4. Takkan Terbalas

367 30 2
                                    

Jangan memberi harapan jika pada akhirnya kamu tidak ingin hatimu untukku ~ Nada Najma

Flashback

"Saya terima nikah dan kawinnya Nada Najma binti (Nama ayah pengantin perempuan) dengan maskawin tersebut, dibayar tunai."

Dengan lantang pria itu mengucapakan kalimat ijab Qabul dengan satu tarikan nafas tanpa adanya rasa gugup sedikitpun.

"Saksi. ."

"Sah. . Sah.. sah. ."

"Alhamdulillah. ."

Semua orang bahagia, begitu juga dengan mempelai wanita yang memandang Adrian yang saat ini sudah resmi menjadi suaminya dari kejauhan. Tangis haru menyelimutinya, dia berusaha menahan air matanya agar tidak menetes dan merusak riasannya.

Wanita itu berjalan di altar didampingi oleh sang ibu di sebelah kanan dan adiknya Aylea di sebelah kiri. Rian sudah menunggunya di ujung pelaminan. Saat mereka sudah saling berhadapan Nada mengambil tangan suaminya dan menciumnya perlahan. Rian membalas istrinya dengan menciumnya di kening. Keadaan berubah menjadi sangat riuh.

Sedangkan disisi lain, tak jauh dari mereka. Seorang wanita memandang sinis dengan tatapan benci yang sangat amat menusuk. "Harusnya aku yang berdiri dipelaminan itu." Kesalnya.

Aylea memilih pergi dari tempat itu setelah sesi foto keluarga usai. Padahal acara pernikahan kakaknya baru saja dimulai. Melihat kakaknya menikah dengan pria yang dia cintai membuat Aylea begitu marah dan juga sedih. Dia pergi ke Apartemennya, Apartemen yang diberikan Rian untuknya. Disanalah dia menangis dan menumpahkan rasa kesalnya kesemua barang-barang yang ada didekatnya.

Cukup lama dia menangis dan mengamuk hingga pada akhirnya Aylea merasa sangat putus asa. Cinta yang telah lama dia jalin dengan pria itu satu tahun lamanya harus berakhir karena kakaknya sendiri. Sangat sulit untuk menerima kenyataan ini. Wanita itu bangkit dan mengambil pisau di dalam laci nakas.

Biarlah semua berakhir dengan luka, hidup tidak pernah adil untuknya. Orang tuanya selalu lebih menyayangi kakaknya dari pada dia.

"Kenapa ? Jelas-jelas aku anak kandung ayah dan ibu, dia cuma anak haram tapi kenapa mereka lebih menyayangi wanita itu." Aylea meremas rambutnya frustasi.

Kenyataan bahwa Nada anak haram  dia dapat dari mulut ibunya sendiri.

Sebelum berniat mengakhiri hidupnya Aylea menelpon kekasihnya Tama.

"Kamu dimana ?" Suara pria itu terdengar sangat panik.

"Di apartemen, jika kamu masih ingin melihatku hidup. Cepatlah datang kesini."

"Ay, jangan melakukan hal yang tidak masuk akal Ay."

"Untuk apa aku hidup Tam, kalau hanya melihatmu bersanding dengan wanita lain. Lebih baik kita put. ."

"Ay. Cukup hentikan ! Aku akan kesana sekarang. Tunggu aku, kumohon."

Aylea mematikan teleponnya, rasa terpukul dan sakit hati ini membuatnya benar-benar gila.

Tak sampai setengah jam pria itu sudah datang, berlari dan memeluknya. Aylea memberontak. "Lepaskan aku Tam !"

"Tidak, aku tidak akan melepaskanmu."

Aylea menggeleng. "Tolong lepaskan aku, hubungan kita salah. Aku tidak bisa menjalin hubungan dengan suami kakakku sendiri." Ujarnya terisak.

"Bukan! Hubungan kita tidak pernah salah Ay, aku yang salah. Aku seharusnya menolak perjodohan itu tapi aku malah menjadi pria yang pengecut."

It's So HurtfullTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang