Wattpad Original
Ada 2 bab gratis lagi

Part 4

6.5K 511 60
                                    

Apakah kau mempercayai cinta sejati? Anna mempercayainya. Sejak mengenal Axelle, entah bagaimana caranya lelaki itu mampu membuatnya jatuh cinta sedalam-dalamnya, hingga ia kehilangan arah ketika Axelle harus meninggalkannya.

Bahkan ketika dulu belum ada ikatan pernikahan di antara mereka, Anna sudah sehancur itu. Lalu, bagaimana jika kali ini Axelle benar-benar meninggalkannya ketika ikatan perasaannya terhadap Axelle semakin kuat? Tidak, Anna tidak sanggup untuk kehilangan.

Anna mengerjap, menatap lelaki bertelanjang dada yang masih tertidur pulas di sampingnya. Sumber kekuatan Anna setiap pagi ketika pertama kali ia membuka mata. Jemari Anna terjulur ingin menyentuh rahang tegas dengan bulu-bulu halus yang tercukur rapi di sana, tetapi urung karena tidak ingin mengusik tidur Axelle. Cukup memandangnya saja, lalu debaran-debaran halus itu akan menyapa hatinya.

Cinta sejati. Dulu, ketika Axelle berusaha meyakinkan Anna bahwa lelaki itu mencintainya, tidak serta merta Anna mempercayainya. Namun, Axelle tidak berhenti meyakinkan Anna bahwa ikatan cinta di antara mereka sangat kuat. Bagaimana mungkin Anna tidak luluh, terlebih kerinduannya terhadap Axelle sangatlah menggebu.

Saat itu, Anna mempercayai adanya cinta sejati. Cinta seorang lelaki yang bisa menerima Anna apa adanya. Menerima kelebihan dan kekurangan Anna. Kebahagiaan itu semakin membuncah manakala Axelle melamarnya di kedalaman lautan, disaksikan terumbu karang dan ikan-ikan yang berlalu lalang. Anna semakin yakin, Axelle adalah lelaki yang tepat untuk menjadi pendamping hidupnya.

Axelle benar-benar menepati janjinya untuk selalu mencintai Anna, dan akan senantiasa menjaga wanita itu selamanya. Tidak diizinkan siapa pun menyakiti Anna. Berani melukai Anna meski hanya segores kuku saja, maka dia harus berhadapan dengan Axelle.

"Princess, kau sudah bangun?" Axelle mengerjap, menyesuaikan diri dengan cahaya lampu yang menyilaukan.

"Pagi, Sayang." Anna mendekatkan wajah ke arah suaminya dan mengecup bibir lelaki itu.

Axelle mendekap tubuh Anna erat-erat. "Akhirnya pagi ini aku bisa memelukmu setelah beberapa hari kemarin aku hanya menemukan bantal dan guling."

"Aku hanya beberapa hari di Hongkong dan kau sudah segalau itu?"

"Aku ingin selalu mendekapmu setiap detik, kau tahu itu."

"Axelle?"

"Hem ...."

"Pernahkah kau membayangkan jika kau terbangun dan ada wanita lain di sampingmu?"

"Sama sekali tidak ingin kubayangkan, Princess. Kau satu-satunya wanitaku."

"Roda itu berputar, Axelle. Begitu pula kehidupan ini."

"Hei, kau bicara apa, hem?" Axelle melepaskan dekapannya dan menangkup wajah Anna dengan lembut.

"Aku hanya bercanda, Sayang. Hanya ingin menguji apakah cintamu masih sebesar dulu." Anna terkekeh.

"Bercandamu tidak lucu." Axelle mendengus, berpura-pura kesal.

Anna berusaha melepaskan diri dari Axelle dan bergegas turun dari ranjang. "Aku harus cepat-cepat mandi. Menyiapkan sarapan sebelum Mommy bangun."

"Masih terlalu pagi, Sayang. Kemarilah!" Axelle menepuk ranjang di sebelahnya. "Waktunya masih cukup untuk satu ronde."

"Semalam masih kurang?" Anna tertawa.

"Tentu saja, aku masih merindukanmu."

"Tahan sampai nanti malam, Sayang. Jangan membuatku terlihat menjadi menantu pemalas di depan Mommy, oke?" Anna melambaikan tangan dan melenggang santai ke kamar mandi.

Edelweiss untuk AnnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang