05.

199 24 0
                                    

"chenleee! makan malam dulu sini sayaangg!" chenle yang sedang asik chattingan itupun harus menghentikan kegiatannya ketika mendengar suara kepunyaan sang bunda.

________

"kamu mau ayah jodohkan dengan anak teman ayah." adalah kata yang keluar daru mulut ayah di yengah heningnya meja makan itu.

"uhuk!" saking kagetnya, chenle sampai tersedak makannnya sendiri. "m-maksud ayah?" chenle bertanya dengan ragu, takut jikalau pendengarannya sedang bermasalah.

meneguk airnya dengan tenang, "iya, kamu mau ayah jodohkan sama anak teman ayah, kita udah janji waktu dulu." chenle terdiam, sebelum ia berkata.

"chenle gamau yah," menjilat permukaan bibirnya yang terasa kering, "chenle gasuka jodoh jodohan gini, lagian kan chenle masih sekolah."

"kamu tau chenle, ayah tidak suka kalimat bantahan." chenle melirik bundanya; meminta pertolongan, yang mana malah dibalas gelengan oleh sang bunda; tanda bahwa ia tidak bisa membantunya.

ayah telah menyelesaikan makan malam nya dan kini beliau juga telah berada di kamarnya.

dimeja makan kini hanya ada bunda, chenle dan mark. "chenle gamau nda.." chenle memasang wajah semelas mungkin, siapa tau bundanya luluh.

menggenggam tangan chenle, "maaf ya dek, untuk kali ini bunda gabisa bantu, karna bunda juga terlibat sama janji ini."

"tapi kenapa harus chenle ndaaa?? bang mark kan ada." chenle mengajukan protes.

"enak aja! jangan gitu dong dek, kan yang dijodohin elu, jangan bawa bawa gua ah." mark tidak terima namanya dibawa bawa.

"kan lu jomblo bang."
"kaga, gua kaga jomblo."
"alah ngaku!"
"kenapa gua harus?"
"karna lu emang jomblo."
"gua lagi deket-"

bunda memotong kalimat mark, "suuut! udah ah, kalian ini malah debat sendiri."

chenle menunjuk mark, sedangkan mark menunjuk chenle. "adek duluan nda!" "bang mark duluan nda!" mereka berkata kompak, lalu saling melemperkan tatapan sengit.

"udah dong bang, dek, kalian ini udah besar, udah ga pantes berantem kaya tadi." bunda memberi wejangan.

"trus ini gimana bundaaa, chenle gamau dijodohin." chenle tidak bohong, dia mau nangis saja rasanya.

bunda berkata lembut, "adek jalanin aja dulu ya.. kamu kan tau sendiri ayah itu kaya apa, dia gamau di bantah."

"tapi chenle gasuka ndaa..." melihat anaknya yang mulai berkaca kaca membuat bunda semakin tidak tega, namun apa boleh buat, ia pun tak bisa membatalkan perjodohan ini.

memeluk anaknya penuh sayang, "chenle percaya sama bunda nak, anak yang mau dijodohin sama kamu ini baik kok, seinget bunda juga dia seumuran kamu, dia sopan sekali anaknya, jadi chenle aman kalo bunda titipkan ke dia.."

menghapus jejak air mata dipipi sang anak, "anaknya juga ganteng kok." "hah?" chenle kaget! dia ini masih suka perempuan ya!

"kok ganteng? chenle mau dijodohin sama laki laki?" mengangguk, "iya sayang..." bunda berkata tenang.

"apa apaansih bunda sama ayah ini, kalian lupa? chenle ini laki laki nda, masa mau menikah sama laki laki juga?" chenle mulai meninggikan sedikit intonasi suaranya.

"loh memang kenapa kalo laki laki menikah sama laki laki? ada masalah?" agaknya bunda sudah mulai lelah menghadapi chenle yang terlalu banyak bertanya.

"bunda.. chenle masih suka perempuan.." chenle bergumam pasrah. "tapi kamu pernah pacaran sama laki laki chenle."
skak mat.

"kok bunda tau?" chenle kaget, seingatnya tidak ada satupun orang yang mengetahui hal ini. "bunda tau dari abangmu." awas ya lu mark lee, gua gerus batang leher lu, batin chenle.

________________________________________

oke cutt! sampe sini dulu yaa.

maafin kalo ada typo, karna gua ngetik sambil nahan ngantuk.

see you when i see you! byee~

chenji || into love' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang