Para hashira berkumpul di dalam rumah Oyakata-sama. Saat ini bulan yang berada di singgasananya. Menampakkan deretan bintang berkelip nan indah.
"Apa kalian dapat informasi? "
"Maafkan kami Oyakata-sama, kami tidak dapat apa-apa, bahkan secuil informasi sedikit pun tidak ada" jawab seorang pria penuh luka dengan nada menyesal
"Benar, saat kami sampai disana, semua terlihat baik-baik saja, tidak ada bekas pertempuran atau apapun disana" timpal seorang pria tinggi besar, dengan tangan membawa tasbih
"Seakan-akan memang tidak terjadi apa-apa" ucap pria dengan dandanan yang meriah
"Tapi jelas-jelas kita mendengar suara pertempuran dan juga suara dentuman yang keras" ucap seorang wanita dengan hairpin kupu-kupunya
"Kami bahkan dapat merasakan hawa panas sebelum dan sesudah dentuman itu terjadi" timpal wanita berambut pink gradasi hijau
"Ini benar-benar aneh" ucap pria dengan ular melingkar di lehernya
"Kalian bicara tentang apa? Aku tidak ingat" ucap seorang laki-laki dengan rambut mintnya
Semua orang disana mulai berisik, menyuarakan semua pendapat yang ada dibenak mereka, membuat mereka berspekulasi sendiri kalau itu adalah perilaku iblis.
Oyakata-sama menempelkan jari telunjuknya ke bibirnya, mengisyaratkan untuk tenang dan diam. Menyimpulkan sesuatu semena-mena bukanlah hal yang baik.
Mereka semua menunduk diam, perasaan menyesal dan penasaran memenuhi diri mereka, entah dari hati maupun dikepala. Membuat mereka berpikir tidak dapat tidur nanti malam karena memikirkan hal ini, terkecuali pria kecil berambut mint.
"Baiklah, kalau begitu kalian boleh kembali ke kediaman kalian sendiri, besok akan ada rapat pilar, saya harap semua orang dapat berkumpul dengan keadaan sehat" ucap Oyakata-sama dengan lembut, meski terselip nada mengusir dalam kata-katanya.
Mereka menundukkan kepala sebelum berlalu pergi meninggalkan pemimpin mereka sendiri. Pintu fusuma itu pun tertutup, cahaya redup dari lilin yang terkena angin membuat suasana disana sedikit tegang.
"Apakah ini perbuatan mu, Rimuru-sama? " gumamnya, lalu berdiri dan beristirahat
Di kediaman kupu-kupu
Seorang kakushi tengah termenung menatap langit, sorot matanya kosong, dibawah kelopak matanya terdapat lingkaran hitam seperti panda, dapat dipastikan bahwa dirinya mengalami insomnia.
Pernahkah dari kalian memikirkan sesuatu hingga tidak dapat tidur? Seperti, ujian mungkin? Itu juga yang dialami gadis tersebut, namun dia tidak memikirkan ujian, dia memikirkan seseorang.
Seseorang yang mengalami jatuh cinta, akan tergila-gila hingga membuat nya melakuan apa pun untuk sang pujaan hati, membuatnya menjadi seperti budak, apapun perintahnya akan dilaksanakan.
"Maafkan aku Diablo-san, aku sudah salah paham tentangmu" dia terisak, menangis dengan ditemani dinginnya malam, menambah kesan kelam dihati sang gadis.
Masih di kediaman kupu-kupu, seorang wanita yang ikut dalam pertemuan tadi tengah melamunkan sesuatu, akibat lamunannya dia tidak sengaja memasukkan sebuah ramuan ke ramuan yang salah.
Akibatnya, botol erlenmenyer tersebut meledak, memporak-porandakan beberapa kertas tulisan tentang ramuan dan beberapa botol lab. Seperti gelas ukur, pengaduk kaca, corong gelas, dan lain-lain.
Alhasil dirinya harus bersusah payah membersihkan semuanya, meski badannya terasa sangat lelah, entah lelah dari tanggung jawabnya atau lelah dari pikirannya. Wajah nya terlihat kusut, seakan-akan tidak ada daya hidup disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Rimuru didimensi lain
Fantasia"Akh.. Ciel kapan ini semua akan berakhir?!" Dia mengeluh setiap saat, setiap hari karena harus meladeni semua dokumen yang menumpuk tersebut. . . . . "Ciel buka portalnya sekarang" "Baik master" . . . "Kakakmu ini akan menyelamatkan dirimu...