05

62 12 0
                                    


02.46



Tringggggggggggggg



BRAKK

"INI KENAPA WEHH??!!!"


"GUE JUGA KAGAK TAU!!!"





"Kepada semua peserta Mafia Game, segera berkumpul di ruang keluarga. Sekarang!!"





"Cih,udah ngegas, maksa pula. Yok Bang." Ajak Haechan kepada Johnny untuk segera menuju ruang keluarga.

"Ini kenapa Bang??" Tanya Mark.

"Gue juga nggak tau. Tiba tiba aja ada bunyi kek alarm gitu."

"Nggak mungkin kan???" Cicit Jungwoo pelan sambil melihat ke arah teman temannya. "Game nya udah mulai ??"

"Apaan sih bang, kagak mungkin kalo mulainya jam segini. Orang iseng ini. Pasti diantara kalian kan???" Tuding Haechan.

"Heh!! Enak banget lo ngomong begitu. Orang gabut mana yang masang alarm jam segini cuman buat iseng isengan." Sanggah Doyoung yang tak terima.

"Yaudah nggak usah nge gas. Kalo emang bukan, ya diem aja. Ribet banget jadi orang." Ucap Haechan sambil merotasikan bola matanya malas.

"Lo lama lama emang ngeselin ya Chan." Murka Doyoung yang tak dipedulikan oleh Haechan.

"Udah Bang, udah. Lo juga Chan, jangan nyari gara gara." Lerai Jaehyun.

"Nyalahin gue nih??" Sinis Haechan. "Padahal tadi gue cuman asal ngomong. Tapi heran aja, masak reaksi lo langsung kayak gitu. Padahal kalo emang bukan lo, harusnya lo gabakal kebawa emosi." Lanjutnya.

"Lo kalo ada masalah sama gue bilang aja."

"Gue gak ada masalah sama lo. Tapi kalo liat reaksi lo barusan, ya...nggak tau lagi." Jawab Haechan malas.


















Hening....






















"Sudah puas bertengkarnya?? Atau masih mau lanjut lagi??"



"To the point aja deh. Mau lo apa sih??" Tanya Yuta yang sejak tadi sudah menahan emosinya.



"Aku hanya ingin kalian memainkan game ini dengan menaati peraturan. Bukan 'melanggarnya'!!"




"Emang kita ada nglanggar aturan??? Belum main juga." Sewot Jungwoo dengan nada kesal.




"Apa kalian belum menyadarinya juga??"




"LO BUTA APA GIMANA!! Jelas jelas kita semua udah sadar gegara alarm lo yang gak guna itu." Marah Doyoung sambil melihat ke arah pojok dinding yang terpasang kamera cctv.





"Semua??? Apa kalian yakin??"




"Guys......Bang Taeil....k...kok nggak ada." Celetuk Taeyong yang baru saja sadar bahwa salah satu temannya tidak berkumpul di sana.

"Ehh... iyaa. Kok nggak ada??" Kaget Mark sambil mengedarkan pandangan ke segala ruangan.

"Cek kamarnya coba." Saran Johnny yang langsung diangguki oleh mereka semua.

Mereka segera berbondong bondong menuju ke kamar Taeil dengan perasaan was was.

Sesampainya mereka di depan kamar Taeil, Taeyong langsung mengetuk pintu kamar tersebut.

Namun, tidak ada jawaban dari dalam sana.

"Ini Bang Taeil masih ngebo pasti. Gue yakin." Ucap Haechan dengan mimik wajah cemas.

"Bang Johnny, mending lo dobrak aja deh pintunya. Perasaan gue nggak enak soalnya." Saran Jungwoo yang berdiri di dekat Johnny.

Johnny mengangguk. Ia mengambil langkah mundur, lalu berjalan maju dan menendang pintu kamar Taeil yang seketika langsung terbuka.

Di sana, terlihat Taeil tengah berbaring di kasurnya, dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya dari ujung kaki sampai ujung kepala.

"Tuh kan bener, ngebo pasti dia." Ucap Haechan sambil menghela napas panjang.

"Bentar deh." Yuta melangkah masuk ke kamar Taeil. Ia merasa ada sesuatu yang janggal.

Ia berhenti tepat di samping kanan tubuh Taeil yang tertutup oleh selimut.

"Kenapa Bang?? Kok lo kelihatan mikir mikir gitu??" Tanya Mark yang kini sudah berdiri di sebelah Yuta.

Yuta menghadap ke arah semua teman temannya yang kini sudah ikut masuk ke kamar Taeil.

"Lo semua tau kan, kalo Bang Taeil itu sensitif sama yang namanya suara?? Alarm yang bunyi tadi cukup kenceng lo bunyinya. Dan kalo di liat liat....." Yuta menunjuk ke arah tubuh Taeil. "Nggak ada pergerakan kayak orang napas."

Taeyong membulatkan kedua matanya. Ia segera mendekat ke arah Taeil dan menarik selimut yang di kenakan oleh Taeil.


Sret







Dug






Sesuatu terjatuh menggelinding dan berhenti tepat di dekat kaki Jaehyun.

"AAAAAAAA.....!!!!!"

"BANG TAEILLL!!!!"

"JAEHYUNN JANGAN LO TENDANG!!!" Perintah Johnny saat melihat reflek Jaehyun yang ingin menendang benda tersebut.

Jaehyun mematung di tempat. Ia berjongkok dan mengambil kepala Taeil yang sudah bersimbah darah di dekat kakinya, lalu ia bungkus dengan selimut milik Taeil tadi.

Yuta dengan cepat langsung membuka lemari Taeil dan mengambil satu selimut berukuran besar. Ia langsung menutupi tubuh tanpa kepala tersebut dengan selimut itu.

"I..itu gue kekencengan ya, narik selimutnya. Sampe copot....." Taeyong tidak bisa melanjutkan perkataannya. Ia sudah lemas dengan keadaan tangan yang terlumuri darah dari selimut Taeil tadi.

"Ini udah nggak bener. Kita balik rumah sekarang." Putus Doyoung menatap ke arah teman temannya.




"Kalian tidak bisa pulang. Jika kalian ingin keluar dari tempat ini, kalian harus menyelesaikan game ini."




"LO GILA YA!!! TEMEN GUE ADA YANG MATI GARA GARA LO. LO MAU KITA SEMUA MATI??!!" Marah Haechan. Ketauhilah, Taeil adalah teman yang paling dekat dengan Haechan. Bahkan Taeil sudah ia anggap sebagai kakak sendiri.



"Itu pantas dia dapatkan."



"Kenapa?? Kenapa lo bunuh Bang Taeil?? JAWABB!!"



"Karna dia tidak mematuhi peraturan. Dia ingin meninggalkan tempat ini secara diam diam tanpa di ketahui oleh kalian semua. Dia sangat egois. Karna itu aku menyingkirkannya."



















Hening.....





















"Karna itulah, jangan tinggalkan tempat ini sebelum permainan berakhir. Aku sudah terlalu baik karna mau mengingatkan kalian kembali."




























"Jadi... patuhi peraturan dari permainan ini. Sekarang, kalian bisa kembali ke kamar masing masing, dan tidurlah........
































......karna kalian akan membutuhkan tenaga ekstra di pagi hari nanti."

.
.
.
.
.
.
.

Who???

MAFIA GAME  | NCT 127Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang