Follow ig saya Aqiladyna.
Ikuti cerita saya di kbm app.
Sebagian cerita saya sudah tamat bisa di beli berbentuk ebook di playstore buku ketik Aqiladyna. Atau berbentuk pdf original bisa membelinya di wa +62 822-1377-8824.Semangat kalian adalah semangat saya. Vote dan komennya ya.
Lingkaran takdir sudah ada di Karyakarsa dan Kbm app silakan baca di sana.
21.6.22
"Tuan sendirian?" entah dorongan iblis betina mana hingga Senja menghampiri lelaki itu duluan, ia mengutuk sikap binalnya yang sebelumnya tak pernah ia lakukan pada lelaki yang berkunjung di club ini.
Lelaki itu menatap tajam pada Senja, oh Tuhan apakah dia marah? Senja tak mampu menebak isi pikiran lelaki itu.
"Perlu saya temani?" tanya Senja lagi, kali ini nada bicaranya sedikit gugup karena lelaki itu tetap tidak meresponnya.
Perhatian lelaki itu beralih ke arah kumpulan wanita-wanita seksi di kejauhan yang merayu para lelaki memasuki club ini.
"Apakah kamu bagian dari mereka?" tanyanya serak membuat Senja membeku, untuk pertama kalinya mendengar suara lelaki itu.
"Ya." jawab Senja tak mampu mengalihkan pandangannya dari lelaki itu.
"Wanita murahan."
Deg, raut wajah Senja pias, namun ia tidak membalas hanya tersenyum getir mendengar perkataan tidak pantas lelaki itu. Ah bukankah memang benar ia wanita murahan, tidak perlu harus marah meski kalimat itu sangat menyakitkan hati Senja. Tanpa kata Senja menjauh, memilih kembali duduk di kursinya. Rasanya seperti sebuah tamparan keras ke wajahnya atas penolakan lelaki itu. Selama ini ia tidak pernah di abaikan lelaki manapun.
"Brengsek." gumam Senja mengumpat pada dirinya sendiri.
Saat ia menyelipkan batang rokok ke bibirnya, sebuah tangan menyambar mengambil rokok itu menjauhkan darinya. Wajah Senja marah padam siapa yang berani mengganggunya namun seketika ia bergeming bersitatap dengan lelaki itu.
"Layani aku." Lelaki itu berdiri di hadapannya dengan postur tubuh tinggi dan berbahu lebar menghampiri Senja.
Tanpa menolak Senja mengangguk, dan sangat bodohnya ia menerima uluran tangan lelaki itu mengabaikan ucapan beberapa detik lalu yang menyinggung perasaannya. Kini membiarkan lelaki itu membawanya beranjak dari club untuk pergi ke gedung hotel tepat di sebelah club ini.
Selama menuju hotel, jantung Senja berdetak lebih cepat, mengikuti langkah lelaki itu yang telah menyewa salah satu kamar di hotel ini.
Mereka menaiki lift ke lantai atas, masih diam tidak ada yang buka suara, sesekali Senja melirik ke arah lelaki itu, aura yang begitu dingin dan sikapnya arogan, anehnya Senja tak mampu menolak lelaki ini saat menginginkannya.
Lift berdenting, mereka keluar beriringan menuju sebuah kamar, lelaki itu membuka pintunya dengan cardlock yang di berikan salah satu resepsionis hotel.
"Masuk." titah lelaki itu.
Senja melangkah berhenti di sudut ranjang mengamati sekeliling kamar hotel yang tak asing baginya dalam tiga tahun ini, karena sering menjadi tempatnya melayani lelaki hidung belang dan malam ini lelaki ini adalah tuannya.
Senja memekik saat lelaki itu memutar tubuhnya mendorongnya jatuh ke tempat tidur, tatapannya saling beradu intens.
"Berapapun uang yang kamu mau akan ku berikan." katanya serak.
Senyum mengukir di sudut bibir merah menggoda Senja, yang menarik kerah kemeja lelaki itu lalu menciumnya lebih dulu.
***
Senja masih tidak bergerak, terbaring menatap kosong pada udara dengan sisa kenikmatan yang tertinggal di tubuhnya, hingga suara ponsel lelaki itu bergetar yang di tinggalkan di atas meja nakas, karena penasaran Senja bangun menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, matanya melirik ke layar ponsel itu yang tertera nama my love. Wajah Senja seketika pias, ia terkesiap saat pintu terbuka menampakan lelaki itu telah rapi dengan pakaiannya. Lelaki itu begitu tenang meraih ponselnya yang masih bergetar tanpa repot mengangkat panggilan itu, memasukannya ke saku celana.
"Aku akan datang lagi padamu." Lelaki itu meletakan sejumlah uang yang tidak sedikit ke atas meja. Sementara perhatian Senja terhenti pada cincin yang melingkar di jemari manis tangan lelaki itu.
"Aku pergi." katanya berbalik menuju pintu.
"Tuan." panggil Senja hingga langkah lelaki itu terhenti.
"Siapa nama anda?"
"Awan ... Awan Alfarezel." Lelaki itu begitu saja berlalu meninggalkan Senja yang masih di tempat tidur yang tubuhnya berbalut selimut tipis.
"Tuan Awan Alfarezel, apakah anda telah beristri?" gumam Senja dalam pertanyaannya sendiri.
Senja mengusap wajahnya, mengingat nama kontak yang tertera di ponsel lelaki itu.
My love, pasti seorang wanita spesial yang sangat di cintai hingga lelaki itu memberikan nama kontak yang manis di ponselnya. Tapi kenapa dia malah datang ke sini dan minta di layani olehnya.
Senja meringis memikirkan tentang Tuan Awan Alfarezel, sudah jelas lelaki itu hanya seorang penjahat kelamin, tidak rahasia lagi dan tidak perlu di tanyakan lagi yang datang ke club kebanyakan lelaki yang telah memiliki istri atau tunangan, mereka --- kaum lelaki tidak akan pernah setia pada pasangannya, dan itu fakta yang nyata.
Senja melirik ke arah lembaran uang di atas meja, jumlah yang sangat banyak baginya untuk pelayanan singkat. Namun ia tidak pernah bahagia setiap kali menerima uang dari hasil menjual harga dirinya.
Entah sampai kapan ia berada dalam lingkaran setan ini, menjerujinya atas nama kenikmatan duniawi walau sebenarnya Senja sangat lelah dan ingin mengakhirinya tapi ia sadar tak akan pernah bisa untuk berhenti.
***
"Shit!" Awan bersandar letih di kursi mobilnya, sejenak tenggelam dalam pikiran kusutnya. Ia mengutuk perbuatannya malam ini hingga membawanya ke arus berbahaya yang tak pernah dilakukannya.
Bercinta dengan seorang pelacur sungguh Awan sangat anti dengan kebebasan, namun karena pikirannya yang kusut membawanya jauh pada kewarasan.
Awan teringat janji yang ia katakan pada pelacur itu untuk datang kembali. Oh tidak, Awan tidak akan melakukannya. Cukup sekali ia melakukan kenistaan tidak akan terulang lagi untuk menginjakan kakinya di tempat ini lagi.
Ponsel Awan yang terus bergetar masih di abaikannya. Ia merogoh kesal saku celananya menatap layar kotak yang sedari tadi menghubunginya.
Awan memutuskan memblokir kontak itu, lalu menjalankan mobilnya pergi dari kawasan club.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Lingkaran Takdir
RomanceCinta bagi Senja Nazira Faiza hanya sebuah ilusi semu dan kepahitan. Karena cinta telah menjerumuskannya dalam kubangan lingkaran dosa yang sangat pekat. Senja bersumpah ia tak akan pernah mencintai lagi namun sumpahnya harus terpatahkan saat perte...