⚜️ {07} Utopia ⚜️

87 13 6
                                    

Setelah tersadar dari acara keterpukauannya Orion pun langsung memperhatikan sekitar dengan seksama, dalam hati ia merutuki kebodohannya karena bisa-bisanya mengikuti kucing putih itu masuk ke dalam gerbang. Seharusnya ia tidak gegabah untuk sembarangan masuk ke suatu tempat. Begitulah pikir Orion yang kini berniat untuk keluar dari gerbang itu, namun sesuatu menarik perhatiannya, bukan sesuatu lebih tepatnya tapi pemandangan di depan sana membuat tubuh Orion membeku seketika.

Matanya membola terkejut melihat betapa indahnya objek yang ia tatap. Orion dengan perasaan tidak percaya nya pun mengucek kedua matanya siapa tahu kini ia sedang salah lihat karena ia yakin betul bahwa gerbang yang ia masuki tadi berada di bibir jurang yang curam jadi sangat tidak mungkin jika di dalam gerbang itu terdapat sebuah hutan yang asri, indah dan juga mempesona.

"Tempat apa ini?" gumam Orion. Niatnya yang semula ingin keluar dari gerbang, malah semakin memasuki gerbang tersebut hingga ia kini berada di sebuah tempat indah yang tidak pernah Orion lihat sebelumnya.

Saking merasa terpana nya dengan tempat itu Orion sampai tidak sadar gerbang yang membawanya ke sini tiba-tiba menghilang digantikan dengan jejeran pohon hijau yang tinggi.

Mata sipit Orion memperhatikan beberapa tumbuhan dengan daun nya yang warna-warni, indah tempat ini sangat-sangat indah Hingga ia merasa bahwa dirinya kini sedang berada di Surga.

Syuttt...

Sebuah panah melintas tak jauh dari tempatnya berdiri bahkan sampai membuat Orion mundur beberapa langkah ke belakang.

"Yahh... Meleset lagi, padahal tadi aku liat ada rusa di sana."

"Udah nanti bisa di coba lain kali, lebih baik kamu ambil sana panahnya."

"Oke."

Sebuah percakapan terdengar sampai ke rungu Orion, pemuda itu langsung celingukan mencari siapa orang yang mengobrol tadi hingga beberapa saat kemudian tak jauh dari tempatnya berdiri, datang seorang remaja laki-laki dengan tangan kanan yang memegang busur panah tengah berjalan ke arah anak panah tadi melesat dengan langkah yang di hentak.

"Padahal tadi aku udah fokus masih aja meleset, ishh.. Nyebelin banget sih," gerutu remaja itu sembari mengambil anak panah yang menempel di dahan pohon.

Di posisinya Orion tampak membeku dengan mata sipitnya yang membola, ia mengedipkan matanya berkali-kali memastikan apa yang ia lihat bukanlah halusinasi.

Remaja itu, remaja yang baru datang dan tengah menggerutu pada anak panah di tangannya itu wajahnya sangat mirip dengan sosok yang ia kenal. Bahkan sangat mirip nyaris tanpa perbedaan, tapi kenapa bisa ia melihat remaja yang mirip dengan sosok yang sudah lama berpulang ke pangkuan Tuhan apakah benar ia kini berada di Surga dan sudah mati? Pikir Orion tak menyangka.

Orion masih sibuk dalam keterkejutan nya, hingga saat remaja yang membuat ia tak bisa berkata-kata menyadari kehadiran Orion, Orion pun langsung tersadar dari lamunannya.

"Ehh.. Kok ada kak Zion," seru remaja itu saat melihat Orion yang berdiri kaku di depannya.

Remaja berparas manis itu langsung berjalan ke arah Orion dengan wajah cerahnya, namun tak lama setelah itu wajah ceria nya menjadi bingung ketika ia teringat sesuatu hal.

"Tapi kan kak Zion kemarin baru aja pergi ke kota, kenapa kak Zion bisa ada di sini? Kak Zion teleportasi ya?" tanya remaja itu beruntun bahkan sampai membuat Orion kebingungan harus menjawab apa.

Detak jantung Orion memburu dengan kedua matanya yang terasa panas siap menumpahkan liquid beningnya tatkala ia berhadapan dengan remaja di depannya yang tengah menatap bingung ke arahnya.

UTOPIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang