7. Janji Palsu

292 30 2
                                    

Sebelum membaca diharap para readers menenangkan hati, karena disini kalian bakal ketemu cowok br*engsek semacam Adrian.
Jangan lupa ⭐ & comment.

Sore menjelang magrib Nada dan ibunya masih disibukkan dengan kue kue yang baru saja matang dari oven, Banana choco adalah kue kesukaan adiknya Aylea, dulu setiap kali Nada membuat kue itu Aylea pasti akan memakannya dengan lahap sampai tak ada orang yang boleh menyentuh kuenya. Nada mengukir senyum membayangkan masa-masa saat mereka sering bersama sebelum pernikahannya terjadi, setelah menikah hubungannya mulai renggang dengan Aylea.

"Suamimu nggak dateng tho." Tanya ibunya.

"Katanya sih mau dateng."

"Kok katanya, kalian bertengkar ?"

Deg. .

Nada menengok kearah suara ibunya memberikan wanita itu senyuman.

"Enggak bu. Aku sama mas Rian baik-baik aja kok."

"Syukurlah kalau gitu Nad, ibu dulu sempet khawatir dengan pernikahan kalian. Banyak mitos yang mengatakan kalau pernikahan yang dimulai dengan perjodohan itu pasti nggak langgeng, nggak bakal awet hubungannya."

"Itu cuma mitos bu, banyak juga pernikahan yang awet karena perjodohan. Nada sama mas Rian baik baik aja bu."

"Alhamdulillah kalau gitu, tapi ibu mau tanya suamimu itu apa sering lembur kayak waktu itu?"

"Iya bu, lumayan sering. Kata mas Rian lagi banyak orang yang nikahan akhir-akhir ini makanya dia sering lembur."

Karena perusahaan Adrian bergerak di bidang Wedding Organizer, yang setiap minggunya bisa menangani tiga sampai empat kali event nikahan.

"Tapi Nada nggak pernah mempermasalahkan hal itu buk, selagi mas Rian memang beneran berangkat buat kerja."

"Tapi itu nggak baik Nad, apalagi umur pernikahan kalian terhitung masih muda, sebaiknya luangkan waktu untuk pergi bulan madu, kamu juga butuh diperhatiin kan."

"Siapa bilang Rian nggak perhatiin Nada buk." Suara Adrian yang kini datang menjawab.

"Yang diomongin dari tadi datang juga." Sahut ibunya Nada.

Rian yang baru datang langsung disambut Nada, pria itu mengecup kening istrinya.

"Kalau masalah bulan madu emang Rian udah rencanain buk, memang lagi nunggu waktu yang pas aja."

Mata Nada sontak melotot kaget, wanita itu bahkan tak tau rencana bulan madu apa yang suaminya katakan, atau itu cuma alih-alih basi basi semata.

"Nah begitu dong, dari awal pernikahan sampai sekarang kalian belum pernah bulan madukan." Celoteh bu Anggoro.

"Bu, sepertinya nggak perlu. Nada nggak papa. . ." Ucapannya terhenti saat Adrian mulai merangkul pundaknya.

"Sayang, kamu gimana sih. Bukannya kita udah sepakat mau bulan madukan. Tunggu sebentar lagi, saat semua job sudah selesai baru kita berangkat."

Nadapun dibuat bingung dengan ucapan suaminya, untuk apa bulan madu jika pada akhirnya Adrian tak mau di sentuh oleh dirinya.

"Lho nak Rian udah datang?" Ujar pak Anggoro. "Lewat mana kok nggak kedengeran suara mobilnya ?"

"Rian naik ojek online pak, biar pulangnya nanti bisa bareng Nada, soalnya Nada bawa mobil sendirikan kesininya."

"Oh gitu, yaudah ayo keruang makan pasti capek banget habis kerja langsung kesini."

Adrianpun mengikuti ayah mertuanya itu, sedangkan Nada dan ibunya mengikuti dari belakang.

Diruang makan, Nada dan ibunya sibuk menata lauk dan kue diatas meja sedangkan ayahnya sedang sibuk mengobrol dengan Adrian. Suaminya memang selalu nyambung saat ayahnya mengajak ngobrol, nggak ada kata sungkan atau malu-malu kucing istilahnya. Adrian sudah layaknya anak bukan kayak mantu.

It's So HurtfullTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang