Kembali ke kota yang damai ini. Sembari mengingat kembali semua dosa yang aku buat di kota ini. Tentu kali itu cara pandang ku sudah berbeda. Dulu aku datang dengan sebuah mobil dan uang. Kali ini bekalku benar-benar hanyalah sebuah karung berisi barang rosok dan pakaian yang melekat di tubuhku saja.
Kala itu aku sudah memutuskan, untuk menghidupi semangat seorang Santo Fransiskus Asisi. Hidup mengembara dan mengandalkan derma dari orang yang penuh belas kasih. Memang harta tak ada lagi padaku, tapi aku memiliki Tuhan, itu lebih dari cukup.
Entahlah, aku pikir disetiap langkah kakiku, Tuhan benar-benar selalu menyertaiku. Dia tahu segala yang aku butuhkan. Keberuntungan selalu aku dapatkan. Tentu semua itu karena berkat dari-Nya.
Singkat cerita waktu itu aku sedang disibukan dengan kegiatanku. Seperti biasa, mengais-ngais sampah mencari sisa-sisa barang bekas. Tiba-tiba seorang memanggilku dari kejauhan. Aku pikir ia akan mengusirku. Rupanya ia benar-benar sedang memanggilku.
"Mas, sering mulung di daerah sini?"
"Iya, lumayan sering," ucapku.
"Saya lihat bawaannya lumayan berat?"
Aku diam dan hanya membalasnya dengan senyuman.
"Gini Mas, saya di rumah ada satu grobag sampah yang tidak di pakai. Kebetulan kondisinya masih bagus. Kalau mas mau, mas bisa pakai itu," ucapnya.
Ah, aku benar-benar kaget waktu itu. Siapa yang sangka? Memang bagi orang biasa grobag sampah seperti itu tidak terlalu berguna. Tapi untukku yang tiap harinya membawa lumayan banyak barang rosok tentu sangat berguna.
"Yang bener pak?"
"Iya, bawa saja." Gerobag itu adalah grobag pertamaku di Yogyakarta. Benar apa kata orang, orang Yogyakarta memang baik-baik. Keberuntungan yang aku dapat enggak cukup sampai situ saja. Aku pernah menemukan beberapa lembar uang, dan yang lumayan gila adalah, aku menemukan ponsel pintar beberapa kali. Meski kondisinya sudah agak rusak, tapi ponsel yang aku temukan masih bisa dipakai.
Dengan ponsel itu pula lah aku mulai aktif bermedia sosial. Aku punya sebuah akun Facebook, dan sebuah halaman di Facebook dengan nama Orang Muda Katolik Indonesia, sampai saat ini sudah ada sekitar 12 ribu orang yang menyukai halaman yang aku buat.
Aku sering menulis beberapa renungan juga di Facebook. Kadang aku juga menulis celotehan-celotehan lucu dan sembarangan.
Singkatnya sekitar tahun 2019 Veronica menemukan akun Facebookku yang baru. Ah, gadis itu, setelah sekian tahun aku meninggalkannya. Aku pikir dia akan melupakan aku.
Sebuah pesan masuk di facebook mesenger milikku.
Veronica: "Mas kemana aja?"
Veronica: "Mas kok tiba-tiba ngilang tanpa kabar."
Veronica: "Mas jahat banget sih, Vero kangen!"
Aku hanya melihatnya, membuka pesan itu tanpa membalasnya. Jujur saja aku sedikit kehilangan nyali jika harus berbicara atau bertemu dengannya sekali lagi. Sampai beberapa hari aku masih tidak menghiraukan pesan masuk itu.
Aku pikir, ia akan lupa denganku. Lalu melanjutkan hidupnya. Dia tentu pantas mendapatkan yang lebih baik dariku.
Sampai suatu saat dia menulis pesan di kolom komentarku. Pada sebuah foto unggahan.
Veronica: "Mas di Yogyakarta? Aku tahu tempat itu."
Harusnya perempuan baik dan cantik seperti Veronica memilih lelaki yang jauh lebih baik dariku. Aku ini hamba hina dina dan juga masih seorang hamba dosa. Apa yang dapat aku banggakan dari padaku? Sepertinya tidak ada. Aku hanya lah manusia yang tersisihkan dari kerasnya persaingan duniawi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Rasul Jalanan
EspiritualSANG RASUL JALANAN "Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu." (Yohanes 15:16) Pace e Bene fratelli... Panggilan Allah itu merupakan suatu misteri, dan tak ada satupun yg menduga. Walaupun kita membenci-Nya, jika Dia berkenan Dia...