Enam

490 44 4
                                    






°°°°°°°°




Pagi hari pun tiba. Kicauan burung terdengar bersahutan, semua yang ada di rumah (panti asuhan) mulai berjalan kesana kemari, ada yang pergi mandi, memasak, menyapu dan yang lainnya, seolah mereka lupa akan satu orang anggota di rumah itu.

"Shhh..... aw..." Sura rintihan terdengar. Ya, itu felix.


Felix terbangun dengan badan nya yang terasa sakit, juga tubuhnya yang bergetar.


Mata felix perlahan terbuka, menampilkan ruangan ber cat biru dengan lantai yang basah dan juga dingin. Bukan Pemandangan pertama bagi felix, melihat tempat basah, dingin dan lembab itu.


Perlahan tubuhnya bangkit, sedikit limbung, tangan felix memegang bak mandi agar menopang sedikit tubuhnya. Tubuhnya perlahan berdiri walaupun tidak seimbang, dia melangkahkan kakinya menuju pintu. Saat Felix memutar knok pintu, ternyata itu masih terkunci.


"Ibuu...." Suara lirih felix memanggil.


Felix mengetuk pintu, walaupun tangan nya lemas.

"Ibuu tolong... Buka kan pintunya..." Suara lirih Felix terdengar lagi.

Felix tak hentinya mengetuk ngetuk pintu, hingga mulai terdengar derap kaki dari luar.


Cklek...

Pintu terbuka, menampilkan sesosok pria paruh baya dengan baju yang kotor oleh tanah, dia tukang kebun di sini.


"Ya ampun lixeu, kamu kenapa nak?!" Tanya sang pria paruh baya, dengan langsung membopong tubuh felix untuk keluar dari dalam kamar mandi.


"Fel-felix.... ti-tidak apa apa paman, hanya le-lemas sedikit." Ucap Felix dengan suara parau.


Sang pria di hadapannya tidak percaya bahwa Felix baik-baik saja, hingga dia membawa dan menggendong nya ke dalam kamar felix.




Setelah sampainya di kamar Felix, sang pria paruh baya yang di panggil paman tersebut langsung mengambil pakaian di lemari felix.

"nak, segera pakai bajunya dan berbaring, paman akan membuatkan mu sup." Setelah mengucapkan itu, ia segera pergi dari kamar Felix menuju ke dapur.

Felix menerima baju dari paman dan langsung memakainya, hanya kaos dengan celana bahan yang hangat.



Tidak lama setelahnya, paman kembali dengan semangkuk sup hangat dan air putih.


Mendudukkan dirinya di samping felix, dan menyuapi felix hingga sup habis. Setelahnya paman memberikan obat pereda demam.


"Kamu tidak perlu sekolah hari ini nak, tunggulah kau sembuh." Ucap nya sambil mengelus rambut pirang felix.

HI BROTHER!?_Hanlix ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang