“Teman-teman. Sepertinya aku sudah terkena efek halusinasinya.”
Gadis Wizard itu terpaku. Buah agodia di tangannya masih digenggam, mulutnya berhenti mengunyah. Dirinya mulai cemas tatkala efek halusinasi memalsukan penglihatannya.
“Serius! Kau, kan baru makan setengah buah itu,” ujar Cyrus yang agak khawatir. Dia takut jika efek halusinasi dari buah agodia ikut mempengaruhinya.
Aleria termenung, bukannya menanggapi ketua timnya, dia malah mendongak ke atas. Perhatiannya masih terfokus ke cabang pohon yang sama. “Rasanya ada yang bergerak di cabang pohon itu, tapi ... entahlah. Rasanya penglihatanku tidak jelas.”
“Kau mungkin hanya salah lihat. Aku sudah makan dua buah masih baik-baik saja, kok. Sepertinya Findahn hanya mengada-ada soal halusinasi itu,” tegas Ayaka menyombongkan dirinya.
Orang yang disebut Ayaka pun tersinggung. Findahn membela dirinya, “Memang apa untungnya aku berbohong. Aku bilang begitu karena tidak ingin ada hal buruk menimpa kalian, dasar kau ini ... Aargh, sudahlah, lupakan!” Findahn menggantungkan kalimatnya. Meski dengan tangan terkepal erat dan wajah kesal, Shadow Elf itu menahan dirinya untuk tidak mengatai kakak kelasnya.
Cyrus penasaran mengamati cabang yang dilihat Aleria. Bagian itu memang tampak janggal. Sekilas ada makhluk di sana yang muncul sesaat lalu menghilang lagi. Rasanya seperti fatamorgana yang menciptakan ilusi optik bagi mata kedua Wizard itu.
“Kurasa, aku juga terkena halusinasinya.” Cyrus terdengar tidak percaya dengan penglihatannya. Apa benar efek halusinasi buah agodia sekuat itu?, pikir Cyrus.
“Kalau kalian melihat hal yang sama, berarti Aleria tidak berhalusinasi.” Setelah bilang begitu, diam-diam Ayaka mengeluarkan jarumnya. Gadis itu membidik sekitaran cabang mencurigakan itu. Ketika jarum itu tertancap, sosok reptil berkulit gelap memperlihatkan wujudnya. Rupanya sejak tadi hewan itu menyamarkan kulitnya seperti warna pohon untuk menyembunyikan keberadaannya.
“Bunglon hitam!”
Keempat remaja itu bersorak girang. Hewan yang mereka cari berhasil ditemukan, dengan sigap, Ayaka menembakkan jarum beracunnya, tetapi tidak ada tepat sasaran. Siapa sangka jika bunglon itu begitu gesit dan pandai menghindari bahaya.
Cyrus mengangkat tangannya. Di hadapannya muncul puluhan kecoak api yang terbang ke arah bunglon hitam. Cyrus memilih bentuk serangga itu karena bentuknya lebih kecil dari burung, sehingga lebih efektif untuk mengepung bunglon tanpa mengenai cabang yang lain.
Si bunglon tampak tenang, hanya kedua matanya saja yang bergerak-gerak tak beraturan memindai lingkungan sekitarnya. Begitu kecoak Cyrus mendekatinya, reptil itu seolah menghilang, padahal si bunglon hanya memakai kemampuan mimikrinya, dengan begitu reptil hitam itu bisa kabur tanpa diketahui. Kecoak api Cyrus pun hanya membakar cabang kosong.
“Sialan! Bagaimana dia bisa kabur semudah itu?”
Cyrus geram karena rencananya gagal. Namun, sang ketua tim tidak kehabisan akal. Dia menciptakan semut dari api yang merambati pohon. Semut-semut itu meninggalkan jejak api ketika berjalan. Perlahan api itu menyebar membakar sebagian pohon agodia. Tidak hanya itu, Cyrus masih mengeluarkan kecoak terbangnya sebagai serangan udara. Merasa tidak aman, semua bunglon hitam yang sejak tadi menyamarkan keberadaannya, kini menampakkan wujudnya.
“Jadi, dari tadi mereka ada di atas sana?” gumam Aleria.
“Cyrus, kau gila! Apa kau ingin membakar hutan ini?” teriak Findahn.
“Jangan khawatir, akan aku usahakan agar apinya tidak menyebar ke pohon lain. Sementara itu sebaiknya kalian tangkap bunglon hitam itu!”
Ketua tim memberi perintah. Cyrus terbang dengan burung apinya, sedangkan Findahn mengeluarkan benda persegi dari tasnya. Dibukalah lipatan benda keras itu yang ternyata sebuah flyboard. Kedua anak itu melayang mengejar bunglon hitam yang berlari menyelamatkan diri dari api.
![](https://img.wattpad.com/cover/304475943-288-k113868.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mystery Beneath the Shadow Forest
FantasíaFindahn, Aleria, Cyrus dan Ayaka harus menjalani misi di Shadow Forest. Miss Valina Grewynn, guru farmasi di Maple Academy, menyuruh mereka untuk mencari tumbuhan ajaib. Kertas lusuh bergambar aneh pun menjadi petunjuk mereka. Teka-teki gambar haru...