Semua orang sudah berkumpul, mereka sudah siap untuk berdiskusi yang pastinya akan membuat kepala panas, ataupun situasi yang memanas. Rimuru masih dengan santainya meminum teh buatan Amane, mengabaikan tatapan tidak senang dari para Hashira.
"Aku ingin mengatakan sesuatu yang penting untuk kalian, aku harap kalian mendengarkan dengan seksama" ucap Kagaya
Para Hashira mulai menajamkan telinga mereka, sebisa mungkin tidak ada satu perkataan yang terlewat dari pendengaran mereka.
"Aku ingin kalian melakukan latihan bersama, kemungkinan Muzan semakin waspada, kekuatan kalian ini ada batasnya dan jika tidak dilampaui tidak tau apa yang akan terjadi dimasa depan, bukankah begitu Rimuru-sama? "
Rimuru terkejut saat namanya dipanggil, menyipitkan matanya menatap Kagaya, lalu tersenyum dingin sekilas.
"Jadi.... Itu tujuannya? "
"Kau ingin aku menjadi gurunya, Kagaya-kun? " ucap Rimuru
"Ba-bagaimana anda bisa tahu? " ucap Kagaya terbata
"Menurutmu? " tanya Rimuru dingin, seketika atmosfer ruangan menjadi mencekam, tentu saja karena aura Rimuru.
"Maafkan saya, saya hanya ing-"
"Dasar bocah ingusan tidak sopan!! " Sanemi mengeluarkan suara tinggi dengan tangan menunjuk ke wajah Rimuru.
Diablo menatap tajam Sanemi, rahang bawahnya bergemeletuk menahan amarah. Nafasnya juga sedikit memberat.
"Apa maksudmu ucapanmu itu, bocah tidak tau diri!! " ucap Diablo dengan penekanan disetiap kata.
Bulu kuduk Sanemi berdiri, bukan hanya Sanemi tapi semua orang yang ada disana kecuali Rimuru. Sanemi mulai takut. Namun, karena harga dirinya yang tinggi, dia tetap melangkah maju.
"Apa?! Apa aku salah?! Bocah ini adalah pemburu iblis, pangkatnya Kinoe, tentu saja dengan pemimpinnya harus berbicara sopan!! " ucap Sanemi dengan penekanan di kata sopan.
"Turunkan nadamu dihadapan Rimuru-sama, Sanemi!! " ucap Kagaya meninggikan suaranya juga, dengan intonasi yang menusuk dan dingin.
Para Hashira terkejut, ini pertama kalinya Kagaya mengeluarkan suara tingginya. Shinobu berdiri, menarik lengan Sanemi dan menyuruhnya duduk, sementara Sanemi hanya mengikuti Shinobu.
"Ma-maafkan saya Oyakata-sama" ucap Sanemi menunduk
"Sejujurnya siapa yang menjadi pemimpin disini? " gumam Rimuru lirih, yang masih didengar oleh Kagaya.
"Tentu saja, anda pemimpin kami, Rimuru-sama"
"Benarkah? "
"Tentu"
"Lalu, kenapa kau menyembunyikan tujuan aslimu menyuruh ku kesini Kagaya-kun? Walau sejujurnya aku sudah tahu semuanya, tapi itu tetap membuat ku terkejut sekaligus kecewa, semua bawahan ku tidak pernah menyembunyikan rahasia, kecuali kehidupan pribadinya. Tetapi, kau... Menyembunyikan sesuatu seperti ini padaku? Bagaimana caraku untuk menghukummu? "
"Rimuru-sama! Jika anda.... Jika anda ingin menghukum suamiku, maka anda juga harus menghukum ku" ucap Amane memohon pada Rimuru sambil bersujud.
Para Hashira hanya menatap bingung, mereka semua tidak mengerti dengan situasinya sekarang, sejujurnya apa yang sudah terjadi tanpa sepengetahuan mereka?.
"Amane, ini adalah salahku! Jadi kau tidak perlu ikut campur! Rimuru-sama, ini adalah kesalahan saya, saya harap anda hanya menghukum saya, jangan libatkan keluarga saya, bagaimanapun mereka tidak tau apa-apa"

KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Rimuru didimensi lain
Fantasy"Akh.. Ciel kapan ini semua akan berakhir?!" Dia mengeluh setiap saat, setiap hari karena harus meladeni semua dokumen yang menumpuk tersebut. . . . . "Ciel buka portalnya sekarang" "Baik master" . . . "Kakakmu ini akan menyelamatkan dirimu...