13

491 45 6
                                    







°°°°°°°°











Matahari mulai perlihatkan sinarnya yang masih sayup sayup, angin pagi yang dinginnya menusuk tulang tak mengindahkan seorang Han Jisung yang tengah berdiri dengan pandangan kosong di balkon kamar miliknya.

(Awas kesurupan sung)

Pemuda Han itu masih kepikiran soal kalimat yang sepupunya yaitu bangchan katakan kemarin.

"Tapi ji, Abang penasaran sama satu orang."

"Hah! Siapa bang?!"

Wajah penuh tanya dari jisung dan Seungmin, menunggu yang tua di depannya menjawab.

"Felix"

"Hah!?"

"Hah!"

Seungmin juga jisung tampak kaget mendengar nama yang keluar dari bibir bangchan.

"Kenapa felix?" Seungmin bertanya.

"Kalian tidak menyadarinya? Felix tidak punya marga, ia juga tinggal di panti asuhan, kalian tidak melihat? Jika ada bekas luka di pundak nya?!, Itu kan ayah mu sung yang membuat luka itu di kembaranmu, juga ka-

"Lu kenal felix darimana bang?!" Perkataan bangchan di potong jisung.

"Benar juga, kakak kenal felix?" Seungmin ikut bertanya, mengingat sepertinya bangchan kenal dekat dengan felix?

"Ah, felix bekerja di salah satu cafe milikku"

"Hah kok bisa?!" Seungmin

"Ya bisa lah min" ucap bangchan

Setelah mendengarkannya jisung langsung pergi ke kamar dan menuju balkon, duduk dengan pandangan yang kosong.

"Apa benar Felix?, Tapi bagaimana bisa?! Tapi bintang bintang di pipinya?! Arghh!!! Pikiran jisung berkecamuk, apa benar adanya?!
















Beralih ke felix yang masih di apartemen milik changbin.
Keduanya terdiam, mengingat ucapan changbin beberapa menit lalu.

(Ingat!! Ini saat malam hari!!)

"Fel.... Can i Kiss you?


Blank

Mata felix sukses membola, mendengar penuturan changbin barusan.

Hingga changbin tersadar dan langsung menjauhkan dirinya dari felix, memiliki duduk di ujung sofa dan memijit pelipisnya.

Aap yang ku katakan barusan, ucap changbin dalam hatinya.

"Maaf"

Satu kata dari changbin membuat Felix langsung menoleh ke arah nya, pandangan keduanya bertemu, iris coklat dengan binarnya yang indah bertubrukan dengan iris hitam seperti elang milik changbin.

Changbin memberanikan dirinya mendekati yang lebih muda, di dudukannya tubuhnya dan langsung berhadapan dengan yang lebih muda, tangan changbin terangkat dan berhenti di kepala felix.

"Kenapa nggk di keringin?!"

"Hah?! Eh! It-itu kak-

"Nanti sakit, gua juga yang repot. Diem di sini" sela changbin, dan langsung bergegas ke kamarnya.

Felix bingung dengan sikap changbin, kadang dia kasar, dan juga kadang ia perhatian.

Tak lama changbin membawa handuk kering di tangannya dan ia sodorkan ke felix.

HI BROTHER!?_Hanlix ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang