Sang Rasul Jalanan Part 1

17 0 0
                                    

Langit terlihat cerah, suara burung kecil terdengar di luar ruangan sebuah gedung asrama pondok pesantren. Seorang anak laki-laki masih sibuk dengan buku-buku rohani yang ia baca. Sesekali ia menatap jendela, sambil menghela nafas panjang lalu kembali membaca buku-buku itu.

Namanya adalah Nophi, sudah sekitar lima tahun ia berada di pesantren milik kyai ternama di Indonesia. Ada banyak santri yang seperti dirinya, dididik dengan keras untuk menjadi 'pendakwah'

Suara adzan berkumandang cukup keras. Saat ia menengok jam dinding, ia baru sadar kalau sudah masuk waktu sholat Zuhur. Ia keluar dari kamarnya. Membawa sajadah dan sarung. Menuju masjid yang tak jauh dari asrama tempat ia mondok.

"Nophi," ucap seorang santri sebayanya.

Nophi menoleh ke arah santri itu. Melemparkan senyumannya lalu melambaikan tangan.

"Bagaimana udah selesai belum?"

"Belum Kar," ucap Nophi lesu.

"Loh kok lama banget, aku saja sudah nemu beberapa."

"Wah hebat banget kamu. Aku bukannya nemu malah semakin bingung," ucap Nophi.

"Bingung kenapa?"

"Bingung dengan keyakinanku sendiri," ucap Nophi.

"Hus, waton kamu Noph. Gawat kalau sampai kedengeran sama Pak Ustadz, apa lagi sama Pak Kyai. Jangan-jangan Jin sedang mengganggumu. Yok kita sholat dulu aja, biar Jin yang ganggu kamu itu kabur."

"Hahaha... Iya Kar," ucap Nophi.

Beberapa menit kemudian mereka berdua selesai sholat. Santri yang berbicara dengan Nophi tadi bernama Karyadi. Ia berasal dari kota Kediri. Nophi sendiri berasal dari Solo. Karyadi itu adalah teman satu angkatan Nophi.
"Gimana kalau kasih tunjuk apa yang aku temukan, nanti kamu kasih tunjuk apa yang kamu bingungkan."

"Baiklah, aku setuju."

Mereka mengambil sebuah buku. Lebih tepatnya adalah sebuah kitab, kitab yang mereka yakini sebagai salah satu kitab yang tidak disebarkan oleh kalangan kafir, karena kalangan kafir takut keyakinan mereka akan terbantahkan.

Kebetulan Nophi dan Karyadi sedang belajar ilmu perbandingan agama. Mereka membandingkan agama Islam dengan agama-agama non Islam yang mereka anggap kafir.

Pondok Pesantren tempat mereka mondok memang lumayan eksentrik. Berbeda dengan Pondok Pesantren pada umumnya yang masih mengajarkan pendidikan formal layaknya di sekolah umum. Di sini mereka hanya mendapatkan pendidikan agama dengan berbagai macam ilmu-ilmu turunannya. Celana jeans dilarang disini. Musik dilarang, semua yang berbau kebarat-baratan juga di larang.

Cukup lama Karyadi menjelaskan apa yang sudah ia dapatkan, disisi lain Nophi dengan sangat teliti menjelaskan apa yang ia bingungkan. Sedangkan Karyadi dengan penuh kebanggaan mengatakan argumennya. Nophi malah semakin bingung.

Menurut Nophi argumen Karyadi itu adalah argumen sembarangan yang asal comot dan asal main cocok. Sedangkan lebih dalam lagi yang Nophi cari bukan pembenaran melainkan kebenaran. Sampai dititik ini Nophi merasa gelisah. Ia merasa otak dan hatinya saling bertentangan. Disisi yang lain Nophi selalu merasa kurang puas dengan segala hal yang ia baca.

***

"Dengan sangat jelas saya bisa mengatakan kalau apa yang diyakini oleh orang-orang Kristen itu salah. Sebab ketika saya membaca Alkitab dalam Kitab Ulangan 6:4 bahwa Tuhan itu Esa, lalu bagaimana bisa orang Kristen mengatakan ada tiga Tuhan? Lagi pula ketika aku membaca Kitab Barnabas dengan sangat jelas disana dikatakan kalau Yesus tidak minta disembah. Nah kalau begitu kesimpulan dari saya, bukan umat Kristen lah selama ini yang mengikuti ajaran Yesus. Justru kita para umat Islam lah yang mematuhi dan mempraktekan ajaran Yesus."

Sang Rasul Jalanan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang