°°°°°°°°
Hening melanda, saat mereka berempat memasuki ruangan bercat putih dengan perempuan yang terbaring lemah, bau obat obatan yang menyeruak tak lepas dari penciuman mereka.
Tubuh jisung yang bergetar dengan isakan kecilnya tak bisa terlepas dari dekapan hangat felix, jisung yang ia kenal sebagai orang yang kuat, ternyata serapuh ini.
Meninggalkan keduanya, chan dan juga lino menatap perempuan yang masih terbaring dengan mata indahnya yang tertutup rapat.
"hiks.... ayah... hiks" lirih jisung membuat tangan felix mengusap lembut punggung yang bergetar itu.
Mata felix menatap lino yang berada di depannya, seolah bertanya "ada apa?"
Lino menatap bangchan seolah tengah mengatakan sesuatu. Memutuskan tatapannya dari bangchan, lino beralih menatap tubuh yang terbaring lemah di depannya.
Perlahan namun pasti, ada gerakan kecil dari tangan sang ibunda jisung.
Perlahan, jisung melepaskan pelukannya dari tubuh kecil milik felix, menoleh dan menatap tubuh lemah sang ibu yang dengan perlahan menunjukkan pergerakan kecil dari tangannya, mata indah nya sedikit demi sedikit mulai terbuka.
"ma...." Lirih jisung dengan perlahan mendekati sang ibu.
Lino yang berada dekat pintu ruanganpun langsung keluar memanggil sang dokter.
Tak lama seorang dokter dengan satu asisten di belakangnya datang dengan sedikit berlari.
Memasuki ruangan itu, sang dokter pun langsung memeriksa ibunda jisung.
"maaf, tapi bisakah mundur sebentar?" Tanya sang dokter kepada jisung.
Tak mengeluarkan sepatah kata pun, jisung langsung memundurkan tubuhnya sampai menyentuh tubuh di belakang nya.
Tubuhnya merosot, tak kuasa menahan bobot tubuhnya sendiri, seakan kakinya tidak mempunyai tulang. Pikiran jisung berkecamuk, rasa khawatir tertera di mata jisung.
"ji-jisung....." Tubuh felix ikut merosot, mendekap tubuh jisung dengan perlahan.
Jisung tidak ingin kehilangan seseorang yang sangat berharga di hidupnya lagi, cukup sang pahlawannya saja yang meninggalkannya, tidak dengan sang ibu yang sangat ia sayangi.
Kelopak mata sang ibu mulai terbuka, berkedip beberapa kali dan melihat ke sekelilingnya, tatapan matanya berhenti saat melihat felix dengan jisung.
Tangan nya mulai terulur, seolah meminta jisung dan felix mendekat.
Bangchan yang melihatnya pun langsung mendekati keduanya, menyentuh pundak felix.
Menoleh, felix mendapati bang chan yang tersenyum padanya.
"ayo"
"eh?! felix juga?" Tanya felix
Bangchan mengangguk, setelahnya felix berdiri dengan sedikit membantu jisung.
KAMU SEDANG MEMBACA
HI BROTHER!?_Hanlix ✅
أدب الهواة"Aku hanya ingin merasakan mempunyai keluarga dan teman yang benar-benar tulus padaku." Felix "Gua pastiin orang yang sok tau sama suka cari tau tentang kehidupan gua, bakalan habis ditangan gua. liat aja!." Jisung Kehidupan si kembar tidak identik...