.
.
.
.
.
🤩 Happy Reading 🤩
.
.
.
.
.(◔‿◔)
Kini Been dan juga Indri beserta keluarganya sudah berada di Canada untuk melakukan pernikahan
Ini adalah hari ke tiga Been tidak bertemu dengan Indri. Karena katanya calon pengantin tidak boleh bertemu sebelum hari H
Been sedang bersama Kinan dan Sevia. Mereka sedang berada di taman hotel yang mereka tempati
"Udah, jangan mikirin hal hal yang negatif, besok udah harinya loh, relaks oke" ucap Kinan
Been hanya menatap Kinan lalu mengangguk. Fikirannya melayang pada sang ibu. Bagaimanapun dirinya ingin cinta pertamanya saat lahir kedunia hadir di hari pernikahannya
Tapi dirinya juga sadar. Bahwa sang ibu menentang pernikahan nya dengan Indri
"Tenang Been, sepulang dari Canada bisa temui ibu, dan minta restu nya lagi" ucap Kinan menyamangati
"Tapi.. gimana kalo mama malah marah saat tau gue udah nikah" ucapnya lirih
"Hey, Lo harus berjuang, perjuangin cinta Lo, mungkin perjuangan cinta Lo bukan untuk dapet restu dari mertua, tapi dari mama" ujar Kinan
Been mengangguk mantap. Iya kini meyakinkan kembali dirinya sendiri agar berjuang untuk mendapatkan restu sang ibu
"Ohiya sev, gimana?" Tanya Kinan
Been mengalihkan pandangannya pada sevia, menatapnya lekat menunggu jawaban yang sesuai dengan yang diharapkan nya
"Aman" balasnya
Beralih pada Indri yang kini tengah mengobrol dengan sang ibu di kamarnya
"Anak mama besok udah jadi milik orang lain. Tanggung jawab mama udah selsei saat kamu menikah. Mama cuma mau kasih tau, sebagai istri kamu harus nurut apa kata suami, mama harap kalo kalian ada masalah dibicarakan baik baik ya na" ucap sang ibu
"Iya ma. Tapi ma, Indri takut, gimana nanti sama orang tuanya Been, Indri takut kalo engga direstui ma, pernikahan bakal bahagia kalo direstui orang tua kan ma" ujarnya lirih
"Mama yakin, calon mertuamu itu pasti merestui, cuma masalah waktu aja nak, mama selalu mendoakan agar kamu hidup bahagia dengan pasangan mu"
Indri memeluk sang ibu dengan erat. Teringat dulu masa dimana dirinya harus pergi merantau ke kota orang untuk menimba ilmu. Kini terulang setelah dirinya nanti sah menjadi istrinya Been dirinya akan ikut kemanapun istrinya membawanya
Sang ibu mengelus punggung dan kepala Indri dengan sayang. Sama sama mengingat masa lalu yang indah. Kini harus melepaskan anak gadisnya itu dengan pasangannya
Been duduk di tepi ranjang lalu menatap foto dirinya dan sang ibu. Rasa bersalah muncul didalam hatinya. Tapi dirinya juga ingin bahagia dengan pujaan hatinya. Egois sekali saja tak masalah bukan?
"Maafin Been ma udah jadi anak durhaka" lirihnya
Air matanya lolos membasahi pipi. Ia menutup matanya erat agar tak menangis namun tangisnya tak bisa di bendung lagi
Fikirannya terus tertuju pada sang ibu. Memikirkan bagaimana nanti saat ia menemui sang ibu dengan status sudah menikah. Apakah sang ibu akan bahagia?
Tidak, Been sudah tau jelas bahwa ibunya akan marah lebih parahnya tak akan menganggapnya sebagai anak
Dirinya sudah siap akan konsekuensinya tapi yang dirinya tak siap jika harus melihat kesedihan terpancar di wajah sang ibu karenanya
Been membuka matanya dan mengusap kasar air matanya. Dirinya membasuh wajahnya yang sedikit sembab. Melihat dirinya sendiri di depan cermin. Penampilannya jauh dari kata baik, bukan tapi fikirannya sedang diobrak Abrik oleh dirinya sendiri
KAMU SEDANG MEMBACA
DAISY (gxg)
Teen FictionBunga daisy putih bermakna cinta setia dan kepolosan. Melambangkan sebuah perasaan cinta yang tulus dan murni "Aku sudah membangun tembok penghalang yang kokoh di hati ini selama bertahun-tahun tapi saat bertemu kembali denganmu tembok ini musnah" (...