di bawa semua? Ga ada yang ketinggalan?"

"Udah mba"

"Babe, kamu udah nanya itu berkali kali loh" ujar Kinan

Memang sejak semalam Jane terus menanyakan hal yang sama. Padahal Been saja tidak terlalu repot seperti Jane meskipun dia gugup

"Aku tuh cuma mastiin loh babe, tar kalo ada yang ketinggalan gimana? Batal lah lamarannya" balas Jane

Mereka sampai di rumah Indri dan disambut hangat oleh keluarganya Indri

Kini semuanya berada di ruang keluarga

"Ibu, maksud kedatangan kami, ingin melamar putri ibu, Indri, untuk adik kami, Sabeena" ujar Kinan

(◔‿◔)

Sejak tiga hari yang lalu setelah acara lamaran. Been dan Indri kini disibukkan dengan mengurus persiapan pernikahannya

Keduanya memutuskan untuk menikah di Canada. Persiapan keduanya juga dibantu oleh Kinan dan Jane

Been bersyukur memiliki Kinan dan Jane. Mereka berdua selalu ada untuknya dan mendukung apapun keputusannya

Soal kedua orang tua been, dirinya memilih untuk tidak memberitahu karena takut akan memgacau

Awalnya Indri tak setuju tapi setelah dibujuk dan di beritahu alasannya akhirnya Indri menerima itu

Rencananya pernikahan akan digelar dua Minggu lagi. Sengaja Been mempercepat karena kembali lagi, dirinya tak ingin sesuatu yang tak diinginkan terjadi

Mengingat sang papa adalah orang yang nekat. Tidak jauh sepertinya. Jadi dirinya lebih baik mempercepat

Been juga sudah menyiapkan rumah di Jakarta untuk tempat tinggal dirinya dan Indri setelah menikah nanti
















































Hai gimana chapter ini? Semoga suka 🤩

Sengaja aku buat chapter ini pendek dan kurasa ini chapter agak gj gitu😭tapi semoga suka ya🥺

Jangan lupa vote dan komen 🤩💜💜

DAISY (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang