Chapter 5

0 0 0
                                    

H-1 acara pensi akan dilaksanakan. Semua sudah siap dengan penampilan dari masing-masing pengisi acara. Pemasangan panggung sudah hampir rampung dan setelah itu akan diadakan gladi resik oleh seluruh pengisi acara.

Zeline selaku ketua panitia terlihat sibuk kesana kemari menghubungi setiap koordinator.

Langkahnya berhenti di depan ruang eskul musik. Mengetuk pintu beberapa kali hingga ada seruan untuk masuk dari seseorang yang berada di dalam sana.

"Zeline," sapa Kenan ketika mengetahui orang yang mengetuk pintu adalah Zeline.

Zeline hanya tersenyum sekilas membalas sapaan Kenan.

Lain halnya dengan dua orang yang berada di dalam ruangan itu. Naren dan Vano hanya mengabaikan kehadiran Zeline. Terlalu malas meladeni cewek itu, pikir mereka.

"Gimana Ke? Semuanya udah ok?" Tanya Zeline kepada Kenan. Netranya hanya fokus pada lawan bicaranya.

"Shilla tadi pagi kecelakaan, lukanya lumayan parah. Sementara besok dia bakal nyanyi sama Naren di acara pembuka. Sampe sekarang kita belum dapet penggantinya. Waktunya terlalu mepet buat ngerubah semuanya." Jelas Kenan. Terlihat ada kegusaran di mata nya.

"Gak ada pengganti yang lain? Atau kandidat yang kalian usulin buat gantiin Shilla?"

"Gak ada Zel. Naren nyaranin buat ajak Rania, tapi dia bakal nari buat acara penyambutan, waktunya terlalu berdesakan. Kasian buat Rania nya, pasti nanti gak keburu."

Mendengar penjelasan dari Kenan, dengan segala keputusan yang bersarang di kepalanya, Zeline mengatakan sesuatu yang sangat sulit untuk diterim oleh Naren dan Vano.

"Gue bisa gantiin Shilla buat besok!" Kalimat dengan nada tegas itu keluar begitu saja dari mulut Zeline.

Naren dan Vano seketika berdiri mendengar ucapan Zeline. Keduanya kompak menolak.

"Gue gak mau!" Tegas Naren.

"Gue juga gak setuju dia gabung sama kita." Vano ikut menimpali.

"Gak usah cari kesempatan dalam kesempitan cuma buat deket sama gue! Gue paling gak suka sama orang yang suka cari perhatian sana-sini." Kalimat tajam itu berhasil keluar dari mulut Naren, sekaligus mengundang atensi Zeline untuk menatap Naren dengan pandangan yang sulit dibaca.

"Gak usah gila Zel. Gue tau Lo itu sibuk. Jadi gak mungkin Lo ada waktu buat latihan sama kita, apalagi sekarang waktunya mepet." Ucap Kenan yang juga tidak setuju atas usulan Zeline.

"Gue stay disini sampe besok pagi. Jadi gue bisa latihan sama kalian sampe malem."

"Tapi kalo kalian nolak, mau nggak mau kalian harus merubah rencana kalian untuk acara pembuka nanti." Jelas Zeline memberikan masukan lain yang sama saja berat bagi mereka.

"Gue tunggu keputusan Lo, Kenan." Zeline melangkahkan kakinya meninggalkan ruang musik.

###

"Pokoknya gue gak mau cewek itu gabung sama penampilan kita besok. Mending kita rubah rencana kita." Ujar Naren kepada Kenan dan Vano.

"Kita gak mungkin rubah rencana kita, Ren! Waktunya udah gak ada." Jawab Vano dengan tegas.

"Kita masih punya waktu malam ini sebelum besok. Gue rasa kita bisa buat ngerubah nya." Keukeuh Naren tetap pada pendiriannya.

"Lo jangan egois, Ren. Disini bukan cuma Lo doang yang terlibat. Gue gak yakin kalo kita rubah rencana awal, selain karna waktunya gak ada, performa kita buat besok juga bakal turun." Balas Kenan.

"Jadi kali ini, gue mohon sama Lo. Turunin sedikit aja rasa gengsi Lo. Bukan buat gue, tapi buat kita semua, buat eskul musik juga." Pinta Kenan kepada Naren.

ZELINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang